Kardinal Suharyo didampingi Rm Harry dan Rm Adi Prasojo
JAKARTA, GIS -----USKUP Kardinal Ignatius Suharyo mengatakan kesaksian hidup yang dilakukan orang Katolik kadang – kadang tanpa disadari memberikan inspirasi bagi orang lain. Ada satu kisah, seorang bapak calon baptis saat ditanya dalam sesi ujian baptis, ”Mengapa bapak ingin dibaptis?’’. Pendamping calon baptis tentu mengharapkan jawaban berhubungan ajaran, karena percaya kepada Yesus, Juru Selamat Dunia. Namun calon baptis itu menjawab demikian “Karena saya senang melihat orang-orang Katolik pulang dari gereja,’’.
Selanjutnya calon baptis ditanya, apa
yang membuat bapa senang? Kelihatannya, rukun – rukun, apalagi faktanya rukun
sungguh - sungguh. Dan bapa itu
dinyatakan lulus karena ia memiliki pengalaman yang sungguh mendalam mengenai
kekuatan Yesus Kristus yang mempersatukan. Jawaban calon baptis itu memang
tidak ada dalam katekismus apapun.
Demikian penggalan kisah Kardinal
dalam Ekaristi Kudus, Minggu ke XVII di gereja Katedral Jakarta Minggu ( 25
Juli 2021). Misa itu dipimpin Uskup Kardinal Suharyo didampingi M. Harry Sulistyo
Pr (Ketua Komsos KAJ) dan Sekertaris Uskup, V. Adi Prasojo, Pr.
Kardinal mengisahkan ketika
merenungkan mujizat penggandaan roti, ( Injil Yoh. 1-6-15) spotan ia berkata
dalam hati syukur, untung ada Andreas. Andreas yang mengatakan kepada Yesus
bahwa ada seorang anak yang mempunyai lima roti jelai dan dua ikan. Kemudian
membawa anak ini kepada Yesus. Baru sesudah itu
Yesus melakukan mujizat pergandaan roti.
“Kalau boleh berandai-andai seandainya tidak ada Andreas yang membawa anak itu kepada Yesus, Yesus
juga tidak bisa melakukan mujizat pergandaan roti itu. Rupanya bukan kali ini saja Andreas membawa
orang kepada Yesus dan tindakan itu
menentukan sejarah,’’ katanya .
Menurut Injil Yohanes, Andreas adalah
salah satu murid Yesus yang pertama. Dialah yang mengatakan kepada Simon
saudaranya “Kami telah menemukan Kristus”,
lalu Andreas membawa Simon kepada
Yesus. Sekali lagi syukur ada Andreas. Seandainya tidak ada Andreas yang
membawa Simon kepada Yesus mungkin kita tidak akan pernah mengenal Simon - Petrus. Dan selanjutnya
tentu saja sejarah gereja tidak akan pernah ada seperti sekarang ini.
Peristiwa lain ia membawa orang
kepada Yesus dilakukan Andreas kepada beberapa orang Yunani yang ingin bertemu
dengan Yesus. Seandainya tidak ada Andreas
maka orang-orang Yunani tidak akan sampai kepada Yesus.
Ada semacam pertanyaan lain muncul mengapa
Andreas boleh memainkan peranan yang tampaknya sederhana tapi begitu sangat menentukan.
Menurutnya jawabannya ada dalam kisah panggilan. Panggilan Andreas bermuara
pada kata - kata yang diucapkan kepada Simon - Petrus. “Kami telah menemukan Kristus”.
Artinya kami telah menemukan Kristus, Sang Jalan Kebenaran dan Hidup.
Oleh karena ia telah menemukan Yesus sang jalan kebenaran dan hidup ia pun terus terdorong di dalam hatinya untuk
membawa orang lain kepada Yesus,
termasuk membawa anak yang mempunyai lima roti jelai dan dua ikan ikan, sehingga terjadilah mujizat pergandaan roti.
‘’Saya yakin saya tidak salah jika saya
mengatakan bahwa kita pun dipanggil untuk menjadi “Andreas-Andreas Kecil” pada
zaman kita ini. Memberikan kesaksian bahwa Yesus adalah jalan, kebenaran dan hidup, sehingga
orang yang melihat kesaksian kita dari
dalam terdorong ingin untuk datang kepada Yesus.
Bagaimana caranya? Rasul Paulus
menjawab dengan nasihatnya, yaitu “membangun hidup yang berpadanan dengan panggilan kita, rendah hati, lemah lembut,
sabar, mengamalkan kasih dengan saling memabantu, dan membangun kesatuan,’’.
Semoga Sabda yang kita dengarkan
memberikan pegangan kepada kita untuk terus berusaha membangun persatuan , mengamalkan
kasih dengan saling membantu, hidup sesuai dengan panggilan kita.
‘’Semoga Ekaristis yang kita sambut
secara rohani, menjadi kekuatan bagi kita, untuk mewujudkannya. Mari kita
saling mendoakan, menjadi Andeas-anderas kecil, pada zaman yang tidak mudah
ini, menjadi berkat bagi orang lain, mengajak sebanyak mungkin orang jadi
berkat bagi sesama, mengamalkan kasih dan saling membantu’’. ***
Konrad R. Mangu
0 Komentar