Unordered List

6/recent/ticker-posts

Pernyataan Guru Honor Flotim Saat Jaring Aspirasi Sesi 2 PGRI FLOTIM

 




Larantuka, Gagas Indonesia Satu.com

Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) pada Minggu (31/8/22) kembali membuka forum untuk kedua kalinya dalam bulan Juli 2022 untuk menjaring aspirasi guru honor terkait wacana pemberhentian guru honor di tahun 2023. Pada sesi yang kedua ini, sejumlah pernyataan mengemuka yang pada prinsipnya adalah memohon kebijakan pemerintah untuk tidak memberhentikan guru honorer ditahun 2023 sesuai wacana yang sedang beredar.


Pernyataan pertama datang dari Arfah Bin Zakaria, Guru pada SMPN 1 Adonara Timur yang mengabdi kurang lebih 8 tahun ini mengatakan Dinas Pendidikan Kepemudaan dan Olahraga (PKO) mesti melakukan pendataan secara baik tenaga Non ASN saat ini di Kabupaten Flores Timur. Hal ini dilakukan menurut Arfah untuk memudahkan pemerintah Pusat manakala data itu diperlukan. "Kiranya segera ada pendataan yang komprehensif jumlah guru Non ASN di Kabupaten Flores Timur yang saat ini sedang bertugas ini. Saya juga menyatakan kalau bisa dengan pertimbangan yang logis, guru honor bisa diangkat menjadi PNS tanpa tes. Satu lagi, terkait PPPK, mestinya ada afirmasi khusus pada kelompok guru yang usianya sudah di atas 35 tahun," kata Arfah.


Agnes Boleng Oyan, Guru pada SMPN Satu Atap Nobo yang sudah mengajar belasan tahun mengatakan, sangat tampak kesenjangan antara guru PNS dan Guru Honor. "Saya melihat ada kesenjangan antara guru PNS dan Guru Honor yang sangat mencolok dari sisi kesehjateraan.  Keduanya memiliki tugas dan tanggungjawab yang sama namun perlakuan sungguh sangat berbeda. Kami guru honor selalu mempersiapkan diri dengan baik dari waktu ke waktu. Tuntutan kualifikasi harus sarjana, dengan segala daya dan upaya secara mandiri kami penuhi. Datang lagi perubahan kurikulum yang terus berganti kamipun setia mengikuti irama ini. Gaji yang sangat terbatas, kami tetap tabah dan sabar menjalankan tugas. Lalu mendengar informasi bahwa kami akan diberhentikan, ini sangat membuat kami drop. Tolonglah kami Pak. Kiranya ada kebijakan untuk hal ini Pak. Jangan berhentikan kami. Dan satu lagi ya Pak...tentang PPPK kenapa Flores Timur kemarin Formasi Bahasa Inggris tidak ada? Beberapa Mapel lain juga sangat sedikit...? Pertanyaan saya apakah Flores Timur sudah kelebihana guru...? Tidak kan...lalu...,"kata Agnes dengan nada sedikit kesal


Emeresia Jalima Muda, guru dari Adonara dengan tegas menolak wacana ini. " Tolonglah Pak, ini kami di sekolah dengan tugas dan tanggung jawab yang sama mengajar dan mendidik Anak Bangsa, kenapa kami guru honor diberhentikan?. Kiranya ada kebijakan untuk tidak memberhentikan guru honor. Kami tolak Pak. Bukalah formasi PPPK sebanyak-banyaknya terlebih untuk guru kelas yang sangat banyak tersebar pada sekolah sekolah dasar di pelosok. Mengajar dengan dedikasi dan loyalitas tinggi walau pendapatan kami selalu besar pasak dari tiang. Kami berharap wacana ini dapat diubah dengan kebijakan lain yang mengembirakan kami guru honorer,"kata Jalima.


Selanjutnya  pernyataan datang dari Dafrina Lewokeda. Guru TK dari Kecamatan Witihama ini mengatakan, jika guru honor diberhentikan, kemungkinan banyak sekolah akan tutup."Pak..jika guru honor diberhentikan, kemungkinan yang terjadi adalah, bisa bisa sejumlah sekolah TK tutup Pak. Kenapa saya katakan demikian, karena di sekolah TK guru negeri palingan Kepala Sekolah saja. Dan Kepala Sekolah tidak mengajar Pak. Jadi, menurut saya, jika Guru honor diberhentikan, kemungkinan banyak sekolah TK terancam tutup,"kata Dafrina.


Sementara itu, Edward Pope, Ketua PGRI Cabang Wulanggitang mendorong agar perlu dibentangkan data jumlah guru Non ASN di Kabupaten Flores Timur sebagai bahan pertimbangan. "Pak Ketua, kiranya bisa dibentangkan data jumlah Guru Non ASN di Kabupaten Flores Timur sehingga bisa menjadi bahan pertimbangan terkait wacana pemberhentian guru honorer. Saya sangat yakin, Guru Non ASN jumlah lebih banyak dari ASN. Saya juga berharap kiranya Pengurus PGRI Kabupaten segera membuka forum tatap muka bersama seluruh guru honor se Kabupaten Flores Timur untuk menyikapi persoalan ini," kata Edward


Menanggapi pernyataan guru guru honor Flores Timur dan permintaan Ketua PGRI Cabang Wulanggitang, Ketua PGRI Kabupaten Flores Timur, Maksimus Masan Kian mengatakan akan segera menyiapkan waktu untuk membuka forum tatap muka bersama guru guru honor se Kabupaten Flores Timur. "Ya..kita terima semua pernyataan yang disampaikan teman-teman. Sejauh ini aspirasi teman teman yang dijembatani PGRI selalu menemui jalan keluar yang baik. Tentang wacana inipun sudah dikomunikasi langsung ke Pengurus Besar PGRI dan dalam Rakornas 28 Juli 2022 telah dibahas khusus bahkan PGRI secara nasional mendorong pemerintah untuk segera mengangkat guru honor menjadi ASN tanpa tes. Terkait permintaan forum tatap muka, kita segera siapkan waktunya," kata Maksi. (Humas PGRI Flotim) 

Posting Komentar

0 Komentar