Unordered List

6/recent/ticker-posts

Harapan Positif Revitalisasi Bahasa Manggarai

 Harapan Positif  Revitalisasi Bahasa Manggarai 


Jakarta, 

Dosen Linguistik Universitas Indonesia - Jakarta, Dr.  Fransiskus Asisi Datang,  mengatakan harapan baik adanya revitalisasi bahasa Manggarai  di tengah arus gempuran penggunaan media sosial dikaitkan dengan pemanfaatan literasi di Manggarai. 


‘’Saat ini terlihat  semakin meningkatnya kesadaran  menggunakan bahasa Manggarai bahkan dalam platform aplikasi WhatsApp (WA) grup. Ketika dalam pemakaian bahasa Manggarai itu ada kekeliruan maka ada yang memberikan koreksi. Tidak hanya itu dalam penelitian di wilayah Manggarai  beberapa usaha ekonomi  seperti di Labuan Bajo misalnya, kegiatan usahanya itu diberi nama /label menggunakan bahasa setempat,’’ demikian dikatakan Fransiskus Asisi Datang ketika menjadi nara sumber pada webinar  “Literasi Manggarai di Persimpangan Jalan” dimoderatori, Siktus Harson, Founder Lima Pilar Foundation, juga wartawan senior UCA News, Sabtu (29 Mei 2021).





Kegiatan tersebut dilaksanakan wadah Lima Pilar Foundation  menghadirkan pembicara Dr.  Marianus Tapung M.Pd (Dosen Unika St Paulus Ruteng, NTT) Mikhael Ambon (pegiat Literasi di Manggarai) , Tarsisius Gantura (pegiat literasi baca level dasar, editor majalah anak, CIA- Jakarta dan penulis tetap limapilar.org). 


Dikatakan, bahasa Manggarai dibandingkan dengan kabupaten Alor maka Manggarai memiliki keragaman sedikit maka potensi musnahnya suatu bahasa sangat kecil jika dibandingkan dengan keragaman bahasa di wilayah-wilayah lain. Adanya revitalisasi bahasa Manggarai  dalam penggunaan nama beberapa usaha ekonomi menjadi indikasi adanya kesadaran masyarakat menggunakan bahasa Manggarai semakin meningkat. 


Dr. Marianus Mantovanny mengatakan munculnya keterlibatan para pegiat literasi di Manggarai merupakan suatu hal yang baik perlu diapresiasi. Ia mengatakan, kehadiran pegiat literasi perlu didukung dengan memberikan perhatian dan melalui keterlibatan mereka bisa membuat jejaring dengan pemerintah pusat, provinsi dan kabupaten untuk menunjang kemajuan literasi di Manggarai. “Maka di sini  perlu ada komitmen, komunikasi yang baik  untuk pembangunan peradaban Manggarai,’’ katanya. 


Sebagai sarana untuk memotivasi budaya membaca di Manggarai maka perlu dilakukan penyediaan bahan baca, pelayanan waktu membaca yang juga disesuaikan dengan kelompok umur. Selain itu antara orangtua, para pendidik di sekolah untuk selalu bersinergi guna membudayakan tradisi membaca itu, misalnya dengan ikut membangun dan memberi perhatian pendirian taman bacaan atau ruang perpustakaan.  


Adanya animo kaum milenial dengan berita digital yang kerap terjebak berita hoax, Mantovanny menilai kondisi ini  harus diatasi dengan cara edukasi yang terus - menerus dilakukan dengan harapan terus meningkatkan cara berpikir kritis mengantisipasi berita hoax yang semakin meluas. 


Tarsisius Gantura ketika menyampaikan materi tentang literasi mengatakan adanya dampak yang terjadi jika literasi rendah. Ia menduga jika kurang dalam literasi membaca besar kemungkinan terjebak dan bahkan menjadi bagian dari penyebar hoax. Untuk itu ia mengatakan perlunya memperkuat mulai dari menyerap ,  mengolah sampai dengan menyajikan suatu informasi. Yang paling utama dalam menyajikan informasi diperlukan cek ricek terhadap setiap informasi yang diperoleh. 

Sementara itu Mikhael Ambon, pegiat literasi dan pengelola taman bacaan Tali Kasih mengharapkan kerja sama antara guru di sekolah juga para orangtua untuk terus meningkatkan budaya membaca di Manggarai. Harapan itu tentu beralasan karena seperti disajikan UNESCO minat baca masyarakat Indonesia yang dibandingkan dengan negara lain Indonesia menempati  urutan ke-64 dari 65 negara soal budaya membaca. ***  Konrad R. Mangu







Posting Komentar

0 Komentar