Unordered List

6/recent/ticker-posts

Guru Katolik Harus Jadi Penggerak Kurikulum Merdeka Belajar

 



Ciledug, Gagas Indonesia Satu.com

SEBANYAK 30 orang guru Katolik tingkat Sekolah Dasar (SD) se- wilayah Kota Tangerang, Prov. Banten mengikuti workshop yang bertema “Kurikulum Merdeka Belajar”  bertempat di ruang aula SDK Sang Timur, Jl. Palaha Brata no 71, Ciledug –Kota Tangerang, Sabtu (28 Mei 2022).  

Workshop menghadirkan pembicara pemerhati pegiat pendidikan Yulius Gohang Maran, juga Hironimus (staf guru sekolah Patrisia), Carolino Benedikto (staf guru SD Budi Luhur). Hadir pula Penyelenggara Kantor Kemenag Tangsel, Markus Suprianto.

Pembimas Katolik Prov. Banten, Osner Purba, S.Ag, M.Si mengajak guru agama Katolik untuk  saling berbagi pengalaman untuk terus meningkatkan kompetensi. Ia juga mengatakan tetap komitmen memperhatikan nasib guru – guru di Banten sehingga tetap melakukan pelayanan terbaik bagi peserta didik.


Yulius dalam pemaparan materi tentang Kurikulum Merdeka Belajar bicara tentang minat dan bakat serta kompetensi peserta didik . Dalam hal ini Kurikulum Merdeka selalu mengedepankan kolaborasi, untuk itu sebagai guru  Katolik perlu mengetahui tentang apa sesungguhnya konsep tentang Merdeka Belajar.

Guru, kata Yulius perlu memetakan apa yang menjadi krisis belajar yang dihadapi. Setelah itu melakukan tindak lanjut untuk mengatasi krisis belajar tersebut.

Dikatakan empat elemen mendasar dalam pembelajaran agama Katolik yakni: pengenalan diri peserta didik, sosok mengenai Yesus Kristus, Gereja dan masyarakat. ‘’Karena mengedepankan kolaborasi maka ketika bicara tentang Yesus maka yang dimunculkan adalah nilai-nilai kemudian nilai pokok gereja lalu bicara tentang lingkungan masyarakat. Maka guru Katolik pertama yang dilakukan adalah mengajak sesama guru kemudian menjadi penggerak untuk melakukan perubahan,’’ kata pria kelahiran Solor, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Menjawab kompetensi guru ketika menghadapi kurikulum Merdeka Belajar, pegiat lembaga pengembangan guru seluruh Indonesia ini mengatakan guru perlu memiliki kemauan kuat, memiliki inovasi, kreativitas, berpola pikir integral memiliki kemampuan lintas mata pelajaran.

Hironimus Harapan dalam materinya “Moderasi Beragama” mengajak guru Katoli untuk menjadi bagian dari tokoh agama yang membawa peserta didik mencapai keselamatan. Ia menegaskan keragaman yang dimiliki bangsa hendaklah mencari sumber kekuatan bangsa.




Carolino Benedikto dalam materi mengenai aplikasi Canva  mengajak guru untuk selalu berlatih menggunakan aplikasi ini dalam proses pelayanan di kelas, sebagai bagian untuk menampilkan pembelajaran yang menyenangkan.

** Konrad Mangu.

Ket. foto, dari Kiri Yulius G.Maran, Osner Purba, S.Ag, M.Si dan Markus Suprianto

foto 2; sebagain peserta

foto 3 Hironimus Harapan

Posting Komentar

1 Komentar

  1. Carolino Benedicto (lebih tepat namanya demikian, terima kasih

    BalasHapus