Jakarta, Gagas Indonesia Satu.com
MENJADI imam merupakan
suatu pilihan yang secara personal namun dimensi
Ilahi rohani dipanggil khusus oleh Tuhan, menjalankan suatu
karya perutusan, mewartakan suka
cita Injil kepada semua orang. Oleh karena
suatu pilihan maka harus konsisten terhadap pilihan itu. Dengan kalimat
lain ketika “sekali menjadi imam tetap menjadi imam”, kendati pengalaman
menjadi imam, termasuk pilihan hidup
lainnya memiliki tantangan masing-masing.
Pastor Benyamin Boro Nama, SVD mengatakan hal itu dalam perbincangan menjelang Misa Syukur Perayaan Ekaristi Kudus, di rumah
Simon Tokan, Jl. Tridahma, Meruyung,
Depok, Jawa Barat, Sabtu (11 Juni 2022). Perayaan misa syukur HUT ke-19 imamat
Pastor Benyamin Boro Nama, SVD yang saat ini bertugas di Paroki Nosa Senyora Da
Esperanza – Brasil.
Perayaan misa syukur dihadiri sekitar 200-an umat yang
berasal dari Witihama – Adonara, Flores, para kerabat, handai tolan, termasuk umat ingkungan di paroki Matias
Cinere.
Menurut Pastor Benyamin
momentum kebersamaan, kekeluargaan yang dihadiri keluarga besar Witihama dan umat wilayah setempat merupakan dukungan yang sangat nyata. Ia mengatakan bahwa selama 19 tahun menjadi imam dan
berkarya di tanah misi, Brazil itu adalah
Rahmat Tuhan sangat nyata baginya.
Pastor Benyamin asal paroki
Bunda Pembantu Abadi Witihama,
Adonara ini hadir di Jakarta selanjutnya
akan berlibur selama tiga bulan di Witihama. Pastor kelahiran Pledo, Witihama ditahbiskan
pada 7 Juni 2003, selanjutnya ditugaskan
menjadi pastor di paroki yang berjumlah 28.000 umat Katolik itu.
Sebagai tradisi dalam
SVD, setiap pastor yang bertugas di luar
negeri, bisa menjalani libur selama tiga bulan, setelah tiga tahun berada di
tanah misi. Keinginan berlibur di kampung halaman sesungguhnya dijadwalkan pada
tahun lalu ( 2021) namun karena pandemi covid 19, maka baru kali ini pastor
Benyamin bisa libur dan merayakan
HUT ke-19 tahbisannya.
Kepala Paroki Nosa Senyora Da Esperanza – Brasil, ini dalam kotbahnya menceritakan tentang pengalaman
mendapat penghargaan yang diterima dari
pemerintah Brasil dari kantor legislatif
negara setempat karena
pekerjaan-pekerjaan sosial yang dilakukan. Tugas –tugas kerasulan yang dijalankan bersama rekan-rekan pastor
untuk orang miskin. Ketika menerima penghargaan itu ia mengaku
mewakili semua umat yang melakukan karya-karya sosial. “Maka
ajakan sebagai umat Katolik menjadi duta-duta kasih Tuhan, sehingga semakin
orang merasakan bahwa Tuhan itu begitu dekat’’ katanya.
Setelah menjalani liburan tiga bulan di Indonesia (Witihama), Pastor Benyamin akan melanjutkan karya perutusannya bukan lagi menjadi Pastor Paroki tapi menjadi mahasiswa di Amerika untuk studi Teologi Pastoral. ***Konradus R, Mangu
ket foto; Pastor Benyamin Boro Nama, SVD dan kelompok koor lingkungan St Matias yang menyemarakan lagu-lagu Ekaristi.
0 Komentar