LARANTUKA, Gagas Indonesia Satu.com
PENGALAMAN menghadapi pandemi covid
19 sangat beragam, baik yang ada di kota
maupun di desa. Pandemi yang menyerang seantero
dunia ikut mempengaruhi wajah dunia pendidikan di Tanah Air. Dampak itu jelas sangat terasa dalam dunia pendidikan
termasuk para guru dan peserta didik.
‘’Secara umum target kurikulum jelas
tidak tercapai, masih tedapat kesulitan menilai perkembangan anak karena pelaksanaan pembelajaran daring selama
ini hanya pemberian tugas kemudian dievaluasi oleh guru. Karena itu ketika pemerintah memberikan
kesempatan dilakukan Pembelajaran Tatap Muka
(PTM) Terbatas justru memacu kreativitas guru yang tiada batas,’’ demikian dikemukakan Egenius Yosep Kaha, S.Pd selaku kepala SD Inpres Balukhering,
Kecamatan Lewolema, Kab. Flotim, NTT, saat dihubungi penulis dari Jakarta,
Senin ( 20 September 2021) menjawab pertanyaan kondisi pendidikan di Flores Timur di tengah masih adanya covid 19.
Akibat pandemi covid 19, lanjutnya
guru-guru di desa dan kota sudah pasti
memiliki kendala, meski demikian pria yang pernah bekerja di Yaspensel,
Keuskupan Larantuka ini, tantangan yang bukan ditangisi melainkan memberikan motivasi mendorong para guru semakin kreatif
dan inovatif merancang kegiatan yang
efektif dan semakin menyenangkan.
Pandemi covid yang menyerang dunia
sejak satu setengah tahun silam bukanlah suatu keinginan bersama tapi kondisi
inilah yang memicu ide-ide kreatif dalam mengajar. Dikatakan, sebagai Kepala Sekolah
pria yang biasa disapa Yoce ini mengajak rekan-rekan guru untuk melakukan
pembelajaran yang baik dan menarik untuk peserta didik.
Sesuai petunjuk dan arahan pemerintah
daerah Flores Timur, sekolah yang dipimpinnya melakukan PTM Terbatas dua minggu
yang lalu. Yang dimaksud terbatas adalah waktu yang biasa normal ( 07.15 – 12.00)
kali ini hanya berlangsung pkl 07.30 – 10.30.
‘’Atas anjuran pemerintah pusat pembelajaran selama pandemic covid 19,
guru hanya melaksanakan kurikulum yang disederhanakan (darurat). Misalnya kompetensi dasar
yang yang sama dalam setiap pembelajaran bisa digabung sehingga menjadi lebih efektif,’’
jelas pria yang pernah bekerja di LSM, Care International ini.
Yoce, demikian pria kelahiran
Larantuka menjadi Kepala SD Inpres
Balukhering, Kec. Lewolema, sejak Maret 2019, membawahi 13 rekan guru termasuk seorang operator
sekolah. Jumlah seluruh peserta didik di lembaga ini 76 anak.
Sebagai kepala sekolah ia tidak
henti-hentinya mengajak semua guru untuk terus berkerasi di masa pandemic covid
19. Kita semua berharap inovasi dan kreativitas guru menjadi jaminan mengantar anak didik menuju ke
arah yang lebih baik . *** Konrad
R. Mangu
0 Komentar