Unordered List

6/recent/ticker-posts

Pastor Amatus Witak, Pr : Gereja Katolik Witihama Tidak Tinggal Diam

Witihama, Gagas Indonesia Satu.com 


JUMLAH kasus pandemi covid 19 secara nasional semakin meningkat. Di wilayah Jakarta  misalnya sebagai barometer penanganan covid akhir-akhir ini mengalami kondisi yang mendapat perhatian serius. Informasi yang dihimpun dari daerah jumlah kasus covid cenderung mengalami peningkatan. Pemerintah dan seluruh masyarakat bersama-sama melakukan upaya untuk menangani kasus ini. Lantas bagaimana dengan kondisi covid 19 di wilayah Paroki Bunda Pembantu (BPA) Witihama - Kecamatan Witihama, Adonara? Menurut Kepala Paroki BPA Witihama, Pastor Amatus Witak, Pr gereja Katolik secara umum, atau tidak tinggal diam  untuk menangani pandemi covid 19  agar pandemi ini tidak meluas. 


                                                         Rm AMATUS WITAK Pr

‘’Misi gereja adalah terus-menerus menanamkan nilai  agar umat menghargai hidupnya juga hidup bersama anggota keluarga, masyarakat lainnya,’’ demikian Pastor Amatus Witak, Pr kepada penulis, lewat WhatsApp menjawab pertanyaan bagaimana menghadapi kondisi pandemi covid 19, di tengah pelayanan pastoral bersama umat di wilayah Witihama, Adonara, NTT, Jumat ( 25 Juni 2021). 


Selama masa pandemi covid 19, kegiatan peribadatan pelayanan sakramen  umat tetap dilakukan  dan tentu saja tetap memperhatikan  protokol kesehatan . Di gereja Bunda Pembantu Abadi (BPA) Witihama, pintu masuk gereja disiapkan hand sanitizer yang digunakan umat setiap kali memasuki gedung gereja. Tidak hanya itu di dalam ruang gereja tempat duduk diatur jarak antara satu umat dengan yang lainnya. 


Lebih lanjut dijelaskan, meski anjuran tetap menggunakan masker  tapi masih ada umat yang tidak mau memakainya. Kalau pun masker itu dipakai pemakaiannya terlihat tidak sempurna. “Kami tetap dan terus-menerus mengimbau sehingga umat tetap mematuhi protokol kesehatan dan bisa menekan penularan covid 19 di wilayah ini,’’ tegas pastor asal Lembata ini. 


Sesuai dengan pengamatannya, umat yang berada di stasi lingkar luar, kesadaran menggunakan masker  belum terlalu optimal  atau masih rendah  sehingga kebiasaan menggunakan masker terus-menerus disuarakan. Mungkin kalau agak keras dikatakan terlihat masih “masa bodoh’  dengan anjuran penggunaan masker. Dan untuk itu, gereja tetap fokus menegaskan , menganjurkan kepada seluruh umat menaati protokol kesehatan. 


Faktanya pandemi covid 19 masih ada di sekitar kita, maka dengan menaati protokol kesehatan kemungkinan buruk tidak akan mengancam diri kita dan masyarakat pada umumnya. “Komitmen gereja sangat jelas bersama seluruh anggota gereja bersama-sama menaati anjuran pemerintah jaga jarak, cuci tangan, agar virus ini cepat berlalu,’’ kata imam kelahiran Ile Ape ini. ***  Konradus R, Mangu 


Posting Komentar

0 Komentar