Jakarta, Gagas Indonesia Satu. Com
POLITIK itu berkaitan erat dengan
kemampuan untuk meraih kekuasaan, tapi lebih dari itu politik itu sesungguhnya
pertarungan ide, pertarungan dominasi. Maka politik itu membutuhkan
keterampilan di mana kemampuan untuk melakukan negosiasi, melihat segala
perbedaan adalah rahmat juga merangkul meskipun berbeda pandangan. Maka, sosok Sabam Sirait
menjadi figur yang layak menjadi teladan yang berlandaskan pada politik
kebaikan bersama (bonnum commune).
‘’Jika anak muda terjun ke dunia
politik siap untuk masuk “neraka’ yang berarti siap untuk menerima kenyataan
bila yang dihadapi adalah suatu kepahitan atau kegagalan. Politik itu bukan suatu yang gratis, tapi
butuh perjuangan, taat etika dan selalu mentikberatkan pada hati nurani untuk mencapai kesejahteraan bersama,’’
demikian dikatakan Pastor Benny Susetiyo Pr
secara daring dalam acara diskusi publik yang diselenggarakan Persatuan
Wartawan Nasrani (Pewarna) di lantai 9 gedung Lembaga Biblika Indonesia (LBI),
Jakarta, Jakarta, Kamis (28 April 2022).
PEWARNA melakukan diskusi publik mengusung
tema Sabam Sirait : Politisi Negarawan
di Mata Tokoh Lintas Agama. Selain Benny Susetiyo ( Katolik), Banthe Dhammasubho
Mahathera (tokoh Budha), Ishaq Zukaedi (Islam, ketua bidang infocom, PBNU),
Mayjen TNI (Purn) Wisnu Bawa Tenaya (Ketua
Umum Pengurus Pusat PHDI), Pdt. Jacklevyn F. Manuputy (Seketaris Umum PGI) dan dimoderatori oleh Yusuf Mudjiono.
Ishaq di hadapan 50 an peserta
diskusi publik di lantai 9 mengatakan, sangat mengagumi sosok Sabam Sirait
karena keterlibatannya di dunia politik, ia memberi perhatian terhadap seluruh
masyarakat.
Yang perlu diingat sosok
Sabam Sirait bukan hanya di tingkat nasional tapi juga internasional. “Dia ikut
memperjuangkan Palestina dengan suara lantang di forum PBB khususnya rakyat
Bosnia dan kita tahu bahwa mayoritas Bosnia adalah umat Muslim. Maka di sini
saya melihat tidak hanya nasional tapi internasional Sabam Sirait bersuara
lantang,’’ kata Ishaq.
Banthe Dhammasubho Mahathera, tokoh
Budist ini menjelaskan ada tiga hal yang berkaitan dengan kehidupan manusia
yakni, politisi , negara dan agama. Ketiga
hal ini melekat
erat dalam kehidupan manusia. Namun soal
hidup juga selalu berkaitan dengan pilihan yang menyangkut tiga hal, idealis,
dinamis dan pluralis. “Untuk Sabam Sirait tentu menjadi sosok yang tepat
disematkan bagi dia yang telah bekerja untuk kebaikan bersama itu,’’ kata
Dhammasubho.
Pendeta Jacklevyn F. Manuputty,
Sekertaris umum PGI mengatakan, sosok Sabam Sirait adalah politisi yang ikut
meletakan dasar, memberi warna demokrasi di negara Indonesia. Ia dikenal sangat
ideologis, kiprahnya melamapaui batas negara bahkan lintas agama. ‘’Ia adalah
sosok sederhana, menjunjung tinggi etika politik untuk kebaikan bersama,’’ kata
Manuputty.
Mayjen TNI (purn) Wisnu Bawa Tenaya
menyebutkan nilai-nilai yang diusung Sabam Sirait yaitu nasionalis, menjunjung
tinggi etika politik, membela kebenaran dan kejujuran dan menjadi teladan bagi
generasi dalam meniti politik negeri ini.
ket. foto atas (Ishaq, Banthe Dammasubho, Mayjen TNI (Purn) Wisnu dan Yusuf M ( foto krm)
0 Komentar