Tangerang, Gagas Indonesia Satu.com - -
MANUSIA boleh merencanakan Tuhanlah yang menentukan. Kalimat ini sangat tepat disematkan pada Laura Olivia Siregar (29). Ia mengaku cita-cita awalnya sebagai seorang penyanyi namun dalam proses mencapai obsesinya itu, seakan ia berhadapan dengan berbagai tantangan bahkan seperti menghadapi tembok ketika ingin menggapai cita-citanya. Ia menuturkan, awalnya ia tidak suka dengan dunia anak-anak namun karena ia selalu membuka diri, membuka hati, membiarkan Tuhan memimpin jalan hidupnya ia sangat bahagia menjalani profesi sebagai guru agama Katolik di Sekolah Dasar (SD) St. Laurensia, Alam Sutera , Tangerang Selatan, Banten.
''Setinggi - tingginya cita - cita yang ingin dicapai tapi ternyata Tuhan menghendaki saya menjadi guru saya melakukannya dengan tulus karena tugas sebagai guru saya maknai ini adalah panggilan Tuhan sendiri,'' demikian dikatakan Laura Olivia Siregar di sela-sela acara "Kegiatan Kompetensi Guru Agama Katolik Tingkat Dasar, Bimas Katolik- Kementerian Agama Prov. Banten di Hotel Fave, Cipondoh, Kota Tangerang, Senin (18 April 2022).
Laura Olivia hadir bersama dengan 55 guru agama Katolik tingkat SD mengikuti pelatihan peningkatan kompetensi guru dalam bidang Transformasi Digital dan Penguatan Moderasi Beragama di Prov. Banten. Turut hadir Kakanwil Kemenag Banten, H. Nanang Faturahman dan Pembimas Katolik Banten, Osner Purba, S.Ag, M.si
Laura mengakui ketika mulai menjalani profesi sebagai guru agama Katolik, ada begitu banyak dialami dan terus menghidupi profesi yang dijalani saat ini. Kendati bukan suatu kesempurnaan tapi paling tidak ia bisa melayani anak- anak sebagai generasi penerus masa gereja dan bangsa.
Menurut umat Paroki Hati St.Perawan Maria Tak Bernoda (HSPMTB) Tangeranbg ini, sebagai guru perlu menciptakan kondisi yang menyenangkan agar anak merasa suka cita pada saat mempelajari tentang agama Katolik. Hal ini dilakukan dengan cara merancang kegiatan sehingga membangkitkan minat, kesukaan anak dalam proses belajar di kelas.
Sebagai contoh, dengan latar belakang kegemaran Laura yang senang menyanyi maka ia menyalurkan potensi itu bersama anak-anak untuk menyanyi, menari sehingga selalu menghadirkan suka cita. Karena itu kemampuan merancang kegiatan menyenangkan memerlukan kreativitas guru.
Tujuh tahun mengabdi di Laurensia, ia mengisahkan masih perlu belajar dan terus meningkatkan kompetensi dirinya. Maka ia sangat bersyukur ia boleh bergabung dalam komunitas guru Katolik Banten ini dan melalui komunitas guru Katolik ini, ia boleh belajar bersama dengan rekan profesi untuk terus meningkatkan kemampuannya.
Tentang pengalaman pembelajaran di kelas, Laura selalu menampilkan pengalaman bernuansa kasih. Menurutnya kasih adalah pusat pewartaan Yesus dan kasih itu sendiri adalah pusat kebaikan. Pengalaman hidup, pergumulan cita-cita menjadi guru tidak lain adalah kasih Allah kepadanya. Untuk itu ketika berada di dalam kelas anak-anak 'dijejali' dengan pengalaman kasih karena kasih itu pula yang membuahkan pelayanan. Pengalaman tentang kasih sebagai benteng bagi anak - anak menghadapi tantangan pendidikan yang semakin berat zaman ini. *** Konrad Mangu
1 Komentar
Artikel yg sangat inspiratif, terutama bagi seorang yg memiliki kesamaan dalam profesi dan panggilan diri. Senantiasa jadi garam dan cahaya Bu Laura, Deo Gratias
BalasHapus