Larantuka, Gagas Indonesia Satu.com - - - - - -Peringatan Hari Guru Nasional (Teacher Day ) dirayakan, 25 November menjadi momen yang paling dinantikan di SMPS Katolik Ratu Damai Waibalun [RADAM], Flores Timur, NTT. Meskipun saat di tengah berlangsungnya ujian tengah semester, tetapi tak sedikitpun mengurangi antusiasme warga RADAM untuk meriah rayakan momen tersebut. Seluruh peserta didik dan para alumni mengekspresikan rasa terima kasih kepada para pendidik di RADAM yang telah berjasa atas dirinya. Namun bentuk ungkapan terima kasih kali ini dilakukan dengan cara yang berbeda dari biasanya. Bukan kado yang berisikan materi tetapi dipersembahkan melalui sebuah perayaan ekaristi oleh almuni RADAM yang dipimpin oleh Pater Karno Kelen SVD, didampingi Frater Mikhael Niron, Novisiat SVD Kuwu. Hadir pula Sr. Yasintha CIJ sebagai kepala SMPS RADAM.
Karno
Kelen, begitulah ia biasa disapa ketika masih berproses di rumah RADAM.
Pria asal desa Lewotobi – Flores Timur ini, tamat tahun 2000 dan melanjutkan
pilihan hidupnya menjadi seorang biarawan dan kini bertugas di Angola – Afrika.
Ketika dihubungi oleh Sr. Yasintha CIJ untuk memimpin perayaan ekaristi di
RADAM, langsung menyanggupinya. Kesempatan
itu baginya untuk bernostalgia bersama dewan
guru yang masih mengabdi di RADAM.
Gelak
tawa mengisi ruangan aula saat Beliau berbagi pengalamannya sebagai siswa.
Takut hingga gemetaran ketika di marah, beberapa kali dipukuli karena kurang
konsentrasi dalam belajar dan masih banyak kesan lainnya yang Beliau bagikan
saat mengisi homili dalam perayaan ekaristi tersebut.
Pesan
dari imam yang telah sukses pada jalan yang dipilih, menjadi bait penting dan
menginspirasi bagi yang mendengar. Sehingga kepada peserta didik, Pater Karno
berpesan, kesuksesan seseorang tidak ditentukan oleh nilai yang tinggi diatas
kertas, bukan pulah soal kecekatan dalam menjawab setiap pertanyaan tetapi
sikap dan perilaku yang menjadi yang
terutama. Saya bukan orang yang pintar, tidak begitu cekatan dalam menjawab
pertanyaan tetapi sikap dan perilaku yang berdasar pada kebudayaan lamaholot
menjadi kekutan dan benteng pertahanan yang harus sama-sama kita jaga pada
setiap proses yang kita jalani. Berproseslah dengan kesadaran atas setiap
pilihan yang sudah kalian tentukan. Berusahalah semampunya dan mintalah kepada
Tuha Yang Maha Esa untuk memberkati.
Diakhir perayaan tersebut, kedua alumni kembali mengucapkan banyak terima kasih kepada para pendidik yang telah berjasah atas proses yang mereka lalui. Dan tak lupa akan selalu mendoakan semoga semua Bapak/Ibu Pendidik dan Tenaga Kependidikan di RADAM selalu sehat dalam menjalankan tugas mulianya, mencerdaskan anak bangsa yang berguna bagi agama, bangsa dan negara. Dan selamat merayakan hari Guru nasional yang ke 76 yang bertemakan BERGERAK DENGAN HATI, PULIHKAN PENDIDIKAN dengan besar harapan pendidikan yang akan datang lebih baik ( Matt Sukun )
2 Komentar
Koreksi dikit ya,asal desa eputobi bukan lewotobi.haturnuhun/terimakasih
BalasHapusTerima kasih atas masukannya Pak. Mohon maaf atas kekeliruan dalam penulisan ini.
Hapus