Unordered List

6/recent/ticker-posts

Pius Payong, Seniman Pahat dari Adonara



SEJAK usia  Sekolah Dasar (SD) di Kolimasang, Kec. Adonara, Flores Timur (Flotim) pria ini menunjukan kegemaran  membuat kursi dengan bahan dasar bambu. Ia menghasilkan produk meja dan kursi dari bahan lokal itu. Kegemaran itu dijalani dengan tekun ia mulai menekuni  seni ukir, tukang kayu (mebel) dan tukang batu. Kemampuan yang dimiliki itu ia tak segan-segan membagikan kepada sesama sehingga bermanfaat bagi banyak orang. 


Dia adalah Pius Payong Apa (51). Masyarakat umum menyapanya Pius Payong. Sosok ini dilahirkan di Kolimasang, Adonara. Saban hari ia menggeluti  kegiatan usaha dan ia pun mendampingi temannya sehingga memiliki usaha mandiri. Mereka itu adalah Vincensius Kopong dan Gwalet (Mebel). Mengenai usaha yang digeluti, Pius menggunakan platform digital untuk memperkenalkan produknya ke masyarakat umum melalui facebook. Kendati  namanya (mungkin) belum terkenal ia sudah melakukan terhadap penghayatan nilai-nilai Lamaholot “toon ata gute gelekat Lewo tana ( Ikut membangun kampung halaman) lewat karya - karyanya. 


Mencermati perjalanan karyanya, Pius pernah melukis tiga dimensi dengan tema “Jendela Dunia”, melukis dengan sudut pandang dari sebuah jendela rumah dengan view/ landscape Desa Adonara, desa kecil di pantai utara Adonara. Ini melambangkan Desa Adonara sebagai simbol pusat karena pernah berjaya di zaman dulu, sebelum pusat kerajaan Adonara dipindahkan ke Sagu.  Di lokasi ini ada benteng peninggalan zaman Belanda lengkap dengan meriam besar sebagai objek wisata  sejarah menjadi salah satu pilihan. Tak hanya itu ada danau “Kota Kaya” yang bisa memanjakan mata Anda saat melakukan wisata di hari libur. 


Sehari-hari, Pius mengukir barang-barang dengan materi dasar tempurung kelapa dengan menghasilkan karya seperti, cerek/teko, gelas, asbak rokok, tempat makan, cincin, gelang, anting.

Ukiran lainnya, berdasarkan pesanan dari konsumen/peminat. Pius pernah mengukir patung Yesus Kristus dan kayu salib, merancang Gua Maria di Desa Nihaone, Kec.Ile Boleng. Tidak hanya itu ia mengukir pesanan Bupati Flores Timur, ukiran dengan materi akar kayu cendana dengan tema ‘Rantai Makanan’. Pius juga mengukir burung Garuda, pesanan Wakil Bupati Flotim.

Keuletan


Kisah tentang perjalanan menjadi seni pahat, pria kelahiran 1 April 1970 ini  bukanlah bakat yang diwariskan dari gen orangtuanya tapi berawal dari keisengan untuk mencoba. Lalu dengan modal keuletannya, melakukan itu secara terus - menerus. Ia mengaku mulai tahun 2002 semakin serius melakukan hal baru termasuk dalam hal seni mengukir. 


‘’Sesuatu yang baru saya selalu mencoba. Pada waktu itu saya membuat ukiran seorang yang sedang duduk di atas asbak. Kegiatan itu akhirnya berlanjut saya mulai dikenal  bahkan oleh pemerintah Kab. Flotim,’’ jelas pria lulusan SMAN  468  Larantuka ini.   


Pemda Flotim rupanya memberikan perhatian terhadap Pius Payong. Tahun 2018 atas undangan pemerintah daerah Flotim, Pius mengikuti  pameran yang berlangsung di Kab. Rote, Ndao. Perhatian pemda terus berlanjut, atas rekomendasi Pemda Flotim, Pius mendapat kesempatan mengikuti pelatihan magang seni ukir (pahat) di Jepara yang merupakan pusat karya seni di Indonesia. Tujuannya kemampuan Pius yang dimiliki semakin dikembangkan sehingga ilmu itu dapat dibagikan kepada sesamanya. 


Hubungan dengan Pemda Flotim sangat baik. Tahun  2019, Pius mengikuti pameran di Desa Karing Lamalouk, Kec.Adonara Timur  atas undangan Pemerintah Kabupaten Flores Timur, bertepatan  dengan festival Lamaholot. “Syukur dan puji Tuhan, barang-barang hasil karya seni, laris terjual”, ungkap Pius dengan nada syukur.


“Kayo Manuk”


Sekarang ini, Pius Payong Apa bersama komunitas ‘Kayo Manuk’ di desa Kolimasang ingin mengembangkan berbagai usaha potensial yang dimiliki masyarakat khususnya anak muda melalui  lapak seni. “Kami memohon dukungan pemerintah desa dan komponen masyarakat lainnya agar semua potensi yang ada di desa dapat dikembangkan untuk menciptakan nilai guna bagi masyarakat dan pribadi”, tutur Pius Payong. 


Lapak seni, merupakan kumpulan aneka potensi dan ketrampilan anak muda Kolimasang, ada usaha sablon, kuliner, pangkas rambut, seni ukir/lukis dan aneka usaha lainnya semuanya dibangun  berjejer dalam kampung. Bahkan Pius bersama komunitas Kayo Manuk, menabur obsesi, menjadikan Kolimasang sebagai Kampung seni sehingga pengunjung dari berbagai kampung bisa menikmati ‘lapak seni’ yang disajikan anak-anak muda Kolimasang. Semoga! (Eska Seran).***


Posting Komentar

0 Komentar