Puhu, Gagas Indonesia Satu.Com
TEPATNYA Agustus 2022, Lewo Honihama Desa
Tuwagoetobi Kecamatan Witihama, Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT) akan
mengadakan Puncak Pesta Intan Sekolah Dasar Katolik (SDK) St. Petrus Honihama.
Menjelang puncak acara, ada beragam kegiatan yang dilakukan yakni Lomba Hedung,
dan Dolo-dolo antar RT di Desa Tuwagoetobi.
Upaya ini
sebagai wujud pelestarian budaya, Lomba Futsal antar Anak Muda di Pulau
Adonara sebagai ruang pembibitan kader muda yang mencintai dunia olahraga,
Festival Jagung Titi Honihama sebagai penegasan ikon Honihama yang dikenal
sabagai kampung penghasil jagung titi nomor satu di Pulau Adonara, kegiatan
workshop penulisan buku yang melibatkan guru-guru di Pulau Adonara, kegiatan
Penataan Jalan Desa, kegiatan pentas Seni Musik, Pengobatan Gratis, Pembangunan
Perpustakaan Sekolah, Pemugaran Gedung Sekolah, Diskusi Budaya, Penghijauan di
mata air, dan lain-lain.
Sejak Bulan Januari hingga Februari 2022 , hampir
setiap akhir pekan digelar kegiatan bernuansa
aneka budaya sebagai upaya pelestarian Budaya Lokal. Acara ini
diselenggarakan di tengah kampung melibatkan anak kecil, orang dewasa hingga
orang tua. Mereka menari penuh kegembiraan diiringi alat musik gong dan
gendang. Hadir juga, sejumlah orang di luar kampung honihama. Mereka-mereka ini
disapa dengan "Tamu Kehormatan". Orang-orang yang menaru peduli pada
pengembangan pembangunan SDK Honihama dan Lewotana Honihama pada umumnya.
Anggota panitia Intan atau 75 tahun, Kamis (3 Maret
2022) melakukan Aksi Sosial Penghijauan di sumber Mata Air " Wai Lawe" tepatnya di
lokasi Woka Wato Belen dan Woka Ile yang merupakan titik resapan untuk mata air
"Wai Lawe" di Desa Puhu, Kec. Adonara
Timur. Sedikitnya 200 orang muda dari Desa Tuwagoetobi dan Desa Riangduli,
bekerja sama dengan pemerintah Desa Puhu
melakukan penghijauan dengan menanam kurang lebih 700 anak jenis pohon cengong.
Koordinator kegiatan, Yohanes Rou Boli
menyampaikan, tujuan kegiatan ini selain sebagai bagian dari rangkaian
menyongsong Pesta Intan SDK Honihama, juga adalah bentuk tanggung jawab dua
desa itu yang sejak lama, yakni tahun 1975 telah mengkonsumsi air "Wai
Lawe".
"Sebagai masyarakat Tuwagoetobi dan Riangduli kami
sangat berterima kasih. Sejak tahun 1975, saat kami belum lahir, leluhur kami
telah menggunakan sumber air "Wai Lawe" untuk keperluan hidup
sehari-hari bahkan dari berbagai generasi sampai dengan saat ini,’’ kata Jhon
Rou.
Ditambahkan sebagai generasi muda, kami terpanggil
untuk turut bertagungjawab menjaga kelestarian Wai Lawe sehingga tetap
terpelihara. Menurutnya aksi
penghijauan menjadi bukti kepedulian terhadap
lingkungan hidup, khususnya ketersediaan sumber air tetap terjaga. Penghijauan
di daerah resapan mata air adalah bentuk kecintaan akan lingkungan hidup dan
menjaga kelestarian daerah di sekitar mata air," tambahnya.
Kepala Desa Puhu, Arkadius Demon Masan mengatakan,
kegiatan yang dilakukan oleh orang muda Honihama, Desa Tuwagoetobi dan Riangduli yang tergabung
dalam Panitia Pesta Intan SDK Honihama adalah kegiatan yang sangat bermanfaat
untuk kelestarian daerah di sekitar sumber mata air dan tentunya sangat
bermanfaat untuk kelangsungan hidup generasi yang akan datang.
"Lewotana Honihama, Desa Tuwagoetobi dengan
nuansa kekeluargaan, telah menunjukan bukti kepedulian terhadap sumber
mata air " Wai Lawe". Kami sangat merasa bangga dan haru, bahwa
ada kepedulian yang datang dari desa lain untuk desa kami. Biasanya,
orang sekedar datang untuk berpetualang, berwisata dan sekedar foto di mata
air.
Dikatakan, hari ini sungguh luar biasa. Ratusan
anakan tanaman berhasil ditanam di daerah sekitar resapan mata air " Wai
Lawe". Untuk kegiatan selanjutnya
ia berjanji akan melakukan untuk
silahturahmi balasan ke Honihama, Desa Tuwagoetobi. Mungkin nanti saat paskah
bersama atau Idul Fitri. Semoga jalinan kerja dan kolaborasi ini terus dan
tetap kita rekatkan untuk kebaikan bersama. "Wai Lawe" ada di desa
kami, tetapi telah menjadi sumber yang menghidupkan kita semua. Mari kita rawat
bersama,"ajak Arkdius Demon menutup sambutannya.
Kebersamaan dari warga dua lewo ini tidak selesai
di lokasi penghijauan. Sebelum meninggalkan Desa Puhu. Seluruh warga dari Desa
Honihama mendapat pelayanan makan bersama di kantor Desa Puhu. (Maksimus Masan
Kian).
0 Komentar