TAHUN BARU Imlek yang dirayakan berdekatan dengan Cap Go Meh. Nama bagi yang belum memahaminya tulisan berikut menjadi sajian yang memberikan penjelasan keterkaitan antara Cap Go Meh dengan Imlek, berikut petikan wawancara dengan Tokoh Agama Konghucu, Gunadi Prabuki. Berikut petikannya:
Apa kaitan Cap Go Meh dengan Tahun Baru Imlek
Dao qin
terkasih, setelah memasuki tahun baru imlek, selanjutnya kita juga akan
merayakan Cap Go Meh pada tanggal 15 bulan pertama Imlek. Lalu apa kaitan Cap
Go Meh dengan Tahun Baru Imlek?
Cap Go Meh
murapakan malam purnama pertama pada
tahun yang baru. Cap Go Meh secara umum dikenal sebagai saat puncak sekaligus penutupan
tahun baru, atau penutup dari rangkaian Tahun Baru Imlek.
Sebagaimana
mana kita ketahui bahwa rangkaian tahun baru dimulai sejak tangal 24 bulan 12
imlek atau yang dikenal dengan Ersi Shengan/Ji Si
Siang Ang. Ersi /Ji Si berati tanggal 24 bulan 12
Imlek, dan Sheng An/Siang Ang berarti menaikan syukur, maka Ersi Sheng An/Ji Si
Siang Ang berati tanggal 24 bulan 12 saatnya menaikan syukur kehadiran Tuhan
atas keselamatan keberkahan, kedamaian yang sudah diterima manusia selama satu
tahun.
Gunadi Prabuki
Keselamatan, kemanan, dan kedamaian penghuni rumah dikaitkan dengan dapur atau
aktivitas memasak , yang menunjukan penghuni rumah masih mendapat makan. Dapur dikaitkan dengan malaikat dapur (Cao
Kun/Zaojun). Oleh karenanya, saat itu
juga dilakukan penghormatan atau sembahyang kepada malaikat Cao Kun. Ada keyakinan lain di dalam
masyarakat Tionghoa bahwa pada hari itu diyakini sebagai saat malaikat Cao Kun naik ke langit mengahadap
Tuhan untuk melaporkan perbuatan manusia selama satu tahun yang telah dijalani.
Namun berdasarkan spirit keagamanan, itu adalah saat menaikan Syukur kehadirat
Tuhan atas berkah keselamatan yang sudah kita terima. Jadi ada persoalan dalam
memahami kata Sheng/Siang. Secara harfiah Sheng/Siang adalah naik. Ada memahami
kata naik sebaik naiknya malaikat Cao kun dan ada yang memahami kata naik
sebagai saat menaikan syukur.
Saat Ji
Si Siang Ang juga dilaksanakan sembahyang kepada leluhur, dengan spirit bahwa: “Sembahyang kepada telah tiada inggat
kepada yang masih hidup.” Karena spririt
ini maka pada saat sembahyang Ji Si Siang Ang juga lakukan bakti sosial untuk
membantu saudara-suadara yang kurang mampu. Selanjutnya hari ini juga dikennal
dengan nama ‘hari persaudaraan.’
Berlanjut dengan sembahyang menutupan atau pergantian tahun Chuxi/Ti Sik yang dilaksanakan satu
hari menjelang Tahun Baru (tanggal 29/30 bulan 12 Imlek atau dikenal dengan perayaan Ji Kao Me atau Sa Cap Meh. Sembahyang di laksanakan di hadapan altar leluhur, memanjatkan doa kepada Tuhan untuk ketenangan
dan kedamaian arwah leluhur yang telah medahului. Setelah sembahyang
kehadapan leluhur, selanjutnya diadakan acara makan bersama keluarga yang sekaligus menjadi momen reuni
keluarga. Budaya makan bersama pada saat setelah sembahyang Chuxi/Ti Sik menjadi momen penting dalam keluarga
Tionghoa.
Pada malam harinya, memasuki saat Cu Si pukul 23.00 – 01.00 adalah
detik detik memasuki tahun baru dan dilakukan sembahyang syukur kehadiran Tuhan
dengan penuh kidmat, dilajutkan dengan saling menghormat dan saling mendoakan
satu sama lain, dengan pengharapan semoga ditahun ini semua dapat menjadi lebih
baik, dan segala harapan mulia akan dapat tercapai. Penghormatan tentu diberikan terlebih dahulu
kepada kedua prang tua atau orang yang paling dituakan di dalam keluarga, baru
dilanjutkan kepada saudara saudara yang lain.
Kembali kepada
perayaan Cap Go Meh, selain dikenal sebagai penutup dari rangkaian Tahun juga
sebagai saat sembahyang kepada Bumi (Di) atau sembahyang awal tanam (Shang Yuan/Siang
Gwan atau Yuan Xiao/Gwan Siau), dimana pada esok harinya orang sudah dapat memulai kerja baru atau mulai
menanam mengingat mayoritas masyarakat era itu adalah pertani.
Sembahyang
Shang Yuan/Siang Gwan merupakan sembahyang syukur kehadirat Tuhan karena pada
saat Shang Yuan merupakan saat mulai diturunkannya berkah bagi kehidupan keselamatan
dan kesejahteraan bagi segenap umat manusia melalui Bumi. Oleh karena itu, saat
Cap Go Meh juga dilakukan pengormatan kepada malaikat bumi.
Jadi Cap Go
Meh sangat berkaitan dengan tahun baru Imlek, selain sebagai penutupan atau
pucak perayaan tahun baru, juga sebagai saat Shang Yuan yaitu saat mulai mulai
diturunkannya berkah Tuhan kepada umat manusia, dan juga sebagai saat
dumulainya aktivitas atau kerja ditahun yang baru (menanam).
Dao qin terkasih, pertama, kiranya perlu kita samakan dulu persefsi kita
tentang istilah Toa Pe Kong/Tu Di Gong (大伯公). Istilah Toa pe kong/Tu Di Gong sebenarnya
istilah untuk menyebut para shenming, tepatnya shenming shenming lokal, dimana
pada setiap daerah biasanya ada shenming yang dianggap penting dan berkuasa di
wilayah tersebut. Secara harfiah
Toa
pe kong/Tu Di Gong berarti paman agung atau papan tertua,
bisa juga menjadi leluhur yang tertua yang dituakan.
Toa
pe kong/Tu Di Gong selanjut
dikaitkan dengan malaikat bumi (Tŭshén 土神);
dan Houtu (后土), keduanya merujuk kepada malaikat bumi. Termasuk
juga Houji/Ho Cik seorang meteri
pertanian pada masa pemerintahan Raja You/Giau dan Shun yang merupakan leluhur
dinasti Zhao/Ciu, dan Fude Zhengshen, semua merujuk atau dikaitkan dengan malaikat
bumi.
Kegiatan gotong Tao Pe Kong atau membawa keluar para shenming
berkeliling kota di wilayah sekitar kelenteng/miao dimaksudkan untuk memberikan
aura baik memberikan keberkebahan kepada masyarakat yang ada di wilayah
tersebut. Sebelum diarak biasaya ada ritual terlebih dahulu untuk tandu beserta
isinya atau shenming yang ada di dalamnya.
Kenyakinanan ini tertanaman begitu kuat dalam masyarakat Tionghoa pada
umumnya, dan umat Khonghucu pada khususnya.
Semarak dan semangat kegembiraan saat Cap Go Meh akhirnya benar benar
dapat memberikan auara baik bagi masyarakat yang menyakininya.
Akhirnya, semoga perayaan perayaan yang membudaya dalam masayakarat itu
menjadi perekat persatuan dan kesatuan bangsa, membaur dalam kesukacitaan dan
rasa syukur yang mendalam atas segala berkah yang dilipahkan Tuhan. (***)
0 Komentar