Curug, gagas indonesia satu
PANDEMI covid 19 belum juga berakhir namun kondisi ini tidak menyurutkan semangat sebagian umat beriman, untuk terus bertumbuh dan mengalami kasih Tuhan melalui “Sekolah Nazareth”. Sekolah Nazareth ini adalah nama suatu kegiatan yang digagas Komunitas Pria Katolik, (KPK) -- suatu kelompok komunitas kategorial tingkat paroki Curug, Tangerang menghimpun para pria (wanita) mengikuti sekolah setiap hari secara daring. Angkatan pertama SN telah dilakukan 1 sampai dengan 30 April 2021.
Andi Janto Singgih selaku ketua KPK menjelaskan, Sekolah Nazareth (SN) dirancang untuk mengajak ‘siswa-siswi” mengenal, lebih mendalam tentang St Yosef dan keluarga kudus Nazareth. Pengenalan itu melalui retret pribadi, menjalani peziarahan spiritualitas selama 30 hari bersama santo Yusuf.
Peserta diajak mengenal ketulusan hati sosok Yusuf keturunan Daud dalam panggilannya menuruti perintah Tuhan dan bagaimana kehidupan St Yusuf dengan istrinya Maria dan putraNya Yesus dalam rumah tangganya. Selain itu sampai kepada kematiannya yang membahagiakan. “Peserta diajak mendalami, mengambil nilai keutamaan kebajikan St Yusuf yang dikenal pendiam,’’katanya.
“Peserta yang mendaftar menjadi peserta Sn akan mendapatkan kiriman setiap hari dari panitia sekolah SN. Setelah menerima kiriman materi dibaca dan direnungkan, merefleksikan materi itu kapan saja boleh pagi, siang dan malam,’’ demikian dijelaskan Andi Janto Singgih, Ketua KPK Curug, Senin ( 31 Mei 2021).
Adapun materi yang akan diterima itu mencakup tentang pribadi St Yusuf yang adalah pria yang dipilih Tuhan untuk mendampingi Bunda Maria, St Yusuf adalah pria pendiam yang hidupnya selalu menjadi panutan bagi keluarga. Selain kegiatan membaca dan merefleksikan peserta SN diberikan waktu untuk mencatat hal-hal penting sebagai nilai penting St Yusuf. “Setiap Jumat malam selama retreat dilakukan pertemuan secara virtual dan peserta diberikan kesempatan menyampaikan sharing pengalaman yang bisa didengarkan peserta lainnya,’’ jelas Andi Janto Singgih.
P. Lukas Sulaeman, OSC moderator KPK Gereja Curug, St.Helena hadir dalam acara pembukaan SN, Senin malam (31/5) mengatakan dari seluruh komunitas kategorial paroki yang paling hidup adalah KPK, walaupun kegiatannya secara virtual. SN yang disebut sebagai retret pribadi selama 30 hari bukanlah merupakan suatu hal yang mudah bagi peserta namun ini adalah jalan untuk mencapai kesempurnaan dalam hidup rohani umat beriman.
Ia menyambut baik kegiatan ini karena dengan demikian peserta SN terus mengali, menghayati spiritualitas hidup St Yusuf, meniti jalan kekudusan. Program ini semakin lengkap karena edukasi, refleksi , sharing tapi juga dalam bentuk aksi nyata berbelarasa mengunjungi Lapas Wanita Tangerang pada bagian akhir penghujung sekolah Nazareth akhir Juni nanti.
P. Sipri Smakur SSCC, peserta SN angkatan 1 mengaku melalui kesempatan berahmat itu ia boleh menghayati imamatnya. Maka ketika ia didaulat memimpin Ekaristi Kudus pembukaan SN ia mengaku belajar dari sosok St Yusuf yang rendah hati, rela tak terkenal tapi memiliki keutamaan yang layak diteladani umat beriman.
Kepada peserta yang mengikuti Misa secara daring Misa pembukaan itu RM Sipri mengajak seluruh peserta SN melewati latihan rohani , sungguh -sungguh menjauhkan sikap negatif dan tetap memilih hidup dalam Roh Kudus.
SN angkatan kedua merupakan angkatan spesial karena peserta 127 orang itu berasal dari Jakarta, Tangerang, Solo dan Bali bahkan dari luar negeri Belanda, Sydney dan Melbourne. Jumlah peserta warga binaan di Tangerang sebanyak 27 orang (Katolik dan Kristen) sehingga total 127 orang. Uniknya peserta ini juga didampingi tiga orang imam Rm. Bobby Timmerman, MSF (pastor studi di luar negeri) yang juga dikenal sebagai penulis buku tentang St Yusuf, P. John Laba, SDB ( pastor pendamping balai latihan kerja di Tigaraksa Tangerang) dan P. Sipri Smakur SSCC ( pastor yang bertugas di Skolatikat SSCC di Yogyakarta). -
Setelah Ekaristi Kudus pembukaan SN peserta angkatan 1 ikut memberikan kesaksian singkat mengenai permenungan dalam mengikuti kegaiatan selama sebulan sebelumnya. Harapannya sekiranya peserta angkatan kedua SN memberikan semangat dalam iman yang terus bertumbuh dan mengalami kasih Tuhan. *** Konrad R. Mangu
0 Komentar