Tema renungan kita pada hari ini ialah: Wajah Kudus. Mulai dari Yesus, kemudian Bunda Maria, Santo Yosef, para rasul sampai ke orang-orang kudus, pada gambar-gambarnya, selalu ada lingkaran cahaya di kepala mereka. Nama lain untuk tanda melingkar di kepala ini ialah halo. Terkadang orang daripada menyebut istilah kudus, suci atau sempurna, mereka cukup membuat simbol gerakan tangan berbentuk lingkaran di atas kepala untuk menyampaikan maksud itu.
Lingkaran cahaya di atas kepala berarti pribadi
bersangkutan orang kudus atau suci. Mengapa harus orang kudus? Karena kepenuhan
rahmat Tuhan ada padanya. Karena ia memenuhi kriteria kepenuhan rahmat itu
seperti yang dikatakan Yesus bahwa seseorang itu menjadi sempurna seperti Bapa
yang sempurna adanya. Ada lingkaran cahaya atau halo di atas kepalanya, supaya
pribadi itu menjadi model kesempurnaan bagi kita. Dengan sendirinya, wajah
orang-orang tersebut ialah wajah kudus.
Di dalam bacaan pertama hari ini, Musa digambarkan
memiliki halo dan wajahnya berkilau begitu ia didapati setelah turun dari
gunung tempat ia berjumpa dengan Tuhan. Selanjutnya setiap kali Ia bertemu dan
berbicara dengan Tuhan, dilihat oleh orang-orang di sekitarnya cahaya berkilau
pada kepala dan wajah Musa. Pertanyaannya: apakah pengalaman Musa itu juga
menjadi pengalaman kita juga, karena kita juga selalu alami perjumpaan dengan
Tuhan?
Perlu diingat, bahwa penempatan lingkaran cahaya itu merupakan
teknik penggambaran pribadi tertentu yang suci, dipengaruhi oleh kultur
pemahaman Kristiani pada suatu sejarah dan kebudayaan zaman tertentu. Tetapi
pengalaman berjumpa dengan Tuhan terjadi pada siapa saja dan kapan saja.
Pengalaman itu tidak bergantung pada ada atau tidaknya halo atau lingkaran
cahaya. Kita setiap saat bisa berjumpa dengan Tuhan misalnya melalui doa
pribadi, perayaan sakramen, melayani orang yang membutuhkan atau dilayani dan
dikasihi sesama kita. Kita lebih spesial, dan Musa tak memilikinya, karena kita
selalu dalam bimbingan Roh Kudus.
Roh Kudus memungkinkan kita untuk memiliki wajah yang
kudus bukan sekedar lingkaran di atas kepala supaya dilihat orang, atau
tampilan wajah ceria dan cemerlang. Yesus Kristus selalu menyertai kita dengan
pengajaran-Nya supaya kita memilih Kerajaan Allah sebagai satu-satunya pilihan.
Itu adalah Allah sendiri, dan dengan memiliki Kerajaan Allah itu kita justru
lebih bercahaya lagi, karena kita dipenuhi cahaya Allah Bapa yang maha kuasa.
Pada hari ini, kita tentu akan menjadi pribadi-pribadi yang bercahaya, jika
dari pagi hingga menjelang tidur malam kita benar-benar menjadi Kristus yang
lain bagi kehidupan di sekitar kita.*** (Pastor Peter Tukan, SDB)
0 Komentar