Tema renungan kita pada hari ini ialah: Kristus adalah Tuhan yang Memerintah Kita. Setelah sekian puluh tahun sejak misionaris Eropa meninggal dunia, akhirnya gereja Paroki dapat diperbaiki menjadi lebih baik dan sesuai kebutuhan umat saat ini. Pastor paroki bekerja sungguh-sungguh bersama umatnya untuk mewujudkan bangunan gereja paroki yang mereka dambakan bersama.
Cara kerja membangun kembali gereja itu dapat dikatakan
sebagai sebuah wujud kerja solidaritas sempurna. Kunjungan Uskup yang terakhir
dan sarannya menjadi motivasi yang kuat bagi kegiatan renovasi bangunan gereja.
Para imam di paroki itu membulatkan niatnya untuk membangun kembali, dan mereka
didukung penuh oleh umatnya. Para pemerintah daerah setempat yang hampir
semuanya adalah umat paroki tersebut siap mendukung penuh pembangunan kembali
gereja.
Ilustrasi ini mirip dengan yang dikisahkan dalam kitab
Hagai sebagai bacaan pertama hari ini. Inspirasi Uskup mirip dengan nubuat nabi
Hagai tentang pembangunan kembali bait suci bagi umat Israel. Para pastor mirip
dengan imam besar Yozadak yang bersemangat untuk pekerjaan pembangunan bait
suci. Pemerintah daerah setempat mirip dengan bupati Yehuda yang juga menerima
perintah Ilahi untuk ambil bagian di dalam pekerjaan pembangunan.
Meskipun di dalam kisah-kisah sejarah bangsa Israel,
hubungan antara ketiga kekuatan itu: nabi, raja atau penguasa, dan imam tidak
selalu harmonis, bahkan tragisnya selalu saling memusuhi, namun Yesus dari Nazaret
memiliki peran sentral untuk menyatukan. Ia memiliki gelar Kristus, seperti
yang diakui oleh Petrus di dalam Injil hari ini, supaya Ia melakukan semua
pekerjaan Bapa bagi seluruh dunia dan umat kesayangan-Nya. Ia menyatukan semua
fungsi dan pekerjaan Tuhan terhadap umat Allah, yaitu sebagai imam, raja dan
nabi. Kristus berarti yang diurapi dan ditetapkan.
Sampai dengan pemahaman diri Yesus sebagai Kristus, bagi
kita para pengikut-Nya hanya ada setengah atau 50 persen iman kita kepada-Nya.
Karena yang dilakukan oleh Kristus di dalam dunia bukan hanya menegaskan
diri-Nya sebagai Tuhan dan Kristus. Setengah bagian lain yang Ia perbuat ialah
menyertakan kita para pengikut-Nya di dalam terselenggaranya Kerajaan Allah di
dalam dunia ini. Melalui pembaptisan dan sakramen-sakramen lain yang kita
terima, kita berpartisipasi di dalam diri Kristus.
Hasilnya ialah kita tidak hanya disebut para pengikut atau
murid-murid, tetapi kita menjadi anak-anak Allah yang dikasihi Bapa. Yesus
menjadikan kita saudara dan saudari-Nya sendiri. Bahkan di dalam semangat hidup
Kristen yang asli, kita adalah pribadi-pribadi Kristus yang lain, atau alter-Christus. *** (P. Peter Tukan SDB)
0 Komentar