Larantuka, Gagas Indonesia Satu
KETUA Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Flores Timur, Maksimus Masan Kian, S.Pd mengatakan banyak guru Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dan Taman Kanak-kanak (TK) yang belum mendapat perhatian serius dari pemerintah untuk mengisi formasi ASN di Flores Timur, pada hal mereka adalah garda terdepan, peletak dasar nilai-nilai pendidikan formal pertama dan utama. Oleh karena itu semua anggota PGRI Flotim memiliki tanggungjawab moral untuk memberikan bantuan dalam bentuk menyampaikan informasi, penguatan bagi mereka untuk mendapatkan hak menjadi ASN.
‘’PGRI
Flotim adalah wadah organisasi mandiri, independen dan memiliki kepedulian sosial tinggi , secara spontan ketika
memberikan pendampingan terhadap guru-guru honor menghadapi pelaksanaan PPPK. Lewat berbagai
kesempatan webinar guru - guru di Flotim harus ikhlas berbagi
ilmunya kepada rekan-rekan lainnya belum mengetahui informasi
PPPK,’’ kata Maksimus Masan Kian dalam sambutan menutup webinar seputar pasca pengumuman PPPK guru di Flores Timur, Senin ( 11 Oktober
2021).
Maksimus Masan mengatakan pasca pengumuman PPPK guru di Flotim mestinya pemerintah daerah menunjukkan kepeduliannya berperan ikut membantu para guru, misalnya menyampaikan apa yang mesti dilakukan sebagai peserta PPPK ASN guru. “Mestinya pemerintah daerah Flores Timur, melalui Dinas PKO menyampaikan informasi yang sistematis sebagai bentuk pendampingan kepada mereka,’’ katanya.
Kemudian untuk peserta guru yang telah lulus yang perlu dilakukan, menyiapkan berkas lamaran untuk menjadi ASN guru PPPK, membuat curriculum viate (CV) , Surat Keterangan Kelakuan Baik dari Polisi, Keterangan Sehat dari dokter (PNS) serta surat pernyataan lima point yang harus dilengkapi dengan materai.
La Ode Yusaman mengajak peserta PPPK Flotim untuk selalu rajin mengunjungi website “guru PPPK” agar bisa mendapatkan informasi terbaru apa yang mesti dilakukan setelah mendengar pengumuman lulus dan tidak lulus.
Sementara
itu Yohanista Domingga B. Lando, S.Pd,
seorang peserta yang lulus dalam penyaringan pertama seleksi PPPK, membagikan pengalaman bahwa
untuk menghadapi kegiatan ini setiap orang sudah pasti menyiapkan diri dengan banyak membaca soal-soal. Pada
saat mengerjakan, tidak perlu terburu-buru dan yakin jawaban yang sudah
diberikan itu merasa yakin bahwa jawaban itu benar dan tak lupa didukung dengan doa. ‘’Selain berdoa setiap peserta mesti banyak mengerjakan
latihan –latihan soal ‘’ katanya.
Maksi
Masan Kian menyebut banyak “PR” yang harus dikerjakan oleh PGRI. Sejak pertama
adanya rencana seleksi guru dalam PPPK ini, PGRI Flotim boleh dikatakan paling getol mendampingi
dan memberikan penguatan terhadap guru yang mengikuti seleksi ASN.
Kenyataan dengan hasil saat ini menjadi bahan refleksi bersama dan butuh kerja keras dan kolaborasi di masa
mendatang. **Konradus R. Mangu
3 Komentar
Salam dariewotana
BalasHapusterima kasih atas respon. tolong dishare ya berita ini.....
BalasHapusTrimakasih dn salut untuk dua teman kami yg lulus passing grade, kasih Tuhan sll menyertai...kami yg belum apakah pemerintah punya kebijakan bisa mengangkat mengangkat kami dgn tanpa tes, Krn usia sdh lebih dari 50 tahun. Mau ikut ujian pun kemungkinan besar TDK bisa masuk passing grade Krn memori kami sdh lemah dlm membaca dn menjawab soal2 yg hadapi...trimakasih, salam sehat dn Tuhan Yesus memberkati.
BalasHapus