“Moderasi
beragama memberikan penguatan pada cara pandang / sikap beragama. Semua agama
memiliki akidah masing-masing,” demikian dikatakan oleh Bapak H.A. Baijuri,
S.Pd.I, M.Si, Kepala Kemenag Kabupaten Tangerang
saat membuka kegiatan moderasi beragama dan membangun kerukunan yang
diselenggarakan oleh Penyelenggara Budha. Di hadapan tiga puluh peserta yang
hadir mewakili semua unsur agama, Kepala Kemenag Kabupaten Tangerang menekankan
pentingnya moderasi beragama karena mengingat bahwa wilayah Kabupaten Tangerang
dihuni oleh penduduk heterogen, memiliki perbedaan suku, agama dan ras.
Lebih jauh dalam pengarahannya, Kepala Kemenag Kabupaten Tangerang melihat tiga trend yang sedang terjadi saat ini, yakni paham radikalisme, isu hoax dan kekerasan antar umat beragama. Tiga isu utama ini harus menjadi perhatian serius dan bagaimana caranya supaya setiap kita bisa menangkal isu-isu ini supaya tidak terjadi gesekan sosial. Di hadapan para peserta yang tidak lain lain adalah penyuluh agama maka Kepala Kemenag Kabupaten Tangerang berpesan supaya dilakukan penguatan agama pada kelompok dampingan masing-masing.
Acara yang digagas oleh Penyelenggara Budha ini bertepatan dengan dimulainya Tahun Toleransi pada tahun 2022 ini. Menurut ketua panitia, Ibu Sumida dalam laporannya mengatakan bahwa agama memiliki peranan penting pada semua sendi kehidupan manusia. Melihat pentingnya agama yang mempengaruhi seluruh kehidupan manusia maka menjadi penting pula untuk mempersiapkan pemahaman yang baik akan agamanya masing-masing dan bagaimana membangun toleransi antar umat beragama.
Kegiatan moderasi beragama yang digagas dengan diskusi panel ini menghadirkan tiga narasumber, yakni Romo Rusli, Dr.H.Bahrudin, M.Si dan Bapak Yono Taryono. Dalam materi tentang moderasi beragama dari perspektif Budha, Romo Rusli (Ketua Forum Umat Budha Kabupaten Tangerang) menekankan pentingnya perasaan malu akan hal yang jahat. Dengan menebarkan kebaikan-kebaikan pada orang lain maka secara tidak langsung sudah menciptakan suasana damai. Sementara itu, ketua Ikatan Sarjana Nahdatul Ulama Kabupaten Tangerang, Dr. H. Bahrudin, M.Si lebih menyoroti kegiatan-kegiatan positif antar umat beragama yang secara langsung memberikan pengaruh pada arti penting toleransi dalam kehidupan beragama.
“Apabila menolong seseorang, jangan tanya agama apa yang dipeluk.” Pesan penting yang dilontarkan oleh Bapak H. Bahrudin ini sebagai bentuk awasan bagi kita semua untuk menanggalkan aspek primordial selama memberikan pertolongan pada mereka yang membutuhkan bantuan kita. Bapak Yono Taryono, Kepolsek Mauk, dalam memaparkan materinya lebih melihat aspek wawasan kebangsaan. Dalam konsep global, isu tentang radikalisme dan terorisme menjadi sebuah ancaman dalam tatanan kebhinekaan bangsa Indonesia.
Turut hadir pada acara moderasi beragama adalah Penyelenggara Katolik Kabupaten Tangerang, Pembimas Budha dan Bapak H. Hariri, Kasubag TU pada Kemenag Kabupaten Tangerang. Rangkaian acara ini ditutup oleh Kasubag TU, didampingi oleh Bapak Sakiyo, S.Ag.M.Pd sebagai Penyelenggara Budha Kemenag Kabupaten Tangerang dan dimoderatori oleh Bapak Taram, pengawas Agama Budha.***(Valery Kopong)
0 Komentar