Bertempat di studio Samadi-Klender – Jakarta Timur, hadir beberapa tamu undangan, yang tidak lain adalah pengurus ASAK (Ayo Sekolah – Ayo Kuliah) di paroki-paroki di bawah Keuskupan Agung Jakarta dan tamu undangan lain. Kehadiaran para pengurus ASAK dan juga beberapa anak-anak ASAK, memenuhi undangan dari LOJF (Light Of Jesus Family) yang selama ini menjadi penyandang dana bagi beberapa paroki. Pada minggu sore, 19 Desember 2021 tepat pukul 17.00 acara “Praise and Worship” dimulai. Turut memeriahkan acara yang digelar secara offline dan daring, ditayang pada youtube itu, yakni LOJF dan juga kelompok penyanyi Seravim.
Romo Yus Ardianto selaku pimpinan Pusat Pastoral Samadi, membuka dengan doa yang mengantar para tamu dan juga semua yang mengikuti acara secara daring itu. Acara pujian dan penyembahan (Praise and Worship) mengambil tema, “Perjumpaan yang membawa suka cita.” Tema yang diangkat itu merujuk pada perjumpaan Maria dan Elisabeth. Menurut Romo Yus dalam pesan singkat di acara itu, bahwa Maria dan Elisabeth adalah dua perempuan yang mengalami kebingungan. Maria yang saat itu masih terlalu muda untuk mengandung dari Roh Kudus dan Elisabeth pada usia yang sangat tua tetapi masih dikaruniai seorang anak. Perjumpamaan mereka ini saling meneguhkan antara satu dengan yang lain. Hadir juga dalam acara Praise and Worship, Romo Romanus yang juga memberikan kesaksian tentang perjalanan hidup. Bahwa “terkadang aku lelah dalam doa,” cerita Romo Romanus. Doa tidak harus berbicara tetapi juga berada dalam keheningan.
Perjumpaan
itu tidak hanya saling meneguhkan tetapi juga membawa berkat bagi yang lain. Karena
itu kita memilih siapa dan kelompok mana yang menjadi titik kumpul untuk saling
meneguhkan satu sama lain. Jika kita memilih kelompok yang tepat maka ada suasana
suka cita dan saling meneguhkan satu dengan yang lain. Tetapi jika kita salah
memilih teman atau kelompok dalam bergaul maka bisa kita mengalami musibah
dalam kehidupan.
Perjumpaan
yang dilakukan oleh orang-orang, tidak hanya berhenti pada titik jumpa itu. Tetapi
lebih dari itu, perjumpaan itu membuahkan banyak hal, termasuk memberikan
donasi bagi mereka yang tengah mengalami kekurangan. Acara “Praise and Worship”
yang digagas oleh Samadi, Pusat Pastoral Keuskupan Agung Jakarta, menggandeng
LOJF sekaligus menggalang dana untuk membantu anak-anak ASAK yang belum
beruntung. Anak-anak yang tergabung dalam ASAK di Keuskupan Agung Jakarta,
terhitung ribuan anak. Menurut Bapak Edi, selaku pengurus ASAK Keuskupan Agung Jakarta,
bahwa ASAK itu bisa berjalan karena adanya penyantun. Ada juga mitera dari kampus
yang memberikan 100 % beasiswa bagi anak-anak ASAK. Untuk saat ini, ada tujuh
ribu anak ASAK yang terus dibantu agar suatu saat nanti mereka bisa membuahkan
hasil.***(Valery Kopong)
0 Komentar