Unordered List

6/recent/ticker-posts

Cara Khas SMAS Ile Bura Menutup Tahun Pelajaran 2021/2022






Larantuka, Gagas Indonesia Satu.com 

INLAH cara khas SMA  Swasta Ile Bura mengakhiri tahun pelajaran 2021/2022. Ketika dunia literasi sedang  dan terus digaungkan kali ini sekolah yang baru beroperasi ini melakukan suatu yang unik dan bermakna. Sekolah Menengah Atas (SMA) Swasta Ile Bura menggelar Bimtek  dengan mengusung tema mengenai "Literasi", pada  Jumat (17/6/22). Kegiatan Bimtek ini terpusat di Pantai Blela Wutun, Desa Lewotobi, Kecamatan Ile Bura Kabupaten Flores Timur.

Kegiatan yang dilaksanakan jelang penutupan tahun pelajaran 2021-2022 ini melibatkan, Kepala Sekolah, 12 guru dan 19 peserta didik. Turut hadir pada kesempatan ini, Ketua dan Pengurus Yayasan Persekolahan Masyarakat Ile Bura.


SMA Swasta Ile Bura mengundang 3 narasumber diantaranya, Yakobus Ara Kian, mantan Camat Ile Bura, Maksimus Masan Kian, Ketua Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Kabupaten Flores Timur (Flotim), Antonius Tuan Tana Ruron, Wakil Sekretaris PGRI Flotim. 


Stefanus Gelang Temu, Kepala SMA Swasta Ile Bura dalam sapaan pembukaannya menyampaikan terima kasih dan rasa bangga atas kerelaan narasumber hadir berbagi bersama guru dan peserta didik di SMA Swasta Ile Bura. "Kami bangga sekali, hari ini mendapat kunjungan dari ketiga narasumber ini. Sebagai sekolah baru, kami belum memiliki banyak pengetahuan, keterampilan dan pengalaman. Isilah kami sebanyak-banyak dari apa yang kalian miliki demi masa depan generasi Ile Bura yang kreatif dan bersaya saing," kata Stef.


Yakobus Ara Kian pada kesempatan pertama menyapa atas nama Yayasan Persekolahan Masyarakat Ile Bura. Bagi Jack Ara Kian, kehadiran Ketua PGRI Kabupaten Flores Timur bersama Wakil Sekretaris adalah hal yang positif dan tentunya sangat menginspirasi. "Kami dari pihak yayasan sangat bangga dan berterima kasih untuk bapak yang telah membantu SMAS Ile Bura," ungkapnya.


Dalam sajian materinya, Jack Ara Kian mengatakan dewasa ini perkembangan informasi dan digitalisasi berkembang sangat cepat oleh karena itu, penguatan literasi di kalangan generasi muda sangat dibutuhkan. Menurut Jack, bicara literasi tidak sebatas membaca dan menulis tetapi lebih dari itu, menyentuh sejumlah bidang kehidupan. "Adik-adik sekalian, literasi tidak sekedar membaca dan menulis tetapi menyentuh pada kurang lebih enam literasi dasar yaitu, literasi baca tulis, numerasi, finansial, sains, digital dan budaya kewargaan," kata Jack.


Giliran Maksimus Masan Kian, Ketua PGRI Flores Timur, ia tidak memberikan teori tetapi langsung praktik. Pertama ia memberi kesempatan kepada Kepala Sekolah, guru dan peserta didik memilih satu kalimat dari materi yang disajikan narasumber sebelumnya dan membacakan kalimat itu, dilanjutkan menjelaskan singkat kenapa memilih kalimat itu. Sesi ini langsung mencairkan suasana bimtek literasi yang berlangsung di alam terbuka ini. 

Selanjutnya, mantan Ketua Asosiasi Guru Penulis Indonesia (Agupena) Cabang Flores Timur ini, meminta peserta duduk melingkar dan ia mulai bercerita mengenal literasi. Ceritanya sangat inspiratif. Bagaimana tidak, sejak kecil hingga usia sekolah bicara literasi sangat asing. Apalagi perpustakaan sekolah tidak tersedia buku non mata pelajaran. Maksi bermemori saat kecil mereka hanya bisa baca buku buku non mata pelajaran itu yang sudah usang. Bahkan buku yang dibaca selalu tidak menemukan ending sebab, lembaran bagian akhirnya sudah terlepas.


Ceritanya berlanjut hingga selesai menjadi sarjana MIPA di Unwira Kupang. Maksi pertama kali menulis satu kalimat di Pos Kupang halaman 1 terkait wacana Calon Legislatif. Tulisan berisi pendapat saat Pos Kupang menjaring pendapat atas isu isu aktual. Selanjutnya menulis di media online weeklyline.net (sekarang suluhnusa.com) dimotivasi oleh Sandro Balawangak, dan pada akhirnya menulis karya jurnalistik, opini dan essay di berbagai media cetak dan online hingga kini telah menghasilkan 16 buku (karya sendiri dan karya bersama). 

Usai menutup cerita, Maksi mengajak anak anak menulis singkat profilnya. peserta  sangat antusias. Sesi berikut, Maksi mengajak mereka menonton sebuah video tentang kisah perjuangan orang tua yang susah payah membesarkan anak-anak mereka, walau pada akhirnya anak-anak tidak menghargai orang tua. Sesi ini dilanjutkan dengan praktik menulis puisi. Sejumlah anak, mampu menghasilkan puisi yang luar biasa. Mereka semua mendapat panggung membacakan karyanya. Suasana haru, air mata tidak bisa terbendung pada sesi ini.


Sesi terkahir di isi oleh Antonius Tuan Tanah Ruron. Jebolan Magister Universitas Negeri Yogyakarta ini membagikan tips menulis dengan kepakaan menggunakan semua indra. Penulis aktif di kompasiana.com ini mendampingi anak-anak menghasilkan karya puisi dengan obyek alam. Selanjutnya karya mereka dibacakan.


Maria Putri, salah satu peserta Bimtek Literasi mengatakan sangat senang dan bangga. Kegiatan Bimtek Literasi kali ini menjadi pengalamannya yang pertama. "Saya senang  dan bangga. Ini pengalaman pertama. Terima kasih Kepala Sekolah, Bapa Ibu guru. Dan terima kasih spesial untuk Bapa Jack, Pak Maksi dan Pak Toni yang telah berbagi ilmu untuk kami," ungkap Maria.   (*** humas PGRI Larantuka)

Posting Komentar

0 Komentar