Unordered List

6/recent/ticker-posts

Kemerdekaan Belajar

 

Ketika memperingati hari pendidikan nasional, 2 Mei 2021, Kementerian Pendidikan mempromosikan “Serentak Bergerak, Wujudkan Merdeka Belajar” sebagai bagian penting dalam menggaungkan semangat, sebelum memasuki tahun pelajaran yang baru. Merdeka dalam belajar sebagai “roh penggerak” dunia pendidikan tetapi masih dalam proses pemaknaan. Banyak pertanyaan yang muncul terkait makna terdalam dari “merdeka dalam belajar” itu. Tetapi jika kita pelajari dalam sepak terjang proses pembelajaran selama ini, kemerdekaan dimaknai sebagai kebebasan para guru dan  siswa untuk mencari referensi dalam proses pembelajaran secara daring. Dengan bekal kebebasan untuk mencari referensi dalam mendukung kegiatan belajar ini maka secara tidak langsung, mau menunjukkan bahwa guru dan siswa/siswi berani memasuki “rimba pengetahuan umum” dalam peletakan dasar pendidikan menjadi lebih kuat.

Memang, banyak kalangan, termasuk orang tua cukup banyak yang pesimis tentang arah pendidikan di masa pandemi ini dan bagaimana output yang dihasilkan dari proses pembelajaran jarak jauh dengan menggunakan media sebagai sarana utama dalam membuka kelas online. Pesimisme itu wajar tetapi jika dilihat dari sisi lain, ada kemandirian belajar seorang anak dan bagaimana tanggung jawab seorang siswa untuk bisa belajar secara tuntas dari materi-materi yang disajikan itu. Belajar, dalam artian yang lebih luas dimaknai sebagai proses mencari secara terus-menerus dan tanpa dibatasi oleh ruang dan waktu.

Pada momentum covid 19, kebebasan belajar melampaui ruang dan waktu sedang terlaksana. Peristiwa ini juga akan membuktikan kualitas diri para pendidik dan bagaimana guru berinovasi untuk “terjebur” dalam lautan tuntutan zaman. Guru yang terus berinovasi dan selalu membuka diri terhadap tuntutan zaman akan dengan mudah menghadapi situasi ini tetapi guru yang tetap berpegang pada sistem klasikal dalam pola pembelajaran sebelum diterpa Corona maka ia (guru) akan mengalami stress ketika berhadapan dengan situasi pembelajaran jarak jauh secara daring. Tidak hanya guru, banyak murid pun mengalami situasi yang sama, terutama anak-anak kurang mampu dan minim memiliki peralatan pendukung kegiatan belajar secara daring.  

Dari situasi pembelajaran secara daring ini dan munculnya slogan “Serentak Bergerak, Wujudkan Merdeka Belajar” pada memperingati hari pendidikan nasional, barangkali dimaknai sebagai gerak bersama untuk memulai sekolah tatap muka. Permulaan sekolah tatap muka dilihat sebagai gerak bebas sebagai bentuk negasi terhadap pola pembelajaran secara daring, di mana guru dan siswanya masih terkurung dalam rumah masing-masing. Dengan slogan ini menjadi pemicu untuk keluar dari rumah masing-masing dan boleh berjumpa dalam ruang-ruang kelas. Merdeka belajar memberikan spirit baru untuk beradaptasi dengan lingkungan sekolah yang sudah lama ditinggalkan. Merdeka belajar juga memberikan sebuah kewaspadaan pada pihak sekolah untuk men


gatur tata kelola pembelajaran di tengah situasi pandemi yang belum tahu kapan berakhirnya. Kita diajak untuk bebas merdeka, terutama merdeka dalam belajar dan merdeka untuk berpihak pada penanganan pandemi dengan tetap menjaga kesehatan sebagai sesuatu yang berharga dalam hidup.***(Valery Kopong)

 

 

Posting Komentar

0 Komentar