Gabriel Gloi Murin, demikian nama lengkapnya, lahir di Sagu, dan dalam keseharian berprofesi sebagai seorang Guru, namun kita menjulukinya juga sebagai Bapak Koperasi. Mengapa tidak! Dalam konteks negara RI, kita mengenal Drs. Mohamad Hatta sebagai Bapak Koperasi, demikian dalam konteks lokal sekelas Adonara, bisa dijuluki demikian, dan tidak berlebihan memang.
Semenjak menamatkan PGSLTP di Kupang, pada tahun 1976 mendapat tugas sebagai Guru PNS di kabupaten Sumba Barat. Beliau bertugas di negeri Sandelwood seumur jagung saja, yaitu satu tahun dan pada tahun yang sama mendapat kepercayaan pemerintah untuk menjalankan misi sebagai Guru di Bumi Lorosae, daerah kolonial lepasan Portugis yang baru mendeklarasikan berintegrasi dengan NKRI pada tahun 1975 dan menjadi propinsi ke 27.
Bapak Gloi awalnya merintis karier sebagai Guru pada SMPN 1 Dili, dan bersama 9 Gutu lainya merintis berdirinya SMPN 2 Dili, terletak di Komoro Saat itu, lagi-lagi mendapat kepercayaan mengurus empat SMP yang berkedudukan di Dili dan Aileu, yaitu SMPN 2 Dili, SMP Islam di Kota Dili, SMPN Aileu dan SMPN kecamatan Laularan Kab. Aileu. Keempat sekolah ini harus diurus Beliau dalam waktu yang bersamaan dan semuanya harus berjalan, maka butuh manajemen waktu dan kerja ekstra. Setiap hari, dalam situasi sosial politik yang belum begitu kondusif, Beliau harus bolak balik Dili Aileu yang berjarak kurang lebih belasan km untuk mengurus sekolah.
Atas prestasi dan kiprah pegabdiannya, Beliau mendapat kepercayaan untuk menjadi Kasek SMPN Oekusi, wilayah enklave Timor Leste yang berbatasan wilayah administrasi dengan kabupaten TTU dan Kabupaten Kupang. Selama 4 tahun mengabdi di Oekusi (1986-1990), pada tahun 1990 kembali lagi ke Dili menjadi Kasek SMPN 2 Dili sampai tahun 1999, saat Timor Leste lepas dan menyatakan memilih untuk menentukan nasib sendiri melalui jajak pendapat yang difasilitasi oleh PBB.
Selama di Dili, tidak hanya bergelut di dunia pendidikan, tetapi merambah ke bidang lain yaitu mendirikan koperasi yang diberikan nama Nusa Tadon, yang anggota bukan saja anak-anak Lewotanah tetapi juga anggota dari kabupaten lain seperti Sikka dan lain-lain. Koperasi ini pun masih dilanjutkan kembali di Kupang pasca Timor Timur lepas dari NKRI.
Saat mengabdi di Kupang, sebagai Guru di SMPN 4 Airnona Kupang, pada tahun 2002, Beliau juga merintis berdirinya Koperasi Simpan Pinjam Kosama (Koli Sagu Mangaaleng) Kupang, yang mana sebelumnya sudah berdiri Kelompok arisan Ikatan Keluarga Kosama Kupang, sehingga semenjak kepemimpinan Alm. kepengurusan IKA Kosama secara eks officio diintegrasikan dengan kepengurusan KSP Kosama Kupang. Dalam menjalankan roda kepengurusan, sangat terkenal dengan ketegasan sikap tanpa mengenal toleransi. Dalam manajemen KSP Kosama yang dirintis oleh Bapak Gabriel, menerapkan bunga pinjaman yang teramat kecil yaitu 1 persen, sehingga memberikan kesejahteraan bagi anggota yang melakukan pinjaman. Di sisi lain, beberapa anggota dengan memanfaatkan jasa pinjaman, untuk kepentingan membuka usaha ekonomi produktif guna kesejahteraan keluarganya. "Yah walaupun kecil tapi sangat bermanfaat", tutur seorang Anggota.
Demikian secuil catatan atas kiprah pengabdian Bapak Gloi sebagai apresiasi atas semangat dan jiwa juangnya dalam membesarkan, merawat dan memepertahankan kelompok Ikatan Keluarga besar Kosama Kupang sehingga berdiri tegak sampai hari ini, Akhirnya.... Kami keluarga Besar Kosama Kupang mengucapkan belasungkawa yang sedalam-dalamnya semoga arwah Bapak Gloi mendapat tempat yang layak di sisi Tuhan dan keluarga yang ditinggalkan selalu mendapat kekuatan dan ketabahan dariNya. Mohon maaf kalau ada yang kurang berkenan. (** Eska Seran)
0 Komentar