Unordered List

6/recent/ticker-posts

Ketika Alumni Podor 1989 Temu ‘Daring’



Jakarta, Gagas Indonesia Satu.com

PANDEMI covid 19 belum juga berakhir  namun keinginan untuk saling bertemu termasuk para alumni sekolah SPGK Podor (kini SMA) Larantuka belum juga surut. Lima belas (15 ) orang alumni SPGK Podor Larantuka mengikuti pertemuan bersama dalam jaringan (daring) yang dipandu Januarius S. Nama, S. Pd, dari Jakarta, Sabtu ( 18 September 2021).

Hadir pada pertemuan daring peserta yang menetap di Jakarta, Surabaya, Larantuka, Balik Papan, Ende dan Manggarai. Selain itu  hadir pengurus Humas paguyuban ini, Silverius Embu Kerans  dan Kepala SMP Ratu Damai, Sr. Yasinta , CIJ.

Kegiatan bersama itu diawali doa yang dipandu Bruder Joseph Gege Kleden  selanjutnya diberikan kesempatan untuk menyampaikan kesan serta perkembangan paguyuban yang dipimpin oleh Eugenius  Yoce Kaha mengenai dinamika serta perkembangannya.

Sr. Yasintha CIJ, menceritakan tentang perjalanan karir sebagai guru mula-mula sebagai guru TK Maria Immaculata Tangerang (kepala)  kemudian melanjutkan studi ke perguruan tinggi kemudian  mengabdi di SD. Lalu setelah menyelesaikan S2 di Unkris Jakarta, saat ini ia diminta kongregasinya menjadi kepala SMP  Ratu Damai di Waibalun, yang terletak tidak jauh dari kediaman orangtuanya.

“Hari ini tepatnya satu bulan saya di Larantuka. Setelah berada di luar bertahun-tahun saya kembali  orang di kampung. Saya juga berkunjung ke SMA Frateran Podor dan bertemu dengan banyak guru yang  telah pensiun, hanya ada guru-guru  yang baru di sini, ‘’ kisah Sr Yasinta CIJ.

Sementara itu Joseph Gege Kleden yang memilih jalan hdup menjadi bruder semula ia menetap di Ende tapi karena penugasan kongregasi ia mendapat tugas belajar di Unika Atmajaya Kupang ( 1994-2000). Saat ini, atas penugasan komunitas ia menetap di Ruteng, Manggarai, Flores.

Sil Embu Kerans (Humas) Paguyuban Podor 1989 menjelaskan kegiatan dalam pagyuban ini dikenal sangat aktif. Biasanya setiap bulan kelompok ini yang terdiri dari kurang lebih 50-an orang bertemu dan berkumpul, untuk arisan kemudian menjalin persatuan serta persaudaraan  sehingga antar anggota keluarga saling mengenal.

Ia mengharapkan perlu dukungan terus-menerus antara anggota Podor 1989  sehingga semua kegiatan yang dilakukan selalu lancar dan sukses.  

Maria Jerllyn Davin, alumni Podor yang kini menetap di Surabaya mengatakan  setelah ia tamat di Podor ia menuju ke Surabaya. Tahun 1991 mengajar di kota Pahlawan itu. Ia mengaku tinggal atau menetap di asrama milik susteran Puetri Kasih (PK). Hingga saat ini ia mengajar di SD St Theresia, tinggal bersama suami dan tiga (3) orang anaknya.

Ia mengaku sangat senang melihatb kekompakkan  alumni Podor 1989 dan berharap pula suatu waktu bisa berjumpa bersama dengan teman-teman seangkatan.

Ada hal yang terungkap dalam pertemuan daring ini, bahkan diungkapkan secara implisit nilai-nilai yang diusung lembaga pendidikan ini semakin diitnggalkan para peserta didik. “Kalau dulu banyak hal yang kita lakukan masih ada rasa takut dengan guru tapi saat ini banyak terlihat nilai-nilai itu sudah mulai semakin ditinggalkan,’’ kata seorang teman.

Masih menurut seorang teman, SPG Katolik Podor  dulu memiliki nama sangat populer yang mengutamakan olahraga dan seni.  Seiring berjalannya waktu, pertanyaan terus mengusik, masihkah  Podor yang kini bermetamorfosa  jadi SMA terus menjunjung tinggi nilai-nilai pelindung (St Gabriel)?. Hanya  mereka yang di sana yang bisa menjawabnya.

Penulis teringat apa ‘wejangan’ yang disampaikan Bernard Tukan.  Mantan guru Bahasa Indonesia ini dua tahun lalu selesai Misa Reuni di depan alumni Podor 1989 masih menyodorkan pertanyaan menantang, bisakah angkatan ini melakukan sesuatu ikut memperbaiki karya kerasulan  serta melakukan suatu hal untuk  wajah gereja lokal, Renha Rosari Larantuka? Yuk, kita dukung imbauan guru Bernard Tukan. ***  Konradus R, Mangu

 


Posting Komentar

0 Komentar