Witihama, Gagas Indonesia Satu.com - - -
DEMI
menjalin persatuan dan memupuk solidaritas
sesama teman dan keluarga maka
dibuat suatu forum alumni SMPN Witihama
1986. Tujuan keberadaan forum ini adalah untuk memperkuat rasa solidaritas
antar teman, meskipun dengan berbagai latar belakang profesi, tempat tugas baik
ada di Pulau Adonara dan sekitarnya, juga di luar provinsi Nusa Tenggara Timur
(NTT), bahkan lulusan angkatan ini yang
berada di negara lain.
Gagasan
untuk membangun kesatuan antar teman diwujudkan dalam bentuk Whatsapp (WA) group untuk menjalin
komunikasi lebih akrab. Teman-teman berbagai tempat dihimpun, yang menetap di
Adonara, daratan Flores, juga daerah lain
seperti Sulawesi, Papua, Kalimantan, Jawa, Sumatera bahkan ada lulusan
dari sekolah ini yang berada di Malaysia.
Lambertus
Ola Rua, kordinator persaudaraan alumni SMPN Witihama 1986 saat dihubungi media
Gagas Indonesia Satu.com, Kamis (18
Mei 2022) menjelaskan, setelah sekian lama berpisah tahun 1986 kini banyak lulusan ada yang memilih mengabdi
di kampung halaman namun tak sedikit bekerja di luar daerah. Berawal dari
keinginan untuk menjalin keakraban seperti 30-an tahun silam, maka dilakukan forum
untuk menyatukan semua lulusan SMPN Witihama khususnya angkatan tahun 1986.
Lambertus
Ola yang dikenal Kepala Puskesmas Sandosi- Kecamatan. Witihama, Flotim, NTT ini
lebih lanjut menjelaskan, menindaklanjuti kebersamaan itu sejak beberapa bulan
ini, dua kali telah melakukan pertemuan untuk
membicarakan apa dan rencana forum ini ke depan termasuk kewajiban yang harus
dilakukan anggota alumni SMPN Witihama, tahun 1986. Harapan lanjutan bisa
melakukan hal berdasarkan kehendak baik yang diputuskan semua anggota forum.
‘’Melalui
forum rapat yang dihadiri angkatan ini, disepakati ada uang pangkal yang
disetor juga ada uang bulanan yang digunakan untuk melakukan aksi
solidaritas,’’ demikian Lambert
menjelaskan.
Dia
melanjutkan, belum lama ini ada seorang teman seangkatan menetap di Bajawa suaminya dipanggil Tuhan. Kedukaan
ini mengundang respon membantu dari segi
finansial. Donasi pun dilakukan untuk membantu sahabat yang mengalami kedukaan
itu. Kepedulian terus berlanjut, tak begitu lama kelompok ini ‘menyambangi’
rumah Urbanus Sari Lamablawa, mantan Kepala Sekolah SMPN Witihama pada masa itu.
Sosok yang telah usur, berusia sekitar 80 an tahun itu, lama ditinggal istrinya
maka kelompok ini menggunakan momentum Paskah
dan Idulfitri, berkunjung ke rumahnya di
Desa Lamablawa.
Solidaritas
itu terus digelorakan kelompok ini,
belum lama ini seorang teman asal Adobala lulusan SMPN Witihama, suaminya
menghadap Sang Pemilik Kehidupan. Atas nama angkatan ini sejumlah teman
angkatan bertandang ke rumahnya di Botung, (Adonara Barat). Dengan menggunakan
pick up, dan kendaraan pribadi bersama –
sama menuju ke sana menyatakan turut berduka cita dan bela rasa kepada teman Sinta,
yang mengalami duka karena suaminya tercinta menghadap Sang Pencipta.
Forum
ini beranggota 54 orang tetap memiliki
semangat, meski pun ada banyak teman SMPN Witihama 1986 yang belum bersedia
bergabung walaupun telah diajak. Saban hari mereka saling menyapa dalam group
WA. Antara mereka saling memberi sapaan, pendapat, semangat bahkan saling
meneguhkan. Ada juga tawa, candaan yang mewarnai dinamika pekerjaan yang sedang dijalankan dengan profesi masing-masing. Suasana inilah
yang membangkitkan semangat dalam pekerjaan mereka masing-masing.
Anatolius
Kopong Lusi, Kepala SD Inpres Oringbele, juga alumni SMPN Withama, 1986
membenarkan aksi solidaritas untuk teman-teman seangkatan dan guru. Menurutnya,
hal yang positif karena dengan demikian para alumni saling mendukung sekaligus memberikan perhatian. Akankah reuni
tahun 2023 bisa diwujudkan, ayo kita tunggu komitmen semua lulusan lembaga pendidikan ini yang awalnya dikenal SMP Gotong
Royong – Witihama. ***
Konrad
R. Mangu
Keterangan
foto;
1. Setelah bertandang ke rumah Sinta, di Botung
2.
Alumni SMPN Witihama ketika bersama U.S Lamablawa
0 Komentar