LEWOLEBA , Gagas Indonesia
Satu - - -
Anggota Dewan Perwakilan Rakyat
Daerah Nusa Tenggara Timur, Vikor Mado Watun, SH, Selasa (2/11)
mengunjungi Panti Titipan Eugene Schmitz Lamahora di jantung Lewoleba, kota
Kabupaten Lembata, NTT. Kehadiran anggota DPRD dari Partai Demokrasi Indonesia
Perjuangan itu disambut hangat pengeloa panti Regina Lolonrian dan para
penghuni panti dengan penuh sukacita.
“Kami berterima kasih kepada Bapak Viktor Mado Watun. Kami semua merasa
terharu dan penuh sukacita dengan kunjungan beliau. Kami semua kaget. Kunjungan
ini menjadi berkat berlimpah bagi para penghuni. Tak pernah kami bayangkan
mendapat kunjungan Bapak Viktor. Ini adalah jalan dan berkat Tuhan,” ujar
Regina Lolonrian kepada Viktor Mado Watun disaksikan para penghuni panti yang
terdiri dari anak-anak dan remaja tersebut.
Wakil Ketua Komisi III DPRD NTT Mado Watun, mengaku kunjungannya ke Panti
Titipan Eugene Schmitz dilakukan mendadak setelah menyambangi sejumlah kampung
di wilayah Lembata. Kunjungan dalam rangkaian reses pada Masa Sidang Pertama
tahun 2021 di Lembata, daerah pemilihannya (dapil) tersebut sebagai bentuk
perhatian wakil rakyat sekaligus putra Lembata yang saat ini diberi mandat
rakyat mengemban tugas sebagai wakil rakyat di DPRD NTT.
“Saya mengunjungi panti Eugene Schmitz Lamahora tanpa sein (pemberitahua terlebih dahulu) kepada Ibu Regina Lolonrian
selaku pengelola panti. Saya ingat baik panti ini dirintis Ibu Regina atas kerinduan
warisan semangat dan mimpi Dekan Lembata Pastor Eugene Schmitz SVD,” ujar
Viktor Mado Watun melalui keterangan tertulis yang diterima media dari
Lewoleba, kota Kabupaten Lembata, Rabu (3/11).
Mantan Bupati Kabupaten Lembata ini menambahkan, Pater Schmitz merupakan
salah seorang misionaris asing asal Amerika Serikat yang ditugaskan di Dekanat
Lembata, Keuskupan Larantuka. Pastor asal negara adi daya pimpinan Presiden
Joseph Robinette Biden alias Joe Biden itu sangat berjasa dalam pertumbuhan
imam umat dan perkembangan Misi Gereja serta masyarakat Lembata di Keuskupan
Larantuka dan NTT umumnya.
“Pater Schmitz adalah salah seorang misionaris asing yang mendapat tugas
perutusan SVD di Lembata, Keuskupan Larantuka. Almahrum bersama sejumlah imam
misioanris lainnya dari benua Amerika dan Eropa sangat berjasa bagi
perkembangan kehidupan menggereja di Lembata. Perhatian mereka sangat besar
bagi umat dan daerah, termasuk memperhatikan banyak anak kurang mampu dari
keluarga-keluarga di kampung-kampung. Mimpi menghadirkan panti titipan ini
lewat Ibu Regina Lolonrian, Bruder Damianus Watun SVD, dan Pak Pius Kulubeyeng
sangat dirasakan hingga saat ini,” kata Mado Watun.
Saat kunjungan tersebut, Mado Watun juga menyerahkan tanda kasih bagi para
penghuni berupa satu karung beras 50 kilogram, 2 ikat telur ayam sekitar 400
butir, 20 dos masker, dan Rp. 500 ribu uang tunai. Bantuan tersebut, kata
Viktor, tentu tak seberapa bagi puluhan penghuni panti. Namun, hal itu sebagai
tali kasih dan persaudaraan sesama warga negara di Lembata, di tengah kepungan
wabah virus korona yang nyaris melemahkan berbagai sendi ekonomi hingga
pedesaan.
“Kalau dilihat dari jumlah, tentu tak seberapa namun saya berharap semoga
bisa membantu anak-anak penghuni panti sebagai wujud kasih dan persaudaraan
sesama anak bangsa. Saya juga meminta pengelola dan penghuni panti agar kita
semua berdoa kepada Tuhan dan berusaha menaati protokol kesehatan guna ikut
membantu pemerintah sehingga wabah korona segera hilang dan masyarakat bisa
kembali bekerja memenuhi kebutuhan sehari-hari,” katanya.
Panti Eugene Schmitz terletak di Jalan Eugene Schmitz No. 6 Lamahora,
Lewoleba, Lembata, NTT. Panti ini awalnya didirikan dengan tujuan menampung dan
merawat anak-anak dari keluarga kurang mampu. Mereka adalah anak-anak yatim,
anak-anak dari keluarga yang mengalami tekanan ekonomi, dari keluarga tidak
lengkap atau mengalami gangguan mental.
Kehadiran panti ini bermula dari impian Pastor Schmitz SVD, Deken Lembata,
Keuskupan Larantuka kala itu. Pater Schmitz berniat memelihara dan merawat
anak-anak yang membutuhkan bantuan. Panti ini juga membantu orang-orang sakit
dan anak-anak yang ditinggal pergi orangtua mereka untuk bekerja di luar
negeri.
Oleh karena itu, Pater Schmitz membantu Regina uang ala kadarnya. Regina,
wanita kelahiran Buriwutung, Lembata, 18 Agustus 1970 adalah warga Lembata aktivis
yang lama bekerja di pastoran di Keuskupan Larantuka. Regina pernah mengabdikan
diri sebagai tenaga sukarela di Susteran CIJ Lewoleba, Susteran CIJ Damian
Lewoleba, St Arnoldus Larantuka- Flores Timur, asrama putra Sekolah Teknik
Menengah Bina Karya Larantuka, dan Rumah Biara SVD Bukit Lewoleba.
Pada 8 April 2003, dengan uang bantua Pastor Schmitz dan bantuan tenaga
siswa-siswi serta instruktur STM Bina Karya, ia berhasil membanguna fisik panti.
Rumah permanen sekaligus panti tersebut dipakai sebagai tempat tinggal dan tumpangan
bagi anak-anak. Kerinduan merawat dan menampung anak-anak dengan beragam
persoalan mulai terwujud.
“Saat awal ada puluhan anak dari berbagai usia sekolah tinggal di panti.
Jumlah ini belum terhitung keluarga yang datang berobat, juga ibu-ibu yang
menunggu kelahiran bayinya di panti ini,” ujar Regina Lolonrian. Regina
melanjutkan, para penghuni panti adalah anak-anak berbagai usia sekolah mulai
TK hingga SMA.
“Sebagai pengelola, kami berdoa dan berharap panti ini merupakan rumah yang
beratapkan hati. Kami selalu menjadikan panti ibarat induk ayam yang selalu
merentangkan sayap melindungi anak-anaknya,” kata Regina.
Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Nusa Tenggara Timur Vikor Mado
Watun, SH menyerahkan bantuan ala kadarnya kepada Penanggungjawab Panti Titipan
Eugene Schmitz Lewoleba, Lembata, NTT, Selasa (2/11). Penyerahan bantuan
tersebut dalam rangkaian reses di Lembata, daerah pemilihannya. *** (Ansel Deri)
0 Komentar