Unordered List

6/recent/ticker-posts

W A J A H K U D U S


                                                           Pastor Peter Tukan, SDB 

Tema renungan kita pada hari ini ialah: Wajah Kudus. Mulai dari Yesus, kemudian Bunda Maria, Santo Yosef, para rasul sampai ke orang-orang kudus, pada gambar-gambarnya, selalu ada lingkaran cahaya di kepala mereka. Nama lain untuk tanda melingkar di kepala ini ialah halo. Terkadang orang daripada menyebut istilah kudus, suci atau sempurna, mereka cukup membuat simbol gerakan tangan berbentuk lingkaran di atas kepala untuk menyampaikan maksud itu.

 

Lingkaran cahaya di atas kepala berarti pribadi bersangkutan orang kudus atau suci. Mengapa harus orang kudus? Karena kepenuhan rahmat Tuhan ada padanya. Karena ia memenuhi kriteria kepenuhan rahmat itu seperti yang dikatakan Yesus bahwa seseorang itu menjadi sempurna seperti Bapa yang sempurna adanya. Ada lingkaran cahaya atau halo di atas kepalanya, supaya pribadi itu menjadi model kesempurnaan bagi kita. Dengan sendirinya, wajah orang-orang tersebut ialah wajah kudus.

 

Di dalam bacaan pertama hari ini, Musa digambarkan memiliki halo dan wajahnya berkilau begitu ia didapati setelah turun dari gunung tempat ia berjumpa dengan Tuhan. Selanjutnya setiap kali Ia bertemu dan berbicara dengan Tuhan, dilihat oleh orang-orang di sekitarnya cahaya berkilau pada kepala dan wajah Musa. Pertanyaannya: apakah pengalaman Musa itu juga menjadi pengalaman kita juga, karena kita juga selalu alami perjumpaan dengan Tuhan?

 

Perlu diingat, bahwa penempatan lingkaran cahaya itu merupakan teknik penggambaran pribadi tertentu yang suci, dipengaruhi oleh kultur pemahaman Kristiani pada suatu sejarah dan kebudayaan zaman tertentu. Tetapi pengalaman berjumpa dengan Tuhan terjadi pada siapa saja dan kapan saja. Pengalaman itu tidak bergantung pada ada atau tidaknya halo atau lingkaran cahaya. Kita setiap saat bisa berjumpa dengan Tuhan misalnya melalui doa pribadi, perayaan sakramen, melayani orang yang membutuhkan atau dilayani dan dikasihi sesama kita. Kita lebih spesial, dan Musa tak memilikinya, karena kita selalu dalam bimbingan Roh Kudus.

 

Roh Kudus memungkinkan kita untuk memiliki wajah yang kudus bukan sekedar lingkaran di atas kepala supaya dilihat orang, atau tampilan wajah ceria dan cemerlang. Yesus Kristus selalu menyertai kita dengan pengajaran-Nya supaya kita memilih Kerajaan Allah sebagai satu-satunya pilihan. Itu adalah Allah sendiri, dan dengan memiliki Kerajaan Allah itu kita justru lebih bercahaya lagi, karena kita dipenuhi cahaya Allah Bapa yang maha kuasa. Pada hari ini, kita tentu akan menjadi pribadi-pribadi yang bercahaya, jika dari pagi hingga menjelang tidur malam kita benar-benar menjadi Kristus yang lain bagi kehidupan di sekitar kita.***  (Pastor Peter Tukan, SDB) 

 

Posting Komentar

0 Komentar