Unordered List

6/recent/ticker-posts

Mayoret dan Kisah Cinta Tenun Ikat Manggarai

 



NAMA lengkapnya  Donata Barek Sina. Nama ini menjadi sangat populer di tahun 1997, 1998. Mengapa? Ketika berusia masih remaja, ia menjadi mayoret untuk kelompok drum band di sekolah SMA Suryamandala Waiwerang- Flores Timur, NTT. Tatkala tampil sebagai mayoret namanya  menjadi  sangat terkenal, diperbincangkan khalayak karena penampilan memukau saat kunjungan Menteri Penerangan Harmoko  kala itu  mengunjungi Kab. Flores Timur. Media lokal memberitakan penampilan memukaunya.  Saat menyelesaikan pendidikan di   SMA  Suryamandala Waiwerang, ia bertumbuh menjadi remaja cantik dan memikat.

Donata, demikian ia disapa kala itu. Setelah tamat ia kembali ke Desa Riangduli, Kec. Witihama. Selanjutnya ia menikmati masa - masa remaja lalu ia mengambil keputusan sendiri  merantau ke Papua.  Dalam tradisi  Flores biasa menyebut “melarat”, Donata berkeputusan untuk hidup jauh dari kampung dan menjalani hidup sesuai dengan keinginannya.

 Di Papua ia sempat  bekerja di toko kain. Ia memiliki penghasilan, secara mandiri. Tak lama kemudian  ia berkenlana  dengan pria asal Manggarai Timur. Akhirnya menikah kemudian memiliki  anak. Sejumlah teman dekat ketika berada di Papua, menceritakan, Donata  sangat  gigih bekerja , ulet  dalam mencari tambahan penghasilan.

Rupanya semangat  berpetualang  ada dalam diri Donata. Setelah satu-dua tahun pernikahan dengan Silvester, suaminya lahirnya  buah hati  mereka. Hanya usia  5-6 bulan anaknya  harus dibawa ke Manggarai Timur.  Lagi-lagi ini keputusan bersama suaminya untuk kembali ke desa.

Pengalaman di Papua tak terlalu lama. Sekitar tahun 2000 karena ajakan suami  mereka kembali ke Manggarai. Alasan adik dari suami ada yang menjadi pastor sehingga harus ditahbiskan mereka memilih kembali ke Manggarai.

 Donata dilahirkan dari pasangan Ina Barek Angin Puhu Gelong dan Bapa Labu Lela Riang Hepat (Honihama). Sewaktu masih di bangku sekolah ia selalu tampil dengan memukau dan prestasi yang menggembirakan.

Setelah menikah, maka pasangan suami istri pun memilih 'kole beo'  di kampung asal suaminya di Dampek kecamatan Lamba Leda Manggarai (Timur) dan menjalani hidup di kabupaten lumbung padi itu.

Melalui informasi face book, akun  milik Simon Kopong Seran, Donata  dan suaminya sejak awal tahun 2000 –an berada   dan menetap di  Manggarai Timur serta menalani hidup seadanya di daerah itu.

Donata berkunjung  ke rumah Simon Kopong Seran  (2002) saat pria asal  Honhama  ini masih bertugas di Polres Manggarai. Saat bertandang ke rumah, terus terang sangat kaget karena tidak menduganya karena sebelumnya tidak pernah tahu bahwa Donata menikah dan tinggal di Manggarai. Ia datang membawa oleh-oleh hasil bumi dan tanda kenangan   sepotong kain Songke Manggarai, hasil karya tangannya sendiri. Ia menceritakan, di Dampek, ia bekerja apa saja untuk kehidupan keluarganya. Ia sangat ulet dan tekun bekerja.  

Membantu suami bekerja sawah, menanam sayuran dan langsung dijual di pasar Dampek dan Reo. Ia dengan bangga juga menceritakan, belajar dan berhasil menenun kain songke Manggarai juga tak lupa  melakukan kebiasaan ibu-ibu Lamaholot yaitu meniti jagung untuk dijual di pasar.

Setelah perjumpaan perdana itu, terjadi juga  pertemuan-pertemuan  berikutnya. Suatu waktu datang bersama anak kecilnya.  Pertemuan lain, meminta istri  membelikan terpal untuk kepentingan menjemur padi. Dan pada saat permandian anak Stefyan, maka saya pun meminta bantuan suaminya untuk membeli ayam kampung dan menghantar ke Ruteng untuk syukuran permandian. Ia juga membawa sedikit madu, dan ceritranya madu itu pun hasil panen sendiri.

Suaminya menceriterakan, untuk mendapatkan madu, dengan perjuangan yang sangat gigih. Semenjak lebah membangun rumahnya, orang pun secara rebutan  membangun rumah untuk menjaganya. Siang malam tidur di pondok kecil itu  sampai panen baru rumah dibongkar. Begitulah perjuangan untuk mendapatkan sejerigen madu hutan.

Tepatnya 9 September 2022, di Honihama Donata dipanggil  menghadap  Sang Pemilik Kehidupan. Ibu lima anak ini kemudian dibawa ke Manggarai dan dimakamkan di Manggarai Timur. Sosok sang mayoret di tahun 1990 an  dan ia menaruh cinta  tenun ikat Manggarai. Terima kasih inspirasi baik ini untuk generasi muda. Selamat memasuki Jerusalem baru, Donata. (***  Rad Bahy)

Keterangan foto.  Donata Barek Sina 

Posting Komentar

0 Komentar