Witihama, Gagas Indonesia Satu.com
ALOYSIUS Ola Basa (72), staf pengajar di SMAK Lamaholot Witihama “pergi” menghadap Sang Pencipta, Rabu ( 20 September 2022). Dugaan sosok guru kelahiran Witihama ini mengalami serangan jantung. Keesokan hari dimakamkan secara dinas dipimpin Frans Kia Beda, sebagai pengawas Pendidikan di lingkungan PKO Kec, Witihama, Flores Timur,Prov. NTT. Acara itu dihadiri para guru, sahabat, kenalan dan handai tolan almahrum yang telah mengabdikan diri di bidang pendidikan dan kemasyarakatan.
Dalam sambutan yang disiarkan Chanel Youtube, acara liturgi pemakaman diawali dengan sambutan, menyanyikan lagu “Terima kasih guruku’ oleh kelompok paduan suara SMAK Lamaholot Witihama. Lagu ini sebagai penghormatan terakhir kepada sosok Aloysius Ola Basa yang telah mengabdikan dirinya selama bertahun-tahun di bidang Pendidikan.
Seperti disampaikan dalam pembacaan riwayat hidup dan karya, Aloysius Ola Basa yang akrab disapa Pak Aziz ini, menyelesaikan Pendidikan terakhir di UNDANA Kupang, pernah menjadi Kepala SMP Gotong Royong (kini menjadi SMP Negeri Wiitihama) tahun 1980 an menggantikan rekan gurunya, Arnoldus Sabon Lodan.
Selain mengabdi dalam bidang Pendidikan dan menjadi pelopor pendirian SMAK Katolik Lamaholot Witihama, Aziz pernah menjadi Kepala Desa Oringbele periode 1982-1985. Aziz pernah menjadi Ketua Komite dan menjadi anggota BPD Desa Oringbele. Di bidang pelayanan rohani Aziz menjadi anggota Konferia Renha Rosari paroki Bunda Pembantu Abadi Witihama (2002-2022).
Seperti disampaikan kisah ‘kepergiannya’, pada Rabu, Aziz menunaikan tugas sebagai pengajar di SMAK Witihama. Karena keperluan ingin membayar pajak di kantor Desa Oringbele, ia minta izin untuk kembali ke rumah, selanjutnya mau membayar pajak. Sesampainya di kantor, Aziz dikabarkan jatuh. Sebelumnya mengeluh sakit di bagian dada. Aziz mendapat pertolongan di kantor itu, kemudian dibawa ke RS Pulitoben Witihama. Suasana itu kembali berubah menjadi duka mendalam, ia menghembuskan nafas terakhir.
Frans Kia Beda, S.Pd dalam sambutan menyampaikan Pak Aziz Ola Basa adalah pribadi yang mengabdi dengan tulus. Ia menyampaikan terima kasih atas pengorbanan mengabdikan diri jadi pelayan Pendidikan, termasuk istri dan keluarga besar dalam mendukung dalam karya pelayanan pendidikan itu.
Kepergian sang guru ini telah memantik rasa solidaritas alumni sejumlah khsususnya angkatan SMP Gotong Royong, tahun 1985. Bahkan rasa persatuan angakatan SMP Gotong Royong ini semakin kuat dan kompak. Yos Serani Tadon, yang berkarya di Tangerang di sekolah Strada ikut bergabung dalam alumni asuhan Aziz Ola Basa, tahun 1985. Komunitas ini secara spontan berkordinasi kemudian memberikan sumbangan bagi kepergian amahrum Aziz.
Sejak Rabu, (20 September) di laman face book ramai ungkapan turut berduka cita atas kepergian Aziz menghadap sang Pencipta. Ia menghadap Nya dan meninggalkan empat orang anak serta 5 orang cucu. Selamat memasuki Jerusalem , Guru Aziz . *** Konrad Mangu/
0 Komentar