PASTOR Bernard Bode SVD dan Lembata, Nusa Tenggara Timur, ibarat dua sisi dari satu mata uang. Gereja Katolik Indonesia, khususnya Serikat Sabda Allah atau Societas Verbi Divini (SVD) Provinsial Ende, Pulau Flores lengket dengan nama bele tu’e, Pastor Bode, tuan Bode atau Bernard Bode. Di Jerman atau di pusaranya nan asri di kampung Style, Belanda nama bele tu’e ditulis P Bernhard Bode.
Panggilan sang Sabda dan dorongan kuat
imam misionaris kuat yang dirindukan bele tu’e Bode jadi panduan. Bele
tu’e Bode, misionaris yang saleh dalam istilah Vikaris Apostolik
Kepulauan Sunda kecil dan Uskup Keuskupan Larantuka Mgr Heinrich Leven, SVD tempo doeloe, kemudian ia mendapat tugas untuk berkarya di Lembata. Pada 11 Mei 1920,
bele tu’e Bode untuk pertama
kali menjejakkan
kakinya di Indonesia, sebuah negeri di kawasan Asia dengan mayoritas
penduduk pemeluk Islam paling kaboak (besar, dalam terminologi bahasa gaul Kupang) di dunia.
Bele tu’e Bode menyapa Batavia (Jakarta, tempo doeloe) lalu menuju SVD Ende,
menelusuri sebagian jalan darat menuju kota Reina (Larantuka) di ujung timur
Flores, kemudian nae bero, tena (naik
sampan) nyeberang melewati pinggiran selat Gonzalu, dalam dekapan bibir nusa
tadon Adonara dan Solor, dua pulau eksotis di perairan Flores bagian timur
sebelum akhirnya menelusuri perairan selatan Lembata lalu menetap di levo (kampung) Lamalerap, lereng
Labalekan, tanah Misi yang dituju.
“Saya bersama Pastor Noker CSsR dan rindu sekali mengunjungi makam Pastor Bode di Steyl, Belanda.
Jauh-jauh dari
Jerman saya bersama Pastor Noker, imam Redemptoris putra asli Lamalera mewujudkan kerinduan nyekar
ke makam Pater Bode di Steyl. Sekitar sebelas kali saya ke pemakaman umum khusus para
anggota SVD, tapi sulit menemukan makam Pater Bode,” ujar Pastor Zakaris Sago
Kalikur Pr, imam asal Ile Ape, Dekanat Lembata, Keuskupan Larantuka, yang kini
tinggal di Jerman.
“Saya bersama Ibu Agatha, wisatawan asal Bandung yang tengah berlibur di Eropa putar-putar, keliling di antara
makam-makam di setiap blok. Lumayan lama. Tiba-kami tiba diberitahu Pater Noker
dan rekan imamnya asal Sumba kalau makam bele
tu’e Bode diketahui. Bahagia, haru, dan syukur menyatu dalam hati. Saya
melihat, Pater Bode sungguh menunjukkan dan membuka pintu agar Pater Noker,
seorang cucunya yang mengikuti jalan panggilan berkesempatan melihat dari dekat
makamnya. Kami berdua mengabdikan momen itu agar jadi knato, kabar baik dari Steyl untuk umat Katolik di Indonesia,
khususnya Lembata dan teristimewa di levo
Lamalerap, Paroki Santo Petrus dan Paulus Lamalera, tanah Misi yang pernah
dilayani Pater Bode,” ujar Pastor Zakaris lebih jauh.
Mengapa Pastor Zakarias sulit menemukan makam bele tu’e Bode, ada alasannya. Di pemakaman umum milik SVD itu ada ribuan makam imam dan bruder petinggi maupun misionaris SVD sehingga menyulitkan imam Projo yang ramah dari kaki Ile Lewotolok itu sehingga mengecohkan saat mencari makam bele tu’e Bode. Tapi, kali ini Pastor Zakarias khusuk dalam doa, terharu penuh syukur. Ia percaya Pater Bode menunjukkan jalan kepada Pastor Gabriel Notan Keraf CSsR, nama komplit bele tu’e Noker, misionaris dari levo Lamalerap, Lembata. Pater Noker yang menemukan makam Pater Bode.
Menurut Pastor Noker CSsR, ia bersama rekannya, Pastor Gabriel Hunga Meha
CSsR adalah misionaris dari Kongregasi Sang Penebus Mahakudus atau dalam kata
bahasa Latin, Congregatio Sanctissimi
Redemptoris (CSsR). Keduanya menjadi misionaris Redemptoris di Jerman.
Sekadar tahu, CSsR awalnya didirikan Santo Alphonsus Ligouri di Scala, dekat
Amalfi, Italia untuk orang-orang yang bekerja di antara orang-orang di negara
yang diabaikan di lingkungan Napoli.
Anggota Kongregasi, entah imam Katolik maupun biarawan yang dikonsekrasi
dikenal sebagai Redemptoris dan mengenakan gambar Bunda Maria Penolong Abadi.
Mereka berkarya di lebih dari 77 negara di seluruh dunia. Saat bertemu Pastor
Zakarias, niat Pastor Noker dan Pastor Hunga Meha kesampaian. Kedua imam
Redemptoris ini bersama Pastor Zakarias dan ibu Agatha memenuhi kerinduan berziarah ke makam
Pater Bode,
misionraris sejati dan kudus yang pernah
menggembalakan umat Paroki Lamalera dan Lembata umumnya.
“Saya
dan Pater Gabriel CSsR
menjalani Misi di Biara Orang Muda milik Redemptoris di Jugend-Kloster Kirchhellen,
Jerman. Biara ini mengkhususkan diri untuk pelayanan bagi orang muda. Namun
tidak menutup kemungkinan untuk kegiatan-kegiatan pelayanan dan kegiatan sosial
lainnya,” kata Pastor Noker, imam Redemptoris kelahiran Lamalera 6 Juni 1990 dari pasangan Hendrikus Kia
Keraf dan Lusia Nula Key.
Menurut Pastor Noker, bersua dengan Pastor Zakarias di tanah Misi, Jerman menggandakan
rasa syukur dan bahagia di sela-sela kedua imam Redemptoris itu menunaikan
tugas di negeri pimpinan Kanselir Federal Republik Federal Jerman Olaf Scholz.
Mengapa? Mereka boleh berkesempatan nyekar di makam Pater Bode SVD nun di Steyl, negeri Belanda.
“Saya
merasa sangat bersyukur dan senang bisa sampai di Belanda dan
nyekar di makam bele tu’e
Bode. Bele tu’e Bode adalah
misionaris yang sangat berjasa buat umat Paroki Lamalera.
Meskipun saya tidak melihat beliau secara langsung dan hanya mendengar cerita
dari orang tua saya di levo,
tetapi saya yakin dari cerita-cerita itulah saya menjadi
yakin dan percaya bahwa beliau adalah misionaris yang pernah tinggal dan
mencintai kami umat Paroki Lamalera,” kata Pastor Noker.
“Setelah Pater Noker beritahu letak kubur Pater Bode, kami
semua satu dalam doa
dan bernyanyi di makam.
Kami semua bangga.
Begitu juga Pastor
Noker, anak nelayan dan lamafa (juru tikam paus) di lefa gehak
(bidang tugas lain),
melayani umat-Nya. Pastor Noker bahagia dan bangga boleh bertemu makam Pastor Bode, imam sejati yang lama mengabdi di levo
Lamalera. Dia ingin membawa segenggam tanah dari makam Pater Bode untuk dihadiahkan
kepada
umat Paroki Lamalera,” kata Pastor Zakarias, misionaris yang puluhan tahun tinggal di Jerman. ***( Konradus R.Mangu)
Foto
1: Dari kiri Pastor Zakarias Sago Kalik Pr, Pastor Gabriel Hunga Meha, CSsR, Pastor Gabriel Notan Keraf, CSsR (Noker) bersama dua
suster SSpS saat berada di pemakaman SVD di Steyl, Belanda.
2. Dari kiri Pastor Gabriel Notan Keraf CSsR (Noker), dan Pastor
Zakarias Sago Kalik Pr di makam Pastor Bernard Bode SVD di Steyl, Belanda.
3. Pastor Gabriel Notan Keraf CSsR
(Noker) di makam Pastor Bernard Bode SVD di Steyl, Belanda.
0 Komentar