SEWAKTU masih kecil Yuniken Susanti Wijaya (12 tahun) bercita-cita menjadi seorang dokter. Niat ini mulai ada sejak ia masih duduk di kelas satu SD. Alasannya bahwa menjadi dokter ia bisa membantu atau menolong orang yang sedang sakit dan menyembuhkan mereka yang betul-betul ingin sembuh dari sakitnya. Cita-cita mulia ini ia ingin meraihnya. Namun setelah berjalannya waktu cita-cita Yuniken berubah, ia ingin menjadi seorang guru. Guru yang bisa mengajar orang lain sehingga bisa pintar dalam menjalani kehidupan.
Tentang cita-cita itu bukan hanya diucapkan saja namun Yuniken buktikan dengan menunjukan belajar tekun. Ia selalu rajin belajar sejak kelas satu sampai dengan enam (6) SD Setia Bhakti. Ia senantiasa memanfaatkan waktu, membaca, menulis mengulang semua materi pelajaran diajarkan oleh guru di sekolah.
Ia mengaku tidak memiliki cara khusus dalam belajar tapi ketika ia sedang belajar ia selalu fokus dengan apa yang dibaca. “Saya hanya menerapkan cara belajar yang biasa - biasa, ketika membaca lalu berusaha untuk tetap ingat, lalu mami saya membantu untuk bertanya setelah saya belajar,’’ kisah Yuniken, di Jl Kisamaun No 171 Tangerang, Jumat (11 Juni 2021).
Cerita mengenai cita-cita kali ini Yuniken mengatakan justru menjadi lebih banyak, bahkan sangat menjulang. Kalau dulu saya ingin jadi dokter, guru, sekarang menjadi banyak pilihan. Yuniken mengatakan ia ingin menjadi seorang penerjemah khususnya menerjemahkan dalam ke bahasa Mandarin. Selain itu ia ingin menjadi direktur perusahaan terkenal. Menurutnya perusahaan apa saja yang penting perusahaan besar di mana dalam perusahaan besar itu menggunakan komunikasi berbagai bahasa termasuk Mandarin.
Di sekolahnya yang beralamat di Jl. Kisamaun 171 Tangerang itu sangat terkenal dengan pelajaran bahasa Mandarin selain Inggris dan Jepang. Lembaga pendidikan milik organisasi sosial keagamaan itu sangat concern dengan bahasa Mandarin. Justru dengan bekal belajar aneka bahasa ini menjadi modal bagi Yuniken untuk bisa bekerja di perusahaan yang menggunakan bahasa termasuk Mandarin.
‘’Akhir-akhir ini saya jadi senang bahasa Mandarin. Dan saya membuktikan nilai-nilai Bahasa Mandarin selalu baik. Bukan soal siapa guru yang mengajar selalu menyenangkan tetapi ia merasa dengan mempelajari Mandarin baginya sangat keren kalau ia bisa melakukan percakapan dalam bahasa Mandarin dengan siapa saja,’’ kisah Yuniken.
Anak pertama dari David Wijaya dan Rina Sasmita ini, memang dikenal sangat pintar bidang akademik. Buktinya sejak TK sampai dengan SD Setia Bhakti, ia selalu menjadi juara kelas. Dan tahun ini 2021 lagi-lagi Yuniken mencatat prestasi gemilang, menjadi juara 1 menyisihkan 28 temannya di kelas enam SD Setia Bhakti. Pemberian penghargaan dilakukan di SD Setia Bhakti dalam acara Graduation Day, Sabtu 12 Juni 2021.
Pelajaran yang paling disukai Yuniken adalah Bahasa Mandarin. Setiap kali ada perlombaan yang berhubungan dengan Mandarin, Yuniken pasti ikut dalam kegiatan tersebut. Sedangkan kesukaan Yuniken lainnya adalah menari, walaupun menari bukan menjadi hal yang prioritas tetapi hanya menyalurkan hobi. Ia bersama tiga teman lainnya mempersembahkan tarian bertema “guru” saat Graduation Day di sekolahnya.
Prestasi gemilang yang dicapai menurut Yuniken merasa senang dan bangga karena perjuangan selama ini belajar dengan tekun akhirnya membuahkan hasil. Senang karena bisa melanjutkan ke jenjang SMP Setia Bhakti, yang merupakan lembaga yang tetap memberikan pelayanan pendidikan terbaik meski dalam kondisi pandemi covid 19. Selamat Yuniken atas prestasi gemilang, semoga menjadi inspirasi bagi teman - teman lainnya. *** Konradus R. Mangu
1 Komentar
sangat memberikan inspirasi untuk adik-adik kelasnya di SD Setia Bhakti
BalasHapus