Unordered List

6/recent/ticker-posts

Membaca Simbol

 

Dalam Gereja Katolik, kita mengenal begitu banyak simbol. Simbol-simbol yang digunakan dalam Gereja Katolik mengandung maksud tertentu di balik simbol itu. Simbol membahasakan makna tertentu dan di balik makna itu, bisa menggiring pemahaman umat menyadari hakikat terdalam di dalam kehidupan menggereja. Pada tulisan ini, penulis mencoba menelaah beberapa simbol yang digunakan untuk memperlihatkan gagasan pokok dari masing-masing Injil. Keempat Injil yang kita kenal, yakni Matius, Markus, Lukas dan Yohanes memiliki simbol / lambang tersendiri dan tentunya lambang / simbol yang digunakan itu memberikan makna dari inti pewartaan yang ditonjolkan oleh penginjil.

Mengapa manusia selalu menggunakan simbol / lambang untuk membahasakan sesuatu? Pertanyaan ini menjadi pertanyaan penting karena mengingat bahwa manusia disebut sebagai “homo symbolicum.” Manusia adalah homo symbolicum, makhluk yang menyukai simbol / lambang, yakni sesuatu untuk menyatakan suatu hal atau mengandung maksud tertentu. Dengan bahasa simbol, setiap individu sebagai makhluk  berpikir, mencoba untuk menelisik lebih jauh tentang makna di balik simbol itu. Simbol tidak sekedar membahasakan makna leksikal semata tetapi justeru menjadi pintu masuk untuk menelaah tentang inti terdalam dari nilai teologis – filosofis.

Ernst Cassirer lebih menamakan manusia sebagai “animal symbolicum”. Dengan menamakan manusia sebagai “animal symbolicum” ini, Cassirer ingin menempatkan manusia dalam cakupan yang lebih luas dari “homo sapiens.” Menurut Cassirer, keunikan manusia tidak terletak pada kemampuan berpikirnya namun dengan kemampuan berpikirnya yang rational maka manusia mampu menggunakan simbol sebagai wujud nyata kemampuan manusia dalam berbahasa. Bahasa simbolik yang digunakan oleh manusia, merupakan bentuk abstraksi atau ringkasan padat dari sebuah realitas.

Dengan kemampuan inilah setiap manusia dibekali daya tasfir untuk berani memberikan simbol untuk membahasakan sebuah realitas yang belum terungkap sepenuhnya. Dalam Gereja Katolik yang kaya akan simbol-simbol, menggugah setiap umat untuk memaknai simbol itu sekaligus memberikan nilai baru yang bisa mengantar iman umat untuk mengerti nilai-nilai Injili. Seperti yang sudah dipaparkan di atas, bahwa simbol-simbol yang digunakan oleh keempat Injil secara spesifik dilukiskan oleh St. Ireneus. Simbol yang digunakan Injil Matius adalah seorang manusia ilahi. Simbol ini mengingatkan kita akan Injil Matius yang menekankan kedatangan Yesus di dunia sebagai manusia dan hal ini bisa terlihat pada silsilah Yesus. “Inilah silsilah Yesus Kristus, anak Daud, anak Abraham” (Mat 1:1) - dan inkarnasi serta kelahiran-Nya.

Apa lambang Injil Markus? Lambang Injil Markus adalah singa bersayap. Lambang singa ini mengingatkan kita akan seruan padang gurun yang dilakukan oleh Yohanes Pembaptis. “Inilah permulaan Injil tentang Yesus Kristus, Anak Allah. Seperti ada tertulis dalam kitab nabi Yesaya: `Lihatlah, Aku menyuruh utusan-Ku mendahului Engkau, ia akan mempersiapkan jalan bagi-Mu; ada suara orang yang berseru-seru di padang gurun: Persiapkanlah jalan untuk Tuhan, luruskanlah jalan bagi-Nya.”


Injil Lukas dilambangkan dengan lembu. Lembu digunakan sebagai kurban di Bait Suci tetapi dalam konteks Perjanjian Baru, mengingatkan kita akan Kristus sebagai kurban utama untuk menyelamatkan manusia. Sementara itu, Injil Yohanes dilambangkan dengan rajawali yang terbang tinggi tanpa takut akan silaunya matahari.  Injil Yohanes disebut juga sebagai Injil modern yang menampilkan prolog tentang peristiwa inkarnasi. “Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah. Ia pada mulanya bersama-sama dengan Allah. Segala sesuatu dijadikan oleh Dia dan tanpa Dia tidak ada suatupun yang telah jadi dari segala yang telah dijadikan” (Yoh 1:1-3) dan “Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran” (Yoh 1:14).***(Valery Kopong) 

 

 

 

 

 

 

Posting Komentar

0 Komentar