Unordered List

6/recent/ticker-posts

Catatan Dari Moderasi Beragama

 

Beberapa hari yang lalu, saya mengikuti kegiatan moderasi beragama di Hotel Golden Tulip yang diselenggarakan oleh Kanwil Kemenag Provinsi Banten. Empat hari, para peserta  mengikuti materi dan menganalisa beberapa persoalan yang sedang berkembang saat ini, terutama paham-paham radikal yang ingin menghancurkan NKRI. Selama ini ketika mendengar paham-paham radikal yang muncul ke permukaan, dan saya sendiri sepertinya bersikap pasif dan menjadikan diri sebagai penonton. Cukup banyak orang yang kini terpapar paham radikal yang berperilaku berbeda dengan masyarakat umum.

Beberapa peserta yang hadir, mencoba mengisahkan pengalaman mereka selama ini yang kesulitan menghadapi kelompok-kelompok ekstrimis, paling kurang mengajak mereka untuk memahami agama secara benar. Kelompok-kelompok yang terpapar dengan paham radikal ini menggunakan agama sebagai kedok untuk bisa menjaring orang. Penyebaran paham radikal ini bisa melalui pertemuan-pertemuan tertutup dan juga melalui medsos serta website. Propaganda akan paham radikal semakin hari semakin gencar dilakukan sebagai upaya untuk menggantikan ideologi negara Indonesia saat ini.

Kelompok-kelompok radikal yang selama ini beraksi dan biasanya saya saksikan melalui tayangan di layar kaca, ternyata pada saat mengikuti kegiatan moderasi beragama, salah satu peserta mengisahkan bahwa ada seorang anggota keluarganya terpapar paham radikal. Setelah bergabung dengan kelompok eksklusif itu, ia semakin jauh dari keluarga dan bahkan ibunya meninggal pun tidak diperbolehkan datang untuk menguburkannya. Peserta yang menceritakan peristiwa ini sambil berurai air mata.

Mendengar kisah pilu dari salah seorang peserta yang menggambarkan keterlibatan salah satu anggota keluarganya, menyadarkan saya bahwa ternyata paham radikal itu sedang mengintai kehidupan kita saat ini. Apa yang menjadi penyebabnya? Dari penuturan peserta itu, ia mengatakan bahwa keluarganya sangat moderat dan memberikan kesempatan yang bebas pada anak-anaknya untuk memilih kelompok-kelompok doa. Di sini bisa dilihat bahwa keluarga harus memainkan peranan yang penting dan sekaligus memberikan fungsi protektif pada setiap anggota keluarga.  

Para peserta moderasi beragama, 1-4 Desember 2021

Persoalan lain yang harus dibedah adalah bagaimana menafsir secara benar teks kitab suci. Penafsiran teks kitab suci mestinya di bawah bimbingan para ahli tafsir kitab suci sehingga mudah memahami teks dan konteks dari kitab suci. Dengan memahami secara benar dan mendalam akan kitab suci dari masing-masing agama, maka setiap orang pasti akan memperlihatkan diri sebagai orang yang moderat dan mampu memahami keberadaan agama dan pemeluk agama yang lain. Hanya dengan memahami agama secara benar, pada akhirnya orang berlaku baik.***(Valery Kopong)

 

 

Posting Komentar

1 Komentar