Unordered List

6/recent/ticker-posts

Cinta Beda Agama,Putus Atau Lanjut?

  



PEMBICARAAN yang bertema cinta atau asmara biasanya asyik bagi mereka yang sedang melewati masa – masa pacaran. Namun ketika menjalani pacaran dengan beda agama, mungkin ini menjadi masalah tersendiri bagi orang yang sedang menjalani.

 

Tepatnya, Sabtu (17 Juli 2021) diadakan acara bertajuk Ngobras (ngobrol bareng santai) diikuti sekitar 93 Orang Muda Katolik (OMK) di Paroki Cilandak Gereja Santo Stefanus juga orang muda berasal dari paroki lain di wilayah KAJ. Yang menarik dan seru kegiatan yang dilakukan dengan aplikasi zoom ini mengusung tema “Cinta Beda Agama,Putus Atau Lanjut”.

 

Hadir sebagai pembicara RD Anton Baur Asmoro, Pr yang adalah dosen STF Driyarkara. Menurutnya, tidak jarang kita melihat, pacaran anak muda yang telah berlangsung lama berujung pada putusnya hubungan mana kala hendak berlanjut ke jenjang pernikahan, karena persoalan beda agama.

 

Soal pernikahan beda gereja, yakni antara Katolik dan orang gereja lain, dianggap sah jika kedua pasangan telah dibaptis Trinitarian (dibaptis dalam nama Bapa, Putera, dan Roh Kudus).Terutama dalam Gereja Katolik, pernikahan bersifat monogami eksklusif dan tak terceraikan seumur hidup. Selama dalam pacaran ada tahap pertimbangan.Maklum,agama adalah urusan yang sangat sensitif dan sangat fundamental di Indonesia.

 

Saling belajar

Anton Baur mengatakan dari segi waktu cepat atau lambat, harus mengakui masing-masing memiliki filosofi yang berbeda dalam kehidupan. Misalnya seorang pemuda yang kesukaan berhutang namun sebagai wanita (pacar) tahu dan merasa yakin pacarnya itu suatu saat nanti akan berubah .

 

Fakta bahwa salah seorang pasangan dari KTP agamamu tercantum dengan jelas, tapi bagaimana dengan kedalaman spiritualmu?Jangan sampai kalau ditanya orang kenapa kamu memeluk agama tersebut, jawabanmu hanya “Karena dari kecil agamaku itu,”.

 

Bukan berarti kamu akan pindah ke agamanya atau ia akan pindah ke agamamu, tapi paling tidak keduanya saling mau membuka diri pada hal yang sangat bermakna bagi pasanganmu.

 

Meskipun beda agama, kalian harus sama-sama tahu seberapa usaha atau pengorbanan yang akan kalian berikan untuk menjalani hubungan ini. Sudah lama jalan bareng tiba-tiba dia baru bilang bahwa dia hanya akan mau lanjut denganmu kalau kamu pindah agama.

 

Kalau jatuh cinta itu serasa dunia milik berdua dan dunia begitu indah.Tidak direstui orang tua merupakan hal biasa.Kita harus punya teman ngobrol seperti orangtua,romo atau teman kamu.Tapi kamu perlu tahu, tujuan kamu berpacaran ialah menatap masa depan.Kalau sudah nyaman mata hati sudah tertutup dan dijalankan dengan bunga-bunga yang indah.

 

Seiman

Yang dimaksud seiman ialah satu iman dalam Yesus Kristus. Sebelum tambah dekat kaum muda harus lebih cermat dalam hal ini. Kalaupun berbeda agama, salah satu diantara pasangan tersebut harus ada yang mengalah.

 

Orang menikah itu tidak hanya 1-2 hari melainkan bagaimana “cinta” tersebut mempunyai dasar yang teguh, yaitu percaya kepada Yesus Kristus. Iman itu yang membantu kita sebagai orang muda Katolik untuk bertindak. Begitu juga dengan pernikahan yang tidak boleh berdasarkan dua iman. Kalau kita sebagai orang muda Katolik mengatakan aku cinta kamu harus dilandasi dengan ungkapan yang jelas,’’ kata pastor Asmoro.

 

Dalam Kitab Suci: 1 Yohanes 4:7 “Saudara-saudaraku yang terkasih, marilah kita saling mengasihi, sebab kasih itu berasal dari Allah; dan setiap orang yang mengasihi, lahir dari Allah dan mengenal Allah.

 

Kepada siapapun, marilah kita menyebarkan kasih sukacita. Kalau di luar negeri kita dinamakan Christianity.Kalau kamu mengabaikannya, kamu akan berurusan dengan Tuhan.Manusia itu rapuh,punya ego,’’ katanya.

 

Kalau kamu berpacaran dengan orang beda agama, tentu saja karakternya sudah sangat pasti akan berbeda. Dalam kitab Tobit  8:4-8. Kisah Tobit itu punya anak bernama Tobiah menikah dengan Sarah. Sarah mempunyai kuasa kegelapan yang menyebabkan laki-laki mati.Tobiah mempunyai pelindung bernama Malaikat Rafael.

 

Jangan sampai terlanjur cinta. Sehingga membuatmu harus rela melepaskan agama yang telah kamu anut selama puluhan tahun. Pada mulanya Tuhan menciptakan Adam dan Hawa menjadi penolong, ada wanita dan laki-laki untuk saling saling mengisi,’’ katanya .

 

Perlu dipahami apa tujuan menikah ialah yang adalah hidup bersatu dengan orang yang dicintai. Sebagai anak muda nafsu kadang-kadang berhenti pada tahap eros atau cinta emosional. ‘’Maka konsep mencintai perlu disertai dengan hati yang benar dan didalamnya ada buah-buah roh yang berakar kepada kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran,penguasaan diri,kemurahan, kelemahlembutan, kesetiaan dan kebaikan (Galatia 6:22).

 

Bagi kamu yang telah beranjak dewasa, tinggalkanlah cinta monyet ini.Tips untuk menjalin cinta anak muda:buatlah tanda salib,kenali siapa yang kamu cintai, pastikan tujuanmu dan tentukan langkahmu.Tuhan memintamu untuk serius ketika pacaran.Ada cinta yang perlu diperjuangkan sebagai komitmen.Tuhan tidak suka ketika kamu main-main dalam pacaran.

 

Cinta itu utuh satu dengan satu laki-laki dan satu perempuan.Terlebih lagi jika kamu pacaran dengan orang yang berbeda agama. Cinta yang disetujui itu bukan hanya sebagai pernikahan adat saja dan harus disertai dengan sakramen pernikahan.

 

Saat pacaran, kamu berharap pasanganmu pindah untuk mengikuti sejarah agama Katolik. Pernikahan yang berbeda agama berbicaralah dengan salah satu pihak yang berbeda agama itu. Memang dalam kehidupan bernegara semua orang diberi kebebasan menganut agama yang kita yakini. Misalnya Islam, Kristen, Katolik, Buddha, Hindu, maupun Konghucu.

 

Kendati demikian pastor ini menyarankan senbagai orang muda bergabunglah di komunitas-komunitas Katolik anak muda di Indonesia. Agar tidak terjatuh kepada kesalahan yang sama, coba teguhkan imanmu pada Tuhan. Jangan takut untuk memulai hidup yang baru dan membangun relasi yang baik. Tidak salah juga jika kamu minta dianugerahi pasangan yang seiman,’’katanya.

Lantas sebagai Orang Muda Katolik (OMK) bagaiamana sikapmu menghadapi fenomena pacaran benda agama?. ***(Susan Sandy)

Posting Komentar

1 Komentar