Jakarta, Gagas Indonesia Satu, - - - -DOSEN Fakultas Ekonomi Universitas Katolik Atmajaya Jakarta, Dr. Eduardus Hena Lamablawa, SE. M.Si mengatakan pentingnya pemaknaan yang benar tentang Lamaholot sehingga dipahami dan dihayati putera-puteri Lamaholot yang mencakup wilayah Flores, Lembata, Solor dan Adonara karena jika tidak maka masyarakat Lamaholot bisa dieksploitasi oleh pihak-pihak tertentu untuk meraih ambisinya.
Demikian dikatakan Lamablawa di Jakarta, Minggu ( 26 September 2021) saat ditanya tentang peran suku Lamaholot dalam membangun masyarakat Lamaholot lebih baik dan sejahtera juga berkeadilan di rantau dengan peran di lingkungan tempat tinggalnya masing-masing.
Menurut Doktor kelahiran Oringbele, Witihama, Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT) membicarakan Lamaholot berarti ada empat (4) unsur penting yang dibicarakan yakni; manusia (humanis), geografis, administrasi dan kehidupan sosial. “Orang Lamaholot mestinya memiliki pemahaman yang sama bahwa Lamaholot tidak sekedar etnis tapi merupakan suatu ideologi bersama. Nah, ideologi itu menjadi pegangan yang dipraktikkan sebagai individu maupun kehidupan secara kelompok,’’ jelas Edu Hena.
Ia merasa yakin sesama Lamaholot memiliki persepsi yang berbeda-beda dari segi geografis terdiri dari masyarakat yang ada di Flores bagian timur, Solor, Lembata dan Adonara. "Meski demikian keberadaan mereka baik di sana maupun di berbagai tempat tidak menyadari sebagai Lamaholot yang memiliki keragaman budaya, beragam dan tradisi,’’ katanya.
Menyadari pentingnya pemaknaan Lamaholot ia menganjurkan adanya penulisan tentang Lamaholot secara baik, tentang Lamaholot sehingga memberikan edukasi kepada masyarakat yang ada di Lamaholot maupun diaspora di Indonesia, bahkan dunia.
“Saya mendukung penulisan buku tentang Lamaholot yang bisa diinisiasi oleh Michael Boro Bebe, karena melalui tangan dia banyak orang sudah mengenal tentang suku Lamaholot melalui buku - bukunya,’’ kata Hena Lamablawa.
Membicarakan tentang Lamaholot, lanjut Hena Lamablawa bukan hanya sebatas seni tari Hedung ( jenis tarian perang yang sangat heroik baik sedang berperang) tapi juga dalam penulisan tentang Lamaholot digali lebih mendalam tentang berbagai hal, termasuk semua kearifan lokal yang sangat kaya dengan nilai -nilai moral.
Dalam pandangan sebagai akademisi Edu Hena berpendapat penulisan tentang Lamaholot sangat penting menggali seluruh budaya yang ada di tengah masyarakat. Nilai-nilai moral itu menjadi fokus perhatian dan menjadi teladan hidup bagi warga Lamaholot pada umumnya.
‘’Catatan yang ada di dalam buku tentang Lamaholot boleh memuat 70 % mengulas, menceritakan tradisi Lamaholot dan maknanya bagi kehidupan bersama,’’ tegasnya.
Gagasan untuk diterbitkan buku Lamaholot menurut Edu hal yang sangat penting, mendesak dan diberikan dukungan. Tujuannya dengan mengetahui tentang Lamaholot secara benar dan utuh masyarakat jangan sampai terperangkap dalam rayuan demi kepentingan ; politik, ekonomi, kapitalisme dan feodalisme, pihak-pihak tertentu, apalagi di tengah kecenderungan meraih kedudukan dan sebagainya.
Sebelumnya , bulan lalu dalam suatu webinar tentang Lamaholot yang membicarakan tema ini dan dianjurkan Edu Hena kepada Michael Boro untuk mulai menulis buku tersebut. Buku itu akan memberikan pesan bahwa sebagai Lamaholot mestinya bangga dengan budaya yang memuat etika, saling menghormati nilai- nilai positif universal. -
Buku yang ditulis menurutnya sangat penting bagi seluruhmasyarakat Lamaholot . Selain itu buku ini juga sebagai langkah awal memahami nilai- nlai sosial juga memberikan usulan kepada seluruh masyarakat Adonara baik yang ada di Lewotanah maupun di tempat yang lebih nyaman. ** Konrad Mangu
1 Komentar
Mantapppp!!!
BalasHapus