Unordered List

6/recent/ticker-posts

Berakar Pada Keraguan

Di dalam rumah ibadah itu Yesus memulai mengajar dan bahkan bersoal jawab dengan para ahli Taurat. Semua mata yang melihat pola pengajaran Yesus menjadi kagum akan apa yang dikatakan-Nya. Dalam kekaguman itu, seakan mereka (para ahli Taurat) mempertanyakan tentang-Nya. “Bukankah Ia ini anak Yusuf?” Pertanyaan yang berakar pada keraguan para ahli Taurat tentang Yesus bisa dipahami karena Yesus tidak pernah belajar secara khusus tentang kitab Taurat. Kesadaran para ahli Taurat terusik dan kehadiran Yesus menjadi ancaman bagi mereka yang selama ini memonopoli pengajaran tentang kitab Taurat. Kehadiran Yesus menjadi jembatan nyata penghubung antara perjanjian lama dan perjanjian baru yang berpuncak pada diri-Nya. “Kepada-Nya diberikan kitab nabi Yesaya dan setelah dibuka-Nya, Ia menemukan nas, di mana ada tertulis: “Roh Tuhan ada pada-Ku, oleh sebab Ia telah mengurapi Aku, untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang yang telah mengutus Aku.” Yesaya, seorang nabi yang meramalkan tentang kedatangan Yesus dan Yesus sendiri menjumpai nas yang ditulisnya pada ribuan tahun silam. “Seorang perempuan muda akan melahirkan seorang Mesias.” Demikian ramalan Yesaya akan kedatangan Mesias. Kehadiran Mesias untuk menyampaikan kabar suka cita dan kabar suka cita itu menembus telinga orang-orang buta. Warta suka cita itu juga menegakkan mereka yang lumpuh, untuk kembali berjalan. Kehadiran Yesus menjadi penyelamat umat manusia, sebuah misi yang melampaui logika manusia. Sebagai Mesias, Ia datang bukan untuk diri-Nya sendiri tetapi ada keberanian untuk keluar dari diri dan berpihak pada umat manusia. Kemesiasan menjadi bermakna ketika Ia berani kehilangan diri-Nya untuk umat manusia. Injil Lukas 4:14-22a mengajak kita untuk memahami makna kekatolikan kita. Ketika kita dibaptis, tidak hanya diterima secara resmi menjadi anggota Gereja tetapi juga menerima “imamat awami” untuk menyampaikan kabar gembira dari Yesus kepada orang-orang yang belum mengenal Yesus maupun mereka yang sudah mengenal Yesus. Misi utama Yesus yakni mewartakan Kerajaan Allah, dan dalam proses untuk mewujudkan kerajaan Allah, Yesus melakukan tindakan, yakni mengadakan mukjizat. Sebagai pengikut Yesus, kita pun mewartakan Kristus dan ajaran-Nya dan memperlihatkan tindakan baik Yesus melalui cara hidup kita yang baik dan benar. Hanya dengan berbuat baik, kita sedang membumikan pesan cinta kasih Kristus, sebuah warisan berharga.***(Valery Kopong)

Posting Komentar

0 Komentar