Renungan kita pada hari Jumat Agung ini bertema: Menjadi Penolong Bagi Yang Menderita. Menurut Injil Yohanes, Bunda Maria berdiri dekat Salib Yesus (Yoh 19:25-27). Tapi sebenarnya ia berada dalam rombongan yang mengikut Yesus dalam perjalanan-Nya ke Kalvari. Ibunda sempat sekali bertemu Putranya sepanjang Via Dolorosa (Jalan Sengsara) itu. Sang ibu menatap Anaknya itu dalam diam dan sedih, namun hatinya penuh dengan rahmat Allah.
Seorang lelaki yang berziarah ke
Yerusalem, Simon dari Kirene, dipaksa membantu memanggul salib Yesus. Ia
menuruti saja meski itu bukan permintaan Yesus. Tentu Yesus amat berterima
kasih kepadanya. Simon mewakili banyak orang yang ingin memberikan pertolongan
yang sangat dibutuhkan Yesus, tetapi mereka takut dengan ganasnya para musuh
Yesus. Ada di antara kita yang bersikap menolong secara langsung seperti Simon,
dan ada niat menolongnya diwakili orang lain, atau ada juga yang sekedar
menonton secara pasif.
Veronika adalah sosok wanita yang
menolong Yesus meski ia tidak diceritakan dalam Injil mana pun. Cerita tentang dia ada di dalam
tulisan-tulisan apokrip, yang tidak termasuk dalam kitab suci resmi Gereja.
Misalnya, kisah Pilatus dari abad ke-2 mengisahkan bahwa seorang wanita bernama
Veronika (Bernice, dalam bahasa Yunani) adalah wanita yang sama dengan yang
telah disembuhkan oleh Yesus dari sakit pendarahan (Mt 9,20-22). Veronika yang
membela Yesus di hadapan Pilatus bahwa Yesus tidak bersalah. Dari abad keempat
atau kelima tercatat bahwa Veronika memiliki sepotong kain dengan gambar Wajah
Yesus.
Ketiga figur yang menolong Yesus dalam
via dolorosa itu cukup memberikan gambaran bahwa pria dan wanita pengikut
Kristus dapat menjadi penolong yang baik. Pertolongan ini digolongkan dalam dua
jenis. Pertama yaitu pertolongan dalam bentuk tindakan kasih korporal. Tindakan
ini ialah memikul salib berat yang dipanggul orang yang menderita seperti yang
dilakukan oleh Simon dari Kirene. Kita dapat menolong mengangkat semua,
sebagian, atau bagian kecil dari beban-beban yang ada, yang ditanggung orang
lain dengan susah payah.
Kedua yaitu perbuatan rohani yang berupa
kehadiran untuk menghibur, memberikan semangat, ikut berbela-rasa, dan
memberikan dukungan moral serta rohani kepada mereka yang menderita. Perbuatan
rohani ini sangat penting untuk memperkuat mental dan imannya. Keberpihakan dan
pembelaan atas orang yang menderita merupakan dukungan moral yang sangat
bernilai supaya mereka tidak cepat putus asa. Bunda Maria dan Veronika adalah
wanita-wanita teladan yang telah melakukan ini kepada Yesus Kristus. Kita dapat
melakukan yang sama seperti mereka. (Pastor Peter Tukan, SDB)
0 Komentar