Unordered List

6/recent/ticker-posts

Selamat Jalan Guru Muje Elaman

 

Bapak Paulus Muje Elaman, nama yang tidak pernah asing dalam hidupku. Sebagai seorang guru Pegawai Negeri Sipil saat itu, pernah ditugaskan untuk mengajar di SDK Ongabelen – Tapobali – Adonara Timur. Begitu lama ia mengabdi di SDK Ongabelen. Walaupun ia mengajar di SDK Ongabelen, ia bersama keluarganya menetap di Gelong, sebuah kampung tetangga Ongabelen. Rumah yang ia tinggal bersama keluarga, persis di samping rumahnya Opu Boli Bura dan Ama Paulus Senu Lanan. Bagitu banyak kenangan yang ditorehkan oleh Bapak Paulus Muje Elaman dan keluarganya. Keakraban dan persahabatan yang terjalin tidak hanya pada saat mereka menetap di Gelong tetapi juga saat ketika mereka sudah pindah ke Lembata.

 Saya masih ingat baik ketika tahun 1990, saya ke Lewoleba untuk mengikuti tes masuk ke Seminari San Dominggo – Hokeng. Untuk wilayah Lembata dan Adonara, tempat tes untuk masuk ke Seminari Hokeng dipusatkan di sekolah  Santo Pius. Saat itu saya naik kapal-motor dari Waiwerang menuju Lewoleba. Di saat siang hari dengan panas terik, bersama penumpang lain, mengikuti terjangan arus Watowoko  yang terkenal ganas itu. Satu jam lebih, kapal motor itu menempuh perjalanan laut menuju Lewoleba.

Tiba di Lewoleba pada sore harinya. Saya menghubungi keluarga untuk menginap di rumahnya tapi ternyata dia tidak ada di tempat. Karena itu saya diminta untuk menginap di rumah Bapak Paulus Muje, yang letaknya di Bluwa, arah jalan menuju rumah sakit bukit. Ketika sampai di rumah, kami ngobrol dan menceritakan tentang orang-orang di kampung. Mereka mulai bertanya tentang kondisi kampung dan orang-orang yang pernah hadir dalam kehidupan mereka.

Orang-orang yang biasa ditanya adalah Ama Boli Lasan (Boli Bura) dan Ina Pelewan, yang tidak lain adalah tetangga mereka. Mereka juga bertanya tentang Ama Paulus Senu dan Ama Laot Bayo. Semua yang mereka tanya dan saya mencoba menceritakan tentang mereka di kampung, seakan menghadirkan kembali pengalaman masa lampau.

Pengalaman untuk ada bersama keluarga Bapak Paulus Muje Elaman, seperti berada dalam keluarga sendiri. Mereka begitu memberikan perhatian pada saya dan saat sebelum mengikuti test untuk masuk ke Seminari Hokeng, ada satu pesan utama dari Mama Theresi (isterinya Bapak Paulus Muje) bahwa setiap orang yang pernah singgah dan menetap di rumah mereka, pasti akan mendapatkan keberuntungan. Saya sendiri merasakan bahwa setelah test, hasil yang diperoleh memuaskan.

Bapak Paulus Muje Elaman, kebaikan yang telah ditanam selama hidupmu menjadi bekal utama untuk memasuki keabadian hidup di surga. Doakan kami semua yang masih berziarah di dunia ini, terutama mama Theresi dan anak-anakmu, Udis, Mus dan ade-ade yang lain. Beristirahatlah dalam damai-Nya.***(Valery Kopong)

 

 

Posting Komentar

0 Komentar