Flores Timur, Gagas Indonesia Satu.com
Nasib kurang menggembirakan dialami oleh Dewi Astuti. Guru SD Kelas 1 di SDI Waiwadan yang dilantik dengan Surat Keputusan (SK) Bupati Flores Timur, 18 Mei 2022 yang lalu dengan tempat tugas di SDI Pajinian, kini nasibnya terkatung-katung. Pasalnya, saat Ibu Dewi Astuti melaporkan diri di SDI Pajinian dan hendak menjalankan tugas, Kepala Sekolah SDI Pajinian, Philipus Rimo Boli belum mendapatkan SK Pemberhentian dari Kepala Sekolah SDI Pajinian. Ia masih memegang SK Pelantikan menjadi Kepala Sekolah sejak diangkat pada tahun 2020 yang lalu. Dan tidak ada keterangan kemana Phipus Rimo Boli akan bertugas jika Dewi Astuti menjadi Kepala Sekolah di SDI Pajinian.
PGRI Flores Timur menerima informasi ini pada Selasa (9/8/22) dan merespon dengan menghimpun data baik dari Dewi Astuti maupun Philipus Rimo Boli.
Dewi Astuti dalam kronologinya menyampaikan, ia awalnya memang diminta sebagai Kepala Sekolah karena dari kualifikasi pendidikan, pangkat golongan sesuai memenuhi, termasuk sudah mengantongi Sertifikat Profesi Guru. Ia ketahui memang proses penjajakan Kepala Sekolah biasanya dilakukan oleh Korwil di wilayah dan diawali dengan pendekatan-pendekatan kepada Kepala guru Calon Kepala Sekolah.
"Pak...saya sebenarnya tidak ingin jadi Kepala Sekolah. Masih senang menjalankan tugas sebagai guru. Karena dalam bayangan saya, menjadi Kepala Sekolah berarti sudah matang. Nah saya ini masih taraf belajar Pak. Saya dikuatkan oleh Korwas dan informasi awal yang saya terima sebelum pelantikan, sesuai rancangan Korwas saya akan ditempatkan di SDI Waitenepang dan itu menurut saya bagus karena tidak jauh juga dari alamat domisi saya, apalagi saya ini kan seorang perempuan. Apa yang terjadi, pada tanggal 18 Mei 2022 saat pelantikan nama saya dibacakan sesuai SK menjadi Kepala Sekolah di SDI Pajinian. Jujur, saya sempat shock mendapat kenyataan ini. Mendapat tempat di SDI Pajinian untuk ukuran kami perempuan tentu sangat sulit Pak," tutur Dewi.
Dewi Astuti setelah mendapat SK sebagai Kepala Sekolah sempat mendatangi Dinas PKO Flotim, Sekda dan juga dengan suami bertemu dengan Bapa Anton Hadjon, mantan Bupati Flores Timur sehari setelah melepaskan masa jabatan sebagai Bupati Flores Timur. "Pak..saya tidak tenang setelah mendapat SK sebagai Kepala Sekolah di SDI Pajinian. Saya dengan inisiatif sendiri, membangun komunikasi dengan Dinas PKO, Sekda bahkan saya dengan suami pernah ketemu langsung dengan Pa Anton Hadjon sehari setelah masa jabatan selesai sebagai Bupati Flores Timur terkait persoalan saya ini. Namun jawaban mereka adalah, jalankan dulu SK. Atas jawaban ini saya pedomani dan melapor diri di SDI Pajinian. Namun fakta berikut yang saya temui yakni Kepala Sekolah sebelumnya di SDI Pajinian belum memdapat SK mutasi dari jabatannya dan masih aktif menjalankan tugas sebagai Kepala Sekolah. Saya lalu kembali mengadu ke Dinas PKO dan jawaban yang diterima adalah Ibu jalankan tugas, Kepala Sekolah sebelumnya dengan sendirinya turun. Lalu saya kembali ke Sekolah, Kepala Sekolah sebelum masih tetap menjalankan tugas. Saya jadi bingung Pak. Sekarang saya di rumah saja. Saya bingung mau bagaimana lagi..? Ada informasi Dinas PKO akan fasilitasi serah terima jabatan, hingga kini belum ada informasi lanjut yang saya terima," kata Dewi.
Sementara itu Philipus Rimo Boli, saat dikonfirmasi, Selasa (9/8/22) mengatakan hingga saat ia dirinya masih aktif menjabat sebagai Kepala Sekolah di SDI Pajinian. "Pak..., terkait mutasi Kepala Sekolah SDI Pajinian, saya tidak dapat informasi sama sekali. Saya masih pegang SK pengangkatan saya sebagai Kepala Sekolah. Dan saat Ibu Dewi ke sekolah, saya anggap sebagai tamu. Ditambah lagi, sertifikasi saya dibawah naungan Kemenag sehingga jika saya dimutasikan, itupun melanggar aturan. Lalu Pak..saya ini Januari 2023 sudah pensiun. Soal harga diri, sepertinya kita tidak dihargai. Kami kami dilantik secara baik-baik dan mendapatkan SK, lalu saat dimutasi tidak ada informasi, tidak SK pemberhentian? Sangat sangat kecewa. Kiranya ada jalan keluar yang bijak diambil Dinas PKO Flores Timur terkait nasib mereka ini,"ungkap Philipus.
Maksimus Masan Kian, Ketua PGRI Flores Timur berharap masalah ini bisa diselesaikan secara baik. "Sudah ada beberapa persoalan sebelumnya yang menyulitkan guru dan ada jalan keluarnya. Kita berharap persoalan inipun segera mendapat jalan keluarnya," kata Maksi. (HUMAS PGRI)
keterangan foto: Dewi Astuti
0 Komentar