Jakarta, GIS - - - PANDEMI covid 19 belum juga berakhir, sementara keinginan orangtua saat ini boleh dikatakan dua kelompok ada yang setuju tapi ada pula yang menolak. Dalam kondisi seperti sekarang ini semua orang sepakat bahwa, keselamatan nyawa manusia diutamakan. Menteri Pendidikan dan Ristek, Nadiem Makarim mengatakan, seluruh masyarakat diharap untuk bersabar menghadapi kondisi ini. “Cepat atau lambat pemerintah akan mengumumkan dari pusat,’’ katanya di Jakarta, Rabu, 27 Juli 2021.
Seperti diketahui sebelumnya untuk
menunjang pelaksanaan pembelajaran tatap muka (PTM), Terbatas hal yang paling
utama adalah vaksinasi untuk tenaga pendidikan yang kini seang
dilaksanakan. Menteri Nadiem mengatakan untuk vaksin telah mencapai 40
persen sementara itu yang sudah melewati dua kali vaksin 30 pesen. Total
keseluruahn saat ini mencapai 5, 6 juta yang telah menerima vaksin.
Selain itu untuk mempercepat PTM
Terbatas Kemendibud bekerja sama melakukan usaha-usaha misalnya bekerja sama
dengan Kemenkes RI, untuk mempercepat pelaksanaan vaksinasi untuk remaja. Saat
ini sedang dilaksanakan program vaksin untuk anak berusia 12-17 tahun. Semuanya untuk menjamin keselamatan peserta didik.
Nadiem Makarim mengakui, ketika ia
berkunjung ke Sulawesi, Kalimantan, Papua dan ia mendengar ‘curhat’ masyarakat
betapa susahnya pembelajaran jarak jauh. Ia menyebut ketiadaan internet, sinyal
kurang baik, minimnya motivasi orangtua dan sebagainya, meski demikian di
tengah situasi ini warga terlihat memiliki ketangguhan setelah pandemi sehingga
ketika masih ada banyak kekurangan pihaknya akan melakukan upaya untuk
mengatasi dengan mengerahkan sumber daya dan siap menolong dunia pendidikan.
Ketika pertanyaan masyarakat
mengemuka soal pembelajaran tatap muka terbatas, sosok menteri yang biasa
disapa Mas Menteri mengatakan, hal ini membutuhkan persiapan yakni berhubungan
dengan daftar periksa di sekolah. Yang dimaksudkan adalah sarana penunjang seperti
sarana kebersihan, pemetaan komorbit seluruh komponen pendidikan termasuk guru
dan peserta didik, kebersihan, lingkungan sekolah, pengaturan tata letak meja
kursi guru dan peserta didik. Tentu saja semua itu tidak lepas dari penerapan protokol
kesehatan sehingga memungkinkan
pelaksanaan PTM Terbatas.
Lantas apa peran Pemda di Indonesia
untuk mempercepat ketertinggalan ini? Mas Menteri mengatakan ada empat hal yang
sedang dan terus dilakukan saat ini yakni ada empat hal. Pertama, adanya sikronisasi antara pemda dengan pemerintah pusat
sehingga memastikan pelaksanaan PJJ dilakukan dengan baik. Kedua, adanya kolaborasi pemda dan Dinas Pendidikan setempat
menjadi sangat penting. Ketiga,
kolaborasi antara instansi yang membidangi perhubungan dan keempat, kolaborasi antara satgas covid daerah dengan pemerintah setempat.
‘’Keempat hal ini menjadi sangat
penting di samping meningkatkan kulaitas pelayanan pendidikan di masa pandemic tapi
juga sebagai wujud kontribusi semua pihak khususnya dalam memperbaiki layanan
pendidikan yang lebih baik,’’ kata Mas Menteri. *** Konrad Mangu.
0 Komentar