Beberapa hari yang lalu, ketua DPR Puan Maharani mengunjungi Surya Paloh. Pertemuan ini dilihat sebagai jalan untuk membangun komunikasi politik sekaligus menepis anggapan publik tentang keretakan hubungan antara PDIP dan Nasdem. Kehadiran Puan yang disambut dengan pelukan seorang Surya Paloh, membahasakan sebuah kedekatan politis. Gaya politik Puan, mirip dengan Taufik Kiemas ayahnya. Publik masih segar ingatannya ketika mengingat kembali bagaimana Taufik Kiemas membangun komunikasi dengan SBY, walaupun saat itu, hubungan antara Megawati dan SBY mengalami kerenggangan. Orang yang bisa tampil untuk mencairkan suasana politik, yakni Taufik Kiemas.
Gaya politik lentur milik Taufik Kiemas, bisa dilihat dalam diri Puan Maharani. Puan mulai berani membangun komunikasi politik dengan partai lain, salah satunya dengan partai Nasdem. Puan rupanya menyadari salah satu fungsi partai politik, yakni sebagai sarana sosialisasi politik. “Fungsi ini merupakan upaya menciptakan citra bahwa partai politik memperjuangkan kepentingan umum. Lewat proses ini, para anggota masyarakat memperoleh sikap dan orientasi terhadap kehidupan politik yang berlangsung.”
sumber gambar: www.pixabay.com |
Pertemuaan sesaat yang digagas Puan tidak hanya dilihat dari kaca mata kepentingan partai PDIP saja tetapi lebih dari itu, ada bahasan yang lebih luas, yakni tentang keindonesiaan kita. Keberadaan partai siap menjaring aspirasi masyarakat terutama tentang figur-figur mana yang pantas digadang sebagai pemimpin-pemimpin masa depan. Banyak pengamat barangkali terlalu dini menilai geliat politik Puan yang dibalut dengan ambisi politik untuk mencalonkan diri menjadi calon presiden pada 2024 nanti, namun apa yang dilakukan oleh Puan adalah membuka ruang komunikasi pada partai mana pun yang memiliki kepentingan yang sama, yakni memajukan bangsa ini.
Komunikasi politik harus dibangun sedini mungkin untuk menyamakan persepsi
dan mengusung visi keindonesiaan nanti. Dengan membangun komunikasi politik
yang intens maka peluang untuk berkoalisi dengan partai mana pun akan
terlaksana dengan baik. Memang, PDIP dalam menghadapi Pilpres mendatang dan
memiliki banyak kursi di DPR telah memenuhi syarat untuk mengusung capres dan
wapres sendiri. Namun ini bukan persoalan mudah karena dalam berdemokrasi
secara langsung, mesin partai harus bekerja maksimal agar bisa mendongkrak suara. Memang dalam pemilihan umum, yang
langsung melibatkan rakyat untuk memilih, namun pengaruh partai-partai politik
juga membawa dampak pada proses perhelatan demokrasi itu. Para petinggi partai
boleh saling bertemu untuk membangun komunikasi politik tetapi jangan lupa akan
aspirasi masyarakat yang sedang mengelus-elus, siapa yang menjadi calon presiden
terkuat nanti. Hanya waktulah yang berbicara.***(Valery Kopong)
0 Komentar