Unordered List

6/recent/ticker-posts

K E C E W A

  

                                                  Pastor Peter  Tukan,  SDB 

Tema renungan kita pada hari ini ialah: Kecewa. Ada seseorang menulis “KECEWA” dengan huruf besar dan ukuran besar pada dinding media sosialnya. Tulisan itu ditambah dengan beberapa simbol stiker yang memperkuat perasaannya itu. Dalam waktu yang tidak begitu lama, yaitu sekitar 30 menit, dinding media sosialnya sudah dibanjiri oleh berbagai reaksi berupa suka, tidak suka, komentar dan aneka perhatian lainnya. Ia sungguh merasa bahwa banyak orang memberinya perhatian.

 

Kecewa itu bagian dari diri kita dan setiap orang memilikinya. Keadaan kecewa setiap orang berbeda-beda karena bergantung pada banyak faktor. Mungkin ciri-ciri kecewa yang universal bagi semua orang ialah misalnya sedih, marah, jengkel, kesal, putus asa, sakit hati, terpukul, malu dan lain-lain. Yang jelas, kecewa membuat seseorang mengalami suasana batin dan semangat hidup sedang menurun.

 

Dari antara banyak sebab yang membuat kita kecewa, faktor orang tidak mengapresiasi atau menghargai kebaikan yang kita perbuat, merupakan sesuatu yang sering kita alami. Apresiasi adalah sama dengan menyambut, mengindahkan, menghormati, mendukung dan memberikan perhatian. Sikap yang sangat mirip dengan ini ialah bersyukur. Orang yang bersyukur akan menunjukkan bahwa kebaikan yang ia peroleh itu dijaga, disayangi, dihargai, dipelihara dan dikembangkan.

 

Ada banyak contoh. Dari bacaan-bacaan hari ini, ada tiga contoh. Pertama ialah Musa kecewa karena kerja dan pengorbanan orang Israel sebagai hamba tak diapresiasi oleh orang Mesir, bahkan orang-orang Yahudi dipukul, disiksa dan direndahkan. Raja Mesir kecewa atas tindakan Musa yang mengambil jalannya sendiri, menghakimi semau dia, membunuh orang Mesir yang bertindak brutal atas orang Yahudi. Musa tak menyadari bahwa ia telah diselamatkan dan dibesarkan oleh Kerajaan Mesir. Yesus Kristus kecewa atas kota-kota yang telah menerima semua kebaikan dari-Nya tetapi tidak punya niat untuk bertobat. Ada banyak contoh lain yang mirip seperti dan ada di dalam pengalaman-pengalaman kita semua.

 

Rasa kecewa karena tidak ada apresiasi dan sikap bersyukur ini diungkapkan dalam berbagai bentuk antara lain marah, teguran, peringatan bahkan hukuman. Tidak ada yang salah tentang itu, sejauh sebagai tindakan untuk menyadarkan, mengingatkan dan membawa orang kembali kepada sikap bersyukur dan memberikan apresiasi. Tetapi hal ini akan menjadi bermasalah bahkan sebagai kesalahan jika kecewa ini mendorong orang untuk balas dendam, rencana jahat, melancarkan konflik dan perang. Kita hendaknya menggunakan rasa kecewa untuk suatu maksud yang baik.

 

Marilah kita berdoa. Ya Bapa maha kuasa, kami bersyukur dan berterima kasih kepada-Mu atas karunia kehidupan di hari yang baru ini, di mana kami memiliki segala kesempatan untuk memberikan kesaksian dalam iman, kasih dan pengharapan sehingga kemuliaan-Mu semakin dialami oleh banyak orang. *** (Pastor Peter Tukan, SDB) 


Posting Komentar

0 Komentar