Unordered List

6/recent/ticker-posts

Masa Transisi di Adonara, Ini Penjelasan Wakil Bupati Flotim

Jakarta, 

DISKUSI publik yang diselenggarakan Angkatan Muda Adonara (AMA) Jakarta, Minggu ( 30 Mei 2021) mengusung tema   “Peran Pemda Flotim dalam Penanganan Bencana Adonara 4/4/2021”. Ikut hadir  dalam diskusi publik itu Wakil Bupati Flores Timur, Agustinus Payong Boli, S.H.M.H. Setelah mendapat penjelasan dari relawan Tite Hena -Kontas  Jakarta, Andreas Soge Anggota DPRD, Yosef Paron Kabo dan Rofin Kabelen, Oi Adonara, Yami Dosinaen dan beberapa pikiran tambahan lain, berikut ini penjelasan dari wakil Bupati Flores Timur, Agustinus Payong Boli, SH. M.H. terkait  peran pemda di masa transisi ini. 


Wakil bupati ini mengawali penjelasannya  tentang badai rob yang  melanda sejumlah wilayah di Adonara dan wilayah lainnya. Rob adalah suatu kondisi di mana gelombang laut yang menimpa pemukiman atau wilayah daratan yang bisa mencapai sekitar 100  sampai dengan 200 meter. Peristiwa ini, kata Agus Payong Boli terjadi sebelum bencana hebat yang menimpa tiga wilayah terparah di Adonara. 


Selanjutnya, badai seroja menimpa Adonara, Minggu dini hari ( 4 April 2021). Banjir itu menimpa tiga wilayah pemukiman sebagai akibat curah hujan yang sangat tinggi  sehingga memporakporandakan tiga wilayah Adonara yang paling berat yakni wilayah : Waiwerang Oyangbarang dan Nelelamadiken, Ile Boleng  sedangkan di Sagu, desa Adonara tingkat kerusakan sedang dan kategori bencana ringan di desa Ile Pati dan Waipukang. Kepedihan warga saat orang-orang yang dikasihi pergi dalam suasana tragis. 


‘’Peran pemerintah kabupaten Flores Timur saya akui agak terlambat, karena memang bencana alam apapun tak satu orang pun yang bisa merencanakan. Keterlibatan yang belum optimal pada masa-masa awal ya, tapi dari waktu ke waktu kita terus melakukan perbaikan dan kita tingkatkan,’’ kata Wakil Bupati dalam zoom meeting dihadiri warga  Adonara diaspora itu. 


Dikatakan, ia sangat bersyukur di balik bencana itu justru menggugah simpati berbagai pihak termasuk para relawan yang berasal dari sejumlah tempat di Indonesia. Mereka dengan ikhlas membantu para korban bencana memilukan itu. ‘’Kondisi bencana seperti ini memang membutuhkan keterlibatan NGO, civil Society serta pihak swasta lainnya sehingga bisa membantu meringankan penderitaan para korban,’’ katanya. 


Masa transisi seperti yang dikatakan Bupati Flotim dari pasca bencana sampai dengan Oktober 2021. Selama masa itu pemerintah bersinergi mulai dari pusat dan daerah untuk membantu pembangunan 300 unit rumah rumah para korban yang paling berdampak. Sebanyak 50 unit rumah di desa Oyangbarang, 200 unit rumah di desa Saosina dan 50 rumah di desa Nelelamadiken, Ile Boleng. PT Adi Karya diberikan kepercayaan untuk membangun sarana ini dan sudah memulai pembangunannya. 


Pembangunan itu direncanakan selesai selama lima bulan, jadi antara November-Desember 2021. Meski demikian kata Agus Payong , pimpinan Adhi Karya sendiri yang memastikan rumah sebanyak itu akan rampung sekitar 3-4 bulan. Sementara itu korban bencana banjir di daerah Waiwerang dan sekitarnya  menempati hunian sementara (huntara) di desa Waiburak dan Saosina.

 

Ketika sedang menunggu rampungnya pembangunan rumah,  bagi para korban dipastikan akan menerima uang sebagai biaya  yang diatur secara teknis instansi terkait, sehingga mereka bisa memenuhi kebutuhan selama berada di huntara itu. 


Selain rumah, lanjut Agus Payong Boli, sarana infrastruktur menjadi perhatian pemerintah. Misalnya jalan dan jembatan yang mengalami kerusakan akibat badai rob dan bencana seroja itu. Dikatakan, banyak jalan dan jembatan rusak khususnya di wilayah Adonara Barat. Kerusakan itu ada kategori berat dan ada juga kategori  sedang dan itu sebagai akibat curah hujan tinggi yang mengakibatkan jalan yang tidak bisa dilewati.


Wakil Bupati menyebut jalan dari Waiwadan sampai dengan desa Danibao juga mengalami kerusakan. Kemudian dari daerah Waiwadan dengan desa Watubayo juga mengalami kerusakan. Sementara satu-satunya kecamatan yang hanya sedikit terkena dampak adalah wilayah Kecamatan Witihama. Pembangunan jalan dan jembatan di wilayah itu menggunakan anggaran APBD tahun 2021 dan murni APBD tahun 2022. 


Meski demikian pembangunan ini juga akan disesuaikan dengan kondisi keuangan daerah. Maka tidak mungkin pembangunan ini dengan dana pemda Flotim saja tapi juga provinsi bahkan pemerintah pusat. Perbaikan sarana jalan ini mutlak diperlukan karena dengan adanya jalan dan jembatan ekonomi masyarakat terus bergerak, mobilisasi barang jasa semakin meningkat lalu jasa, barang dan desa semakin lancar maka ikut membantu  kehidupan ekonomi masyarakat. 


“Sehubungan dengan pemanfaatan dana saya perlu menegaskan pemotongan DAU sebanyak 8 % itu adalah termasuk penanganan covid 19 secara nasional, sehingga pemberitaan lewat media daring dan cetak bahwa itu hanya daerah saja tapi itu nasional. Maka keuangan yang dimanfaatkan itu dikelola pusat,’’ kata Agustinus Payong Boli yang mengharapkan agar masyarakat perlu memahami hal ini. 


Berbagai pihak mengatakan pemda lalai dan alpa dalam bencana, Agus Payong Boli kurang menerimanya. Yang namanya alpa itu berarti tidak sama sekali sementara Pemda Flotim walaupun terlambat kita tetap dan terus menerus melakukan pelayanan masyarakat sehingga akan lebih baik. “Persoalan pimpinan daerah yang terlambat datang ke lokasi, itu juga bersamaan dengan tugas Bupati di daerah yang lain, kecuali “bupatinya” ada delapan”, kata Agustinus. 


Sebagai  Wakil Bupati Flotim  ia juga wajib meluruskan berita-berita yang tidak tepat, isu-isu yang ramai beredar di media sosial. Ia menilai masyarakat perlu dengan cermat menyaring setiap informasi yang diperolehnya, jangan sampai menerima informasi yang setenga-setengah lalu informasi itu dipercaya begitu saja, bahkan informasi hoax yang justru menyudutkan dan menyerang pihak lain. 


Informasi yang mempersoalkan dengan rekening Bupati Flotim, keterbukaan laporan keuangan yang merupakan aliran dana dari masyarakat akan disampaikan kepada publik sehingga seluruh masyarakat akan mengetahuinya dengan baik. 


Berbagai keluhan warga masyarakat Adonara diungkapkan dalam forum diskusi daring itu. Ada banyak keluhan ada juga pujian yang dialamatkan kepada seluruh relawan dari berbagai daerah namun yang pasti semua kekurangan yang bukan untuk saling menjatuhkan tapi saling melengkapi, membantu para korban yang sungguh mendapatkan kepedulian kita. *** Konrad R. Mangu


Posting Komentar

0 Komentar