Jogyakarta, Gagas Indonesia Satu.com
SITUASI keamanan Yogjakarta saat ini mulai berangsur normal setelah bentrokan berdarah yang terjadi antara kelompok pemuda NTT dan Maluku di Jalan Seturan Caturtunggal, Depok, Sleman, Yogjakarta, Sabtu 2 Juli 2022. Menurut sejumlah warga NTT yang dihubungi via telefon menjelaskan kondisi semakin aman.
‘’Saat ini sudah mulai aman tidak ada keributan lanjutan lagi karena kesigapan pihak aparat,’’ kata Fansy Kurman, Kamis (6 Juli 2022) saat dihubungi dari Jakarta.
Seperti diwartakan sejumlah media online, kelompok pemuda NTT dan Maluku terlibat bentrokan berdarah di Glow Karoke yang beralamat di Jl. Seturan Caturtunggal Sleman, Depok, Yogya, Sabtu (2 Juli 2022).
Bentrokan terjadi pada sekitar pukul 01.45 WIB. Kelompok NTT dikomandai oleh Luis, sedangkan kelompok Maluku merupakan anak buah dari Kece.
Akibat bentrokan tersebut tiga warga NTT mengalami luka-luka, sedangkan dua orang dari kelompok Maluku dikabarkan meninggal dunia.
Sumber lain menyebutkan kedua pihak berupaya damai pada Minggu (3/7) malam. Namun kedua pihak belum mencapai kesepakatan sehingga pada Senin (4/7) hingga Selasa ini, kedua kelompok terlibat dalam bentrokan.
Dari rilis yang diterbitkan kepolisian setempat, disebutkan kronologi kejadian tersebut berawal ketika Luis dan rekan-rekannya yang berjumlah 12 orang melakukan karoke di Glow Karaoke.
Pada pukul 01.30 WIB Luis dan rombongan keluar ruangan karaoke dan hendak meninggalkan tempat tersebut. Anak buah Kece dari Maluku yang berjumlah enam orang yang sedang duduk-duduk di depan resepsionis atau kasir di ruangan di bagian lobby.
Kemudian mereka menanyakan kepada kasir bernama Cecilia perihal apakah Luis dkk sudah membayar atau tidak. Cecilia mengatakan bahwa Luis dan rombongan belum membayar.
Mendengar jawaban tersebut, anak buah dari Kece mendatangi rombongan Luis sehingga terjadilah keributan di depan dan di dalam Glow Karaoke.
Rombongan Luis lalu melakukan perusakan dua buah monitor PC komputer dengan menggunakan senjata tajam dan sesaat kemudian kedua rombongan tersebut meninggalkan Karaoke Glow.
Kemudian sekitar pukul 03.05 WIB Luis bersama rombongan yang berjumlah sekitar 30 orang mendatangi Karaoke Glow dan melakukan perusakan kaca depan Glow Karaoke dengan menggunakan senjata tajam dan benda tumpul.
Akibat kejadian tersebut kaca bagian depan Glow Karaoke mengalami kerusakan.
Sekitar pukul 05.10 WIB massa dari kelompok NTT yang berkumpul di Ruko Babarsari (tempat tinggal Luis) bergerak menuju Perum Jambusari Ngemplak untuk mendatangi tempat tinggal dari Kece.
Dari video yang beredar, mereka membawa senjata tajam dan benda tumpul berupa kayu dan balok. Sebuah sumber lain menyebutkan di sana mereka sempat merusak dan mengejar anak buah Kece di kos-kosan dan menewaskan dua warga Ambon.
Dalam aksi tersebut, kelompok NTT salah sasaran melukai salah satu mahasiswa asal Papua.
Kemudian, sekitar Senin siang, kelompok Ambon menyerang balik dengan mendatangi ruko NTT di Babarsari dan membakar ruko tersebut
Aparat kemudian melakukan koordinasi guna meminimalisir terjadinya keributan meluas.
APH juga melakukan komunikasi dengan tokoh kedua belah pihak yang bermasalah dan menghimbau agar permasalahan diselesaikan secara kekeluargaan dan aturan hukum yang berlaku.
Pada Senin malam, kedua pihak akhirnya mencapai kesepakatan untuk menghentikan aksi kekerasan.
Dalam sebuah video, Luis menyampaikan minta maaf dan berjanji tidak akan membuat keonaran dengan mengejar anak-anak dari Maluku.
Sementara itu, perwakilan dari Maluku pun menyampaikan minta maaf dan berupaya menghentikan bentrokan dengan sesama saudara dari Indonesia Timur.
Namun pihaknya menuntut agar pihak-pihak yang terlibat dalam bentrokan berdarah agar diproses secara hukum karena telah menewaskan dua warga Maluku.
Konflik pun meluas dengan melibatkan kelompok Papua. Anak-anak NTT kini sedang terancam karena dikejar oleh kelompok Maluku dan Papua.
Pasukan keamanan gabungan TNI dan Polri pun turun ke lokasi kejadian untuk mengamankan situasi. (Rad Bahy)*
0 Komentar