Riangduli, Gagas Indonesia Satu.Com
LAPANGAN mini Garuda Sukutokan, Sabtu (5 Maret 2022) sontak
menjadi pusat perhatian publik masyarakat Adonara, khususnya pencinta bola
kaki. Pasalnya laga final spektakuler, kesebelasan Persatuan Anak Muda
Riangduli (PAMRI) berhadapan dengan tim Gagak Hitam Redontena berakhir kemenangan
PAMRI dengan skor 2-0. Dengan demikian
PAMRI menjadi juara I dalam ajang
Adonara Frendly Match (AFM) 2022
diikuti 21 tim.
Mungkin istilah paling
pas di laga final adalah rematch, yakni pertemuan kembali antara dua tim yang
pernah bertanding sebelumnya. Di babak pengisian AFM U 18, tim besutan Anarky Redontena berjibaku dengan anak asuhan
Pirlo Atasoge, 18 Februari 2022. Laga yang berlangsung di lapangan Kolimasang sebelumnya
dengan skor nyaris sama, 1-0 untuk Gagak
Hitam. Kemenangan susah paya tersebut, pun diperoleh di masa injury time. Gol
yang dilesahkan oleh Ivan itu menjadi penyelamat pasukan negeri perahu kala itu.
Informasi publik yang diterima Gagas Indonesia satu.com
melalui status facebook Syaiful Ahmad menggambarkan El Galaticos, julukan bagi
tim bertabur bintang, pantas di sematkan untuk Tim Gagak Hitam Redontena untuk event
kali ini. Bagaimana tidak, tim yang
mengombinasikan pemain sekaliber Pirlo Tokan, Ifan Arsenal, Taher dolar dkk.
Sehingga tim manapun yang berhadapan sebelumnya harus menyiapkan persiapan dan
strategi ekstra. Hal ini untuk meredam kebringasan GH.
Sisi lain, PAMRI Riangduli dengan Squad lokalnya, mampu
tampil mengimbangi kolaborasi sangat dahsyat Gagak Hitam. Sederet nama nama
beken yang muncul di perhelatan kali ini adalah, Angga Kiper terbaik di event
ini, Ama Ade, Rentus dan juga nomor punggung 16, yang sebagai gelandang serang PAMRI.
Barisan ini mampu tampil gemilang dengan strategi jitu nan jenius oleh Pirlo Atasoge.
Pamri yang sedari awal sadar secara materi pemain dan
matematika sepakbola ini terlihat bermain sangat devensif. Kapten keseblasan
Rentus memimpin armada pertahanan di jantung krusial PAMRI. Dengan kecerdasan
dan stamina yang tetap stabil, ia mampu menghadang barisan super power Gagak Hitam.
Terbukti, ada tiga peluang emas oleh gagak hitam pada menit
awal babak pertama sukses dimentahkan benteng pertahanan PAMRI, serangan yang
diinisiasi Taher ini belum mampu mengubah kedudukan. Dan Angga, ia memang
menjadi mimpi terburuk pasukan Allenatore Anarky.
Gagak hitam, sejak menit awal pertandingan menggempur habis
habisan. Bermain cepat dengan sistem long pass ini justru memberi efek buruk
terhadap GH. Stamina yang di forsir sejak menit awal mampu di manfaatkan oleh
kejeniusan anak anak besutan Pirlo Atasoge. Bertahan dan bertahan, sesekali
melakukan Counter Attack yang hampir juga membobol gawang Meli.
Nama Taher pada final kemarin jadi sorotan ribuan suproter,
beberapa kali melakukan serangan cepat dan memberi asist manis. Namun upaya
tersebut masih terkandas di kaki Rentus dan tangan Angga.
Juga, El capitano GH, Pirlo Tokan, menampilkan sebuah
perjuangan yang tanpa kenal lelah, tidak gampang putus asa dengan segala
usahanya. Ia yang tampil menggila sejak menit awal ini juga beberapa kali
mengancam gawang Angga.
Saat menit ke 4, sebuah peluang tendangan bebas terukur oleh Pirlo
masih di tepis oleh angga kiper PAMRI.
Ditambah Ifan, striker kidal dengan 7 goal ini kemudian
terlibat dalam sebuah kemelut depan gawang PAMRI, sontekan kerasnya masih
membentur barisan belakang PAMRI. Sungguh laga ini memantik emosi, upaya demi
upaya masih saja belum menuai hasil.
Di kalah Gagak Hitam mendominasi permainan, serangan demi
serangan di lancarkan, perminan cepat di pertontonkan, namun si cilik nomor
punggung 6 PAMRI, tetap bermain tenang. Si kecil yang juga adalah arsitek
lapangan tengah ini cukup berbahaya dengan pasing - pasingnya yang manis
aduhai.
Lagi, serangan balik cepat oleh Gagak Hitam lewat kaki Ifan,
kemudian memberikan umpan tarik yg cukup cantik, namun Taher belum mampu memanfaatkan
peluang emas tersebut. Belasan peluang tercipta tanpa ada hasil membuat pelatih
kepala Anarki sempat melakukan gerakan tambahan. Gemes dan berang, kelihatannya.
Di Menit ke 29 sebuah shotingan oleh nomor punggung 10, namun
masih di amankan juga oleh Angga. Stok pujian untuk Angga sepertinya mulai
berkurang. Ibarat gempa bumi 9,0 skala
rister pun datang dengan dahsyatnya, menghantam armada Gagak hitam, mengecoh
dan menggoyangkan jaring Meli dengan getaran yang begitu kuat.
Sumber ‘gempa’ itu datang dari kaki Ama Ade tepat di menit ke
35, sukses memanfaatkan umpan terobosan dari gelandang tengah PAMRI, Ama Ade
pun berhasil mengubah kedudukan menjadi 1-0. Euforia dan teriakan histeris oleh
fanatikus PAMRI terdengar sampai ke desa tetangga, Lamapaha. Bahagia dan
emosianal diluapkan.
Memasuki babak kedua, pertandingan pun belangsung dengan
tontonan yang lebih menarik, pasukan GH mulai lagi dengan gempuran gempuran. Menit
ke 42, lagi, Taher menginisiasi sebuah serangan berbahaya namun umpan triknya
belum mampu di manfataatkan oleh Pirlo Tokan.
Pada menit ke 50, head to head Taher dengan Angga, namun
kiper PAMRI ini masih terlalu tangguh. Sukses menggagalkan upaya Taher. Barisan
belakang yang dinahkodai Rentus, sang El Capitno PAMRI ini, tampil kokoh.
Sekuat julukan timnya, Pamri Benteng Batu. Benteng dibangun dengan kegigihan
ini sangat sulit untuk dijebol oleh barisan depan GH.
Di menit ke 60, peluang beruntun datang dari upaya Pirlo Tokan,
sebuah tendangan bebas akurat dan keras ini, lagi lagi mampu di tepis oleh Angga.
Lagi – lagi Pirlo Tokan, pada menit 67, shotingan berjarak 20
meter keras terukur namun masih membentur tiang gawang Angga. Beruntung sepakan
keras tadi masih di selamatkan oleh tiang gawang angga.
Peluang emas lagi untuk GH, kali ini melalui kaki Juniver Tokan,
pahlawan di partai semifinal GH ini melakukan sebuah serangan cepat, memberikan
umpan silang ke nomor punggung 14 yang tidak dalam kawalan, namun Dewi Fortuna
masih enggan berdamai dengan Pasukan Anarki.
Menit ke 73, awal memetik kemenangan lanjutan. Bermula dari
tendangan penjuru oleh no punggung 15, Ama Ade mampu memanfaatkan kemelut di
depan gawang Meli dan sukses menggadakan keunggulan PAMRI menjadi 2-0. Ama ade
sukses menyumbang sepasang gol alias Brace untuk tim kesayanganya.
Pamri semkin nyaman dan bahkan mendominasi permainan di menit
menit akhir, gagak hitam mulai kelelahan, permainan mulai tak terpola. Sehingga
wasit utama Sikon Goran meniupkan peluit panjang, pertanda waktu pertarungan
telah usai. Riuh gemuruh, triakan histeris dan joget goyang gayung pun di
pertonontkan oleh maniak sepakbola PAMRI untuk menyambut Juara dan Pahlawan
pahlawan lewotana Riangduli.
Pelatih PAMRI, Abdul Faris Atasoge saat dihubungi dari
Jakarta menjelaskan tim yang didampingi memiliki kualitas permainan yang cukup
diperhitungkan. Kendati hanya persiapan hanya
4-5 hari sebelumnya timnya tampil maksimal. Ia mengatakan potensi anak
muda di desa pemekaran Tuwagoetobi ini butuh dampingan sehingga mereka tampil lebih
berhasil di event selanjutnya. (Konrad Bahy).
0 Komentar