Unordered List

6/recent/ticker-posts

Confreria Reinha Rosari Larantuka: SERIKAT AWAM KATOLIK TERTUA DI INDONESIA

 

 


                                                                                                         

Eksistensi Confreria Reinha Rosari,   sebuah Serikat Awam Katolik di Larantuka memainkan peranan penting dalam perkembangan Gereja lokal.  Konon Serikat awam ini adalah yang tertua di indonesia.

 

 HADIRNYA Confreria Reinha Rosari di Larantuka diarsiteki oleh para misionaris Dominikan asal Spanyol dan Portugis  ketika menjalankan misi Flores pada tahun 1564.  Para misionaris Dominikan ini selain menyebarkan agama, mereka juga melayani para pedagang rempah-rempah berkebangsaan Portugis yang telah lebih dahulu menjajakan kakinya di Pulau Solor pada tahun 1520, sebuah pulau yang terletak di sebelah selatan Larantuka.

 

Adapun tujuan awal pembentukan Serikat Konfreria  didasarkan pada pemikiran agar gereja di tanah misi tidak tergantung pada misionaris atau  imam saja (Misionaris Portugis dan Spanyol). Hal ini pula yang mendorong, Paus Innocentius VII pada tahun 1405 mengakui adanya Persaudaraan Pertapaan Santo Dominikus yang kemudian pada tahun 1484 mengubahnya menjadi Ordo ke – III dari Ordo Dominikan dan terdaftar untuk selamanya pada Archiconfreria di Vatican – Roma sebagai salah satu Serikat Awam dalam Conggregatio de Propaganda Fide (yang dibentuk oleh Paus Gregorius XV tahun 1562). 

 

Setelah Ordo Dominikan meninggalkan dan tidak berkarya lagi di Larantuka, Confreria Reinha Rosari Larantuka untuk selanjutnya diserahkan sepenuhnya kepada ordinaris wilayah keuskupan setempat (sekarang Uskup Larantuka).

Sejak awal kehadiran-nya,  Confreria Reinha Rosari Larantuka dalam pengabdiannya bertugas dan bertanggung jawab pula dalam hal pembinaan iman dan pengetahuan agama. Hal ini sangatlah nampak dan menonjol terutama di saat-saat Larantuka mengalami kekurangan bahkan ketiadaan Imam di masa lampau selama hampir seabad.

 

Selain tugas-tugas tersebut, Confreria juga memelihara dan melaksanakan semua peribadatan devosional terutama Devosi Jumad Agung (Semana Santa) yang memang telah berakar dan membudaya bagi orang Larantuka.

 

Mulanya, Serikat Awam  Katolik ini hanya terdapat di Kota Larantuka, Wureh dan Konga. Kemudian diperluas pembentukannya di setiap stasi Misi / Paroki, terutama setelah Perang Dunia ke II. Oleh karena pembentukan iman umat maupun kehidupannya terjadi di tengah-tengah tradisi Portugis dimasa lalu  maka hingga kini masih ditemukan banyak tradisi Portugis  serta penggunaan bahasa Portugis dalam acara-acara peribadatan devosi.

 

Keanggotan Confreria

Keanggotaan mereka bersifat terbuka bagi semua Umat Katolik yang mau bergabung. Hanya saja mereka harus bersedia menjalankan berbagai kegiatan Pastoral dengan sukarela. Kebanyakan mereka yang  bergabung dalam Serikat Awam Katolik ini adalah orang-orang yang menjadi panutan dalam keseharian hidup berkeluarga dan rata-rata dari mereka adalah orang-orang yang sudah berusia di atas  50 tahunan, meskipun terdapat satu dua orang yang umur di bawah itu.

 

Dalam sebuah kesempatan wawancara yang dilakukan penulis dengan Almarhum Rofinus Nara Kean  semasa hidupnya, yang kala itu menjabat  Ketua Serikat Confreria Reinha Rosari Paroki San Juan,  membenarkan,  bila serikat ini adalah satu-satunya di Indonesia bentukan  Misionaris Dominikan. Mulanya keanggotaan mereka  hanya sebatas orang-orang yang berpendidikan guru pada zaman itu, namun seiring perkembangan zaman, keanggotaan terbuka bagi siapa saja  yang mau bergabung dan sudah memiliki kesiapan dalam segala hal terutama dalam soal iman dan kesanggupan untuk menjalankan tugas-tugas pastoral.

 

Di Larantuka, selain pada saat Semana Santa, peran menonjol komunitas ini juga dapat diketahui pada saat peristiwa kedukaan yakni pada saat doa  penguburan dan juga doa pada malam Spidialma atau Nebo. 

 

Ia mengisahkan serikat awam Katolik ini sebelumnya ada juga di Maluku.  Ketika Bangsa Portugis menduduki wilayah itu, para misionaris Dominikan yang ikut dalam perdagangan rempah-rempah membentuk juga di Maluku. Sayangnya, di maluku serikiat ini tidak eksis lagi sejak lama. (Mans Balawala SMGM Cabang Larantuka)

 )

 

Posting Komentar

0 Komentar