Bali, Gagas Indonesia Satu.com
Dilaksanakan pada 5-7 Oktober 2022 di Hilton Resort Nusa Dua, Bali, KTT C20 digelar acara sipil 20 (C20) - sebuah platform masyarakat sipil resmi untuk G20 - yang akan menyajikan serangkaian suara dan aspirasi masyarakat sipil akar rumput dan komunitas global di berbagai isu melalui Komunike C20 kepada G20.
Di hadapan 688 orang dan organisasi masyarakat sipil di seluruh dunia yang berkumpul di KTT C20 baik secara langsung maupun virtual, Sugeng Bahagijo, Ketua C20, dan Ah Maftuchan, Sherpa C20, membacakan Policy Pack C20 dan Komunike C20 dan menyerahkannya kepada Menteri Airlangga Hartarto, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian RI, selaku perwakilan dari Presiden Republik Indonesia Joko Widodo yang menjabat sebagai Ketua G20 tahun ini.
“Pembahasannya menyeluruh, rinci, melibatkan diskusi dan dialog yang tak terhitung jumlahnya antara aktor CSO, pemerintah, dan pemangku kepentingan lainnya. Lebih dari 50 diskusi, pertemuan, seminar, dialog kebijakan dan konsultasi telah diselenggarakan”, ungkap Ah Maftuchan, Sherpa C20, tentang proses pengembangan C20 Policy Pack yang inklusif dan partisipatif. Paket Kebijakan C20 adalah produk dari C20 yang disusun dengan melibatkan 280 organisasi, mewakili pandangan Organisasi Masyarakat Sipil di 65 negara di 5 benua.
Komunike C20 terdiri dari dokumen ringkasan 2 halaman berisi serangkaian solusi untuk masalah dunia di tujuh isu tematik; (i) Akses Vaksin dan Kesehatan Global; (ii) Kesetaraan Gender dan Disabilitas; (iii) Perpajakan, Keuangan Berkelanjutan dan Utang; (iv) Lingkungan, Keadilan Iklim dan Transisi Energi; (v) SDGs dan Kemanusiaan; (vi) Pendidikan, Digitalisasi, dan Ruang Sipil dan; (vii) Anti Korupsi.
Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan apresiasinya atas solusi substansial yang diajukan oleh masyarakat sipil. Menanggapi tuntutan masyarakat tersebut, ia menyatakan G20 membutuhkan advokasi dan rekomendasi dari C20 untuk memperkuat kebijakan pemerintah. “Saya telah melihat inklusivitas C20 di mana 668 anggota di seluruh dunia hadir. Selamat! Inklusivitas sangat penting untuk mempromosikan inklusi sosial pasca pandemi. C20 memiliki peran penting sebagai mitra kunci dalam memberikan rekomendasi untuk membantu masyarakat mengatasi situasi saat ini. Kami berharap inklusivitas dapat dipertahankan. G20 membutuhkan advokasi dan rekomendasi dari C20 untuk memperkuat kebijakan kami. Policy Pack akan menjadi point of view yang berharga”, ujar Menteri Airlangga.
KTT C20 juga menandai acara puncak C20 Indonesia dan pada hari kedua KTT hari ini, Presidensi Indonesia menyerahkan kepemimpinan kepada C20 India sebagai pemegang Presidensi G20 berikutnya pada 2023. Diwakili oleh sejumlah Organisasi Masyarakat Sipil dari India yang menghadiri acara tersebut secara langsung, India menerima tongkat estafet dari Sugeng Bahagijo, Chair C20 Indonesia.
“Kami mengucapkan selamat kepada Organisasi Masyarakat Sipil India karena mereka melanjutkan Presidensi untuk tahun mendatang dan kami ingin meyakinkan Anda tentang dukungan berkelanjutan dari kami di Indonesia dan dari semua anggota C20 lainnya. Kami optimis bahwa India akan bekerja lebih jauh dalam melakukan dialog sosial yang lebih konstruktif dengan G20 dan memastikan bahwa Presidensi G20 India akan memberikan ruang yang lebih baik bagi C20 untuk terlibat dalam proses G20 India. Proses G20 harus menjadi arena demokrasi yang nyata dan substansial di tingkat global”, ucap Sugeng.
Penyerahan Komunike dan Policy Pack tidak akan menjadi aksi terakhir C20 untuk berkomunikasi dengan para pemimpin G20. C20 berencana untuk mengadakan rangkaian kegiatan lain menjelang KTT G20 mendatang pada bulan November dan mengatur side event selama KTT G20.
“Para pemimpin C20 berencana serah terima presidensi dari Indonesia ke India, mengawasi rekomendasi C20 dan implementasi komitmen G20,” tambah Aryanto Nugroho, Co-Chair C20.
C20 melihat urgensi bagi para pemimpin G20 untuk mendengarkan suara dan rekomendasi dari masyarakat sipil dan untuk berkolaborasi dengan dan untuk rakyat dan komunitas akar rumput.
“Kita telah menyaksikan dan belajar dengan krisis COVID-19, bahwa cara terbaik untuk melewati krisis adalah bekerja sama dengan pemerintah, masyarakat sipil, dan organisasi berbasis masyarakat. 'Recover Together, Recover Stronger' harus diterapkan pada organisasi masyarakat sipil, komunitas, sektor swasta, akademisi, dan semua orang, tanpa meninggalkan siapa pun,” kata Guillermina Alaniz, Komite Penasihat Internasional C20.
Selama 3 hari KTT C20, pesan-pesan kuat kepada para pemimpin G20 disampaikan melalui serangkaian kegiatan. Diskusi tematik paralel dengan berbagai topik juga digelar. Selain itu, bazar dan pameran dari berbagai organisasi masyarakat sipil yang menampilkan dan menjual produk ramah lingkungan, juga souvenir budaya lokal menghiasi KTT. Pada hari ketiga, KTT ini akan menghadirkan flashmob, serta Festival #YouAreHeard yang diisi dengan pertunjukan seni dan musik untuk merayakan perhelatan masyarakat sipil. (*** Konrad Mangu)
0 Komentar