Unordered List

6/recent/ticker-posts

Ini Cara Siswa-Siswi Lewolema Memaknai Sumpah Pemuda

 




LARANTUKA, Gagas Indonesia Satu.com 

Kepunahan Sumber Daya Alam (SDA), akan merugikan manusia dan lingkungan, karena manusia akan kekurangan dalam memenuhi kebutuhannya sehari-hari. Pantai adalah salah satu bagian dari SDA yang mesti dirawat agar tetap lestari.


Salah satu kekayaan alam di pantai adalah magrove atau bakau. Keberadaan bakau sangat bermanfaat dalam mengatasi abrasi, menjadi tempat yang nyaman untuk habitat ikan dan melindungi hempasan gelombang ke darat. Pada hamparan hutan magrove yang luas, bahkan dapat menahan gelombang tsunami. 



Pelestarian alam lingkungan menjadi tanggung jawab bersama. Melalui lembaga pendidikan, dapat didorong perang orang muda.Cara yang dapat dilakukan oleh generasi muda adalah mampu beradaptasi dan mitigasi, dimana adaptasi itu sendiri merupakan kegiatan penyesuaian diri dalam perubahan iklim, contoh sederhananya yaitu membuang sampah pada tempatnya. Mitigasi adalah aktivitas yang dilakukan untuk mengurangi bencana salah satu contohnya adalah melakukan penghijauan.


Rabu sore (26/10/22) Siswa SMP Negeri 1 Lewolema didampingi guru, melakukan penanaman bakau di Pesisir Pantai Welo Desa Painapang, Kecamatan Lewolema,dan Pantai Waimama, Kecamatan Ile Mandiri Kabupaten Flores Timur. Sedikitnya 150 siswa dan 15 guru terlibat dalam kegiatan ini.


Kepala SMPN 1 Lewolema, Wilbrodus K. Wungbelen dalam penyataannya menyampaikan, aktivitas penanaman bakau adalah bentuk implementasi rasa cinta tanah air. Upaya pelestarian alam dan bukti kepedulian generasi muda terhadap lingkungan. Terjun ke lapangan, melakukan penghijauan di daerah pesisir pantai menjadi bagian dari wujud kongkrit sumpah seorang pemuda. Sumpah tidak sekedar dengan kata-kata tetapi tampak melalui aksi nyata. Benih yang ditanam hari ini tentu tidak langsung dinikmati tetapi satu hal yang pasti, akan bermanfaat pada generasi selanjutnya,"kata Wilbrodus.


Penanaman bakau yang dilakukan oleh SMPN 1 Lewolema, turut disuport Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI). Maksimus Masan Kian, Ketua PGRI Kabupaten Flores Timur yang juga sebagai Guru IPA di SMPN 1 Lewolema mengatakan, ada banyak cara memperingati Hari Sumpah Pemuda. Membaca puisi tentang pelestarian alam, berpidato tentang pemuda, berteater tentang penyelamatan lingkungan, bernyanyi tentang keasrian alam, menulis tentang kicauan burung di tepi pantai, memotret keindahan alam, adalah aktivitas yang menarik. Namun tidak kala menarik adalah merawat dan menjaganya untuk tetap lestari melalui tindakan nyata. "Saat ini kita membutuhkan cara yang berbeda. Tidak sebatas berkata-kata dalam ruangan tetapi harus bisa beraksi di semesta. Alam saat ini membutuhkan uluran tangan kita dalam proses pemulihan.


Pembina OSIS SMPN 1 Lewolema, Fransiskus Sina Koten mengatakan, generasi muda mesti diberi ruang dan kesempatan untuk belajar hadap masalah, dan mampu mencari jalan keluar. Saat ini pantai kita mengalami kerusakan yang sangat serius. Bagaimana langkah kongkrit generasi muda? " Kita butuh upaya -upaya yang kongkrit sebabagai bentuk pembelajaran nyata kepada anak-anak. Kepedulian tentang alam lingkungan wajib hukumnya melibatkan generasi muda. Merekalah garda terdepan dalam upaya sadar menyelematkan dan melestarikan alam,"kata Frengki.





Susana Sabu, salah satu siswa SMPN  1 Lewolema merasa termotivasi dalam kegiatan tersebut. Baginya melakukan penanaman bakau bukti tangungjawab seorang anak muda akan kelestarian alam. "Saya merasa termotivaai dengan kegiatan ini. Aktivitas hari ini adalah bukti tangungjawab seorang anak muda akan kelestarian alam. Apa yang kita tanam hari ini, semoga dapat bermanfaat kelak," kata Susana.


Tidak hanya melakukan penanaman bakau, siswa SMPN 1 Lewolema juga melakukan pembersihan di pesisir pantai, dan mengekplorasi kreativitas dengan membaca puisi, orasi tentang pelestarian lingkungan dan berpidato di lokasi kegiatan.  (Maksi Masan Kian) 

Posting Komentar

0 Komentar