Unordered List

6/recent/ticker-posts

Jalan Itu Misteri

 

Semalam saya diminta untuk memimpin ibadat mengenang kematian salah seorang anggota lingkunganku yang setahun lalu dipanggil oleh Tuhan. Doa ini dihadiri oleh hanya lima belas orang dan mengikutinya secara langsung. Sedangkan yang lain mengikutinya secara daring melalui google meet. Doa yang dihadiri secara terbatas dan melampaui batas karena mengikuti secara daring. Doa untuk kepergian salah seorang anggota keluarga menjadi sesuatu yang memilukan sekaligus memendam kerinduan mendalam dari para anggota keluarga yang ditinggalkan.

Memang, kematian yang dialami oleh salah seorang anggota lingkungan, sebuah kematian yang sunyi, tanpa didampingi oleh anggota keluarga. Ia mati setahun yang lalu saat situasi Covid 19 semakin mengganas dan merenggut setiap nyawa para penderita. Para penderita Covid dan pada akhirnya meninggal dunia, dalam terang iman, dilihat sebagai jalan, bagaimana Allah memanggil seseorang untuk menghadap-Nya. Ketika memahami secara mendalam tentang peristiwa kematian ini, ada misteri yang tidak terungkap terutama soal waktu dan cara kematian itu sendiri. Hanya Allah yang tahu tentang waktu yang tepat saat mengambil seseorang untuk menghadap-Nya.  

Ketika memberikan renungan seputar kematian, teks Injil yang menggambarkan tentang kebangkitan Yesus menjadi sebuah peneguhan iman sekaligus penghiburan


bagi keluarga yang ditinggalkan. Kematian Kristus di salib menjadi sebuah kematian berharga, karena salib, tempat Ia dipaku dan memeluk kematian itu, hanyalah sementara. Melalui salib dan kematian-Nya, ada jalan keselamatan terbuka bagi umat manusia. Kebangkitan-Nya dari alam maut tidak hanya menunjukkan kepada dunia bahwa Allah berkuasa atas maut, tetapi lebih dari itu, keselamatan berpihak pada manusia. Kematian-Nya di kayu salib merupakan kematian berharga di mata Allah dan di mata manusia. Beristirahatlah dalam damai-Nya.***(Valery Kopong)

Posting Komentar

0 Komentar