Unordered List

6/recent/ticker-posts

Seorang Penderma Jatuh miskin?

 

Menjelang hari raya memperingat kelahiran Yesus, beberapa teman yang Katolik, berkompromi untuk berusaha berbagi kepada teman-teman lain. Perhatian pada teman-teman yang sedikit berpunya, berusaha untuk berbagi kepada karyawan yang hidupnya pas-pasan. Momentum berbagi ini juga merupakan sebuah cara untuk membumikan pesan natal sebagai sebuah peristiwa sederhana dan Allah berbagi kepada manusia melalui kelahiran Putera-Nya. Kesederhanaan suasana natal dalam tahun yang lalu, mengungkapkan esensi natal sesungguhnya. Berbagi dalam kesederhanaan dan dalam kesederhanaan pula, setiap pengikut-Nya berusaha untuk berbela rasa dengan mereka yang sederhana pula.

Ada suatu moment, saat gerakan berbagi ini hendak dilaksanakan. Kami semua mencoba mengumpulkan bahan-bahan sembako yang akan disalurkan pada teman-teman sendiri yang layak menerimanya. Ada satu teman berpesan bahwa berbagi kepada orang lain merupakan jalan menuju keberkahan. “Memberi kepada orang lain, tidak membuat kita jatuh miskin. Saya belum pernah mendengar bahwa seorang penderma jatuh miskin setelah memberi sesuatu kepada orang lain. Tetapi justeru dengan memberi itu, seorang penderma mendapat kelimpahan berkat.”

Hidup ini tidak hanya berkutat pada soal menerima sesuatu dari Tuhan. Tetapi yang jauh lebih penting adalah bagaimana setelah menerima berkat dari Tuhan, kita juga berkewajiban untuk berbagi kepada orang lain. Dalam konteks iman kristiani, kita perlu banyak belajar dari “janda miskin” yang memberikan persembahan pada Tuhan dari kekurangannya. Yang mau diperlihatkan adalah sikap tulus dalam memberi karena Tuhan tahu bahwa ketulusan memberi sesuatu kepada orang lain menjadi kata kunci dalam mengungkapkan syukur pada Sang Pemberi kehidupan.

sumber: Dream.co.id

Membangun sebuah kehidupan yang baik, tidak lain membangun dua arah dalam hidup ini. Pertama, kita harus membangun hubungan vertikal dengan Tuhan melalui doa, devosi dan kegiatan rohani lain. Kedua, kita juga harus berbagi kepada orang lain yang tengah mengalami kesulitan hidup. Di sini, kita bisa lihat bahwa doa itu baik tetapi jauh lebih baik adalah buah-buah doa. Buah dari doa adalah tindakan nyata yang mau mempertegas doa-doa yang dilantunkan.***(Valery Kopong)

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Posting Komentar

0 Komentar