Unordered List

6/recent/ticker-posts

Gereja Terus Berproses

 

Ketika bertemu dengan para pengurus yang tergabung dalam tim perijinan gereja Katolik, bisa kita lihat dinamika yang terjadi dalam internal gereja. Ada banyak problem yang harus dihadapi oleh tim perijinan. Beberapa hari yang lalu, saya dan penyelenggara Katolik-Kemenag Kabupaten Tangerang mengunjungi lokasi yang hendak didirikan bangunan gereja Katolik yang letaknya di Cikasungka –kecamatan Solear – Kabupaten Tangerang. Mendengar penuturan dari Bapak Vinsen, ketua tim perijinan, membersitkan sebuah perjuangan yang panjang. Perjuangan mereka tidak hanya sebatas urusan administrasi sebagai pemenuhan tuntutan  SKB 2 menteri. Tim perijinan harus membangun pendekatan pada “akar rumput” untuk mendapatkan dukungan terhadap pendirian gedung gereja.

Perjuangan tim perijinan memberikan banyak pembelajaran. Mereka belajar untuk bersabar, mereka belajar untuk membangun komunikasi dan belajar untuk bertahan ketika dihujat. Proses belajar ini merupakan “sekolah kehidupan” yang memberikan kematangan dan kedewasaan. Dihambat ketika proses itu dimulai, tidak menyurutkan semangat mereka dan tidak membuat mereka marah tetapi diyakini bahwa Tuhan belum memberikan waktu yang tepat untuk mendapat ijin membangun.

Dengan keterhambatan dalam proses untuk mendapatkan ijin membangun ini, memberikan nilai lain, yakni kehidupan umat Katolik semakin guyub. Ketika mendapat tekanan dan penolakan dari kelompok-kelompok lain yang tidak setuju didirikan gedung gereja, pada saat yang sama, mereka membawa persoalan itu dalam terang kebersamaan umat. Hambatan yang sedang mereka alami bukanlah sebuah tantangan yang mesti dihindari tetapi justeru dengan persoalan itu, mereka tetap solid dan melihat semuanya dalam terang ilahi. “Penderitaan Kristus, jauh lebih berat ketimbang tantangan yang sedang dialami ini.” Kata-kata ini menjadi penghibur dikala persoalan dan pergumulan hidup keagamaan menawarkan tantangan. Kristus menjadi tokoh sentral iman kita dan menjadi cermin bagi kita ketika segala persoalan itu dihadapi. Penderitaan-Nya menjadi “role model” dan sekaligus menjadi spirit yang memberikan energi untuk berjuang membangun rumah-Nya.

Dalam proses perjuangan itu perlu disadari bahwa Gereja kita adalah Gereja Martir. Artinya bahwa kehadiran Gereja menjadi pembawa kabar gembira selalu membawa konsekuensi, yakni mendapatkan tantangan-tantangan bahkan tantangan itu mengancam nyawa sekalipun. Kita semua yang sudah dibaptis mendapatkan tugas yang sama, yakni menjadi pewarta sabda dan memperkenalkan Kristus kepada orang-orang di sekitar kita yang belum mengenalnya. Cara untuk menghadirkan Gereja di tengah masyarakat, salah satunya membentuk paguyuban iman dan mendirikan gereja untuk menghimpun umat yang sedang berziarah. Kehadiran gereja tidak hanya untuk kepentingan diri sendiri tetapi juga untuk kepentingan orang-orang sekitar.

sumber: google

Gereja menjadi bermakna ketika ia harus berbuat sesuatu kepada orang lain yang ada di sekitarnya. Upaya untuk mendirikan gereja yang terkesan sulit, memberikan makna kepada kita bahwa jalan menuju puncak sebuah kesuksesan bukanlah hal mudah. Seperti Yesus, yang terus berproses dari Getzemani sampai puncak Golgota, dan kemudian dikuburkan, mengalami titik balik kebangkitan-Nya. Tanpa Golgota, tak ada peristiwa kebangkitan. Selamat berjuang bagi tim perijinan. Tuhan pasti memberikan waktu berahmat untukmu semua.***(Valery Kopong)

Posting Komentar

0 Komentar