Sunber Google
Lewoleba, Gagas Indonesia Satu, - Sejumlah puskesmas di Kab.Lembata, Nusa Tenggara Timur (NTT) mengeluhkan kekosongan stok Bahan Medis Habis Pakai (BMHP) yang terjadi saat ini di hampir semua Puskesmas di Lembata. Bahkan ada pasien yang membutuhkan infus saat dirujuk dari Puskesmas tanpa dipasang infus terlebih dahulu. Parahnya lagi, abocat yang saat ini ada pun sudah kadaluarsa.
Sejumlah BMHP yang
kosong saat ini berupa, Catheter no. 20, 22,24, infus set dewasa, hand scoen
non steril, HCG test, Silk 3/0 dan 2/0, As urat Stik, Kolesterol stik, Gluko
protein tes, Anti B, Folley Satheter no 18, Vit C Tab, Vit B com, kapas pembalut, kasa gulung roll kecil, macro
set, handscoen steril, Ranitidin Injeksi, Kertas EKG dan berbagai jenis alkes
lainnya. Kelangkaan ini terjadi karena
pengadaan tidak selalu sesuai usul dari puskesmas.
“Yang terjadi
selama ini, pengadaan alkes dan obat-obatan tidak sesuai dengan usulan dari
puskesmas. Hal ini menjadi salah satu penyebab kelangkaan stok BMHP di tingkat
Puskesmas. Bahkan Alkohol yang tidak masuk dalam usulan dijatahkan 90-100 botol.
Untuk apa kasih alkohol sebanyak ini kalau tidak dalam usulan,” tutur sumber
yang tidak mau menyebutkan namanya.
Sejumlah
Puskesmas yang mengalami kelangkaan stok BMHP saat ini antara lain, Puskesmas Wulandoni,
Puskesmas Lewoleba, Puskesmas Waipukang, Puskesmas Balauring. Sementara
Puskesmas yang stok BMHP nya masih aman adalah Puskesmas Lemau, Kecamatan Ile
Ape Timur.
Informasi yang
dihimpun dari sejumlah sumber yang enggan namanya membenarkan kelangkaan
BMHP sebagaimana disebutkan. Menurut mereka, kelangkaan ini sudah terjadi sejak
lama. Bahkan disebut-sebut Kepala Bidang Yankes Dinas Kesehatan Lembata, Nyoman
Taran Piraq ikut andil dalam proses pengadaan BMHP yang sesungguhnya merupakan
kewenangan dari Bidang Sumber Daya Kesehatan (SDK). Disebutkan, Kabid Yankes yang merupakan orang
dekat mantan Bupati Lembata, M.Eliaser Yentji Sunur inilah, yang selalu
mendikte Kabid SDK dalam proses pengadaan BMHP. Karena itu tidak heran bila
pengadaan tidak sesuai dengan permintaan puskesmas.
Persoalan ini
juga diakui sumber lain yang mengaku pernah bekerja di salah satu puskesmas
beberapa Lama sebelum dipindahkan ke RSU Lewoleba. Ia mengaku kelangkaan BMHP
ini sudah terjadi sejak dirinya bekerja di Puskesmas dan terus berulang sampai
dengan hari ini, tanpa ada pembenahan ke dalam.
Kepala Dinas
Kesehatan Kabupaten Lembata, Drh. Mathias A.K. Beyeng yang dihubungi per
telepon tidak menanggapi panggilan. Pesan WhatsApp yang dikirim untuk meminta
tanggapannya mengenai persoalan ini hanya dibaca dan tidak dibalas. Media ini kembali mengirim pesan WhatsApp
untuk meminta waktunya di telpon, pun belum sempat dibaca hingga berita ini
dikirim. (Manskal)
0 Komentar